Horor

Mengerikan! Cerita Penampakan Hantu Anak Kecil di Unri

Nisrina Salsabila 29 April 2022 | 14:33:31

zonamahasiswa.idHalo, Sobat Zona. Gimana nih kabarnya hari ini? Semoga baik dan sehat selalu ya. Hore! Sans balik lagi menemani kalian dengan kumpulan cerita horor di berbagai kampus ternama. Kali ini Sans bakal membawa kalian ke salah satu kampus di Riau, apalagi kalau bukan Universitas Riau (Unri).

Perguruan tinggi ini terletak di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Unri didirikan pada 25 September 1962 dan memiliki kampus utama yang berlokasi di Kampus Bina Widya, Pekanbaru.

Akhir-akhir ini, Unri banyak dibicarakan warganet dengan sejumlah kasus yang menerpa. Namun, di balik itu ada cerita lain loh yang menarik untuk dikulik. Mau tahu ceritanya tentang apa?

Pasti tentang cerita-cerita pengalaman horor mahasiswa di kampus tersebut. Salah satunya yang terkenal adalah cerita tentang hantu anak kecil yang bergentayangan di sana.

Oke, biar Sobat Zona nggak penasaran dengan cerita pengalaman mahasiswa yang bertemu dengan hantu anak kecil tersebut. Yuk langsung saja Sans mulai ya ceritanya. Eitss sebelum itu, lakukan ritual terlebih dahulu yakni dengan mematikan lampu dan aktifkan mode horornya. Supaya lebih seru! Selamat membaca.

Hari itu rasanya sangat panjang bagi Kala dan temannya Windy. Apalagi hari itu tepat malam Jumat. Yah ngerti lah ya, kalau malam Jumat tuh auranya beda dari malam sebelumnya.

Oke skip tentang itu, Kala dan Windy pulang telat karena harus ngerjain deadline tugas dari dosen. Sebelum itu, mereka berdua ada kelas pengganti sekaligus kuis.

“Win, udah belajar belom buat kuis ntar?” tanya Kala.

“Belom anying, gue masih ribet sama tugasnya Pak Tono. Mana sempet belajar,” ucap Windy dengan nada agak ketus.

“Yaudah ntar ngarang bebas aja lah ntar,” lanjutnya.

Pukul 3 sore, mahasiswa lain termasuk Kala dan Windy satu per satu mulai memasuki ruangan. Setelah menunggu sekitar 15 menit, asisten dosen muncul dengan senyum sumringah.

“Selamat sore, hari ini Pak Tono nggak bisa hadir jadi saya yang menggantikan beliau,” kata asdos yang kerap dipanggil Mbak Diana itu.

“Alhamdulillah, berarti nggak jadi kuis dong mbak?” tanya salah satu mahasiswa.

“Nah kalau itu tetep nggak berubah,” ujar Mbak Diana dengan senyum lebar.

“Yaelah mbak, ditunda minggu depan aja nggak bisa ya?” rengek Windy.

“Nggak bisa, pokoknya hari ini kita kuis. Tapi sebelum itu, siapkan materi yang akan dipresentasikan,” tegasnya.

“Huuu… Baik,” jawab mahasiswa dengan serentak.

Maklum mereka masih semester 3, banyak presentasi dan tugas menumpuk dari dosen. Wajar kalau Windy nekuk wajahnya terus ketika kelas.

Kala sempat melirik wajah temannya itu, terlihat bodo amat dengan perkuliahan hari ini. Padahal dia termasuk mahasiswa yang rajin.

Setelah 2 kelompok mempresentasikan tugasnya, kini giliran Mbak Diana yang mengatur ulang posisi duduk mahasiswa agar saling menjauh. Tujuannya biar nggak ada yang saling lirik atau mencontek ketika kuis.

Asdos itu memberikan waktu setengah jam dengan 3 soal yang harus dijawab mahasiswa. Usai melihat pertanyaan yang disajikan di layar monitor, baik Kala maupun Windy saling menghempas nafas.

Kala mulai mengambil satu kertas dan menuliskan sesuatu di sana. Sementara Windy masih berkutit dengan pikirannya tentang pertanyaan kuis tersebut.

Selang waktu setengah jam, tepatnya pukul 4 sore Mbak Diana menyudahi sesi kuis tersebut. Ia pun menyuruh para mahasiswa untuk mengumpulkan jawabannya dan meninggalkan kelas.

“Win cabut yuk,” ajak Kala.

“Yuk, makan dulu lah baru kerjain tugas lain,” ucap Windy.

“Oke makan di sekitar kampus aja,” tuturnya.

Kala dan Windy bergegas menuju tempat tongkrongan alias warung tempat biasa mereka makan. Di sana mereka bertemu dengan mahasiswa lain yang sedang ngomongin cerita horor.

Windy mempersiapkan telinganya dengan tajam, dia mendengar bahwa salah satu dari mereka pernah menjumpai penampakan anak kecil di sekitar parkiran.

“Kemarin pas pulang gue sempat lihat bocah di parkiran. Kirain gue anak satpam gitu, ternyata bukan mukanya serem banget asli,” terang salah satu mahasiswa.

“Beneran lo? Gue pernah denger sih katanya emang ada hantu anak kecil yang gentayangan di kampus ini,” lanjut mahasiswa lain.

Entah benar nggaknya, Windy yang mendengar cerita itu percaya dengan keberadaan hantu anak kecil tersebut. Buktinya, bulu kuduk Windy mulai berdiri tanda ia ketakutan.

Sedangkan Kala lagi asyik mengobrol dengan mahasiswa lain, ya sebut saja pacarnya lah. Nggak lama kemudian, Kala nyamperin Windy dan mereka makan bersama.

Singkat cerita, setelah makan Kala sempat berpamitan dengan pacarnya untuk mengerjakan tugas dengan Windy. Temannya itu sudah menunggu Kala di depan warung.

“Kal buruan ntar kemaleman kita,” seru Windy yang sudah siap bertempur dengan tugasnya.

“Iya bentar,” jawab Kala.

Bremm..

Windy dan Kala langsung tancap gas ke gedung tempat kuliahnya tadi. Mereka memilih mengerjakan tugas dekat ruangan kelas sebelumnya.

Sementara saat ini sudah menjelang magrib, usai salat mereka berdiskusi panjang lebar mengenai presentasi dan tugas dari dosen.

Mereka memilih tempat yang tepat, pasalnya masih banyak mahasiswa yang sama-sama mengerjakan tugas di sana.

Padahal biasanya, jarang mahasiswa berada di gedung ini untuk mengerjakan tugas. Apa karena hari itu malam Jumat ya?

Ah entahlah, yang jelas sama sekali nggak ada hal aneh apapun yang terjadi pada Kala maupun Windy. Mereka mengerjakan tugas sembari mendedangkan lagu Korea favoritnya.

Kira-kira sekitar jam 9 malam, mereka sudah mulai lelah dan mengantuk. Kala pun mengajak Windy untuk menyudahi pengerjaan tugas hari ini.

Mereka segera bersiap-siap merapikan buku dan laptopnya yang berserakan. Kala jalan terlebih dahulu meninggalkan Windy yang masih berkemas.

“Kal tungguin,” ujarnya.

Kala hanya mengangguk tanpa menoleh ke belakang. Windy pun berlari kecil mengejar temannya itu. Ketika hendak menuju tempat parkir, Windy baru ingat, ia memarkirkan motor Kala di parkiran fakultas sebelah yang lumayan jauh jaraknya.

“Eh Kal, gue tadi markir motor lu di fakultas sebelah,” kata Windy dengan menyunggingkan senyum tipinya.

“Jauh amat Win hmm,” balas Kala.

Saat perjalanan menuju parkiran, mereka bersenda gurai membicarakan kisah asmara Kala dengan sang kekasih. Sementara Windy menanggapi dengan tawa khasnya yang menggelegar.

Nggak terasa mereka mulai memasuki parkiran dan masih tetap dengan tawaan serta candaan dari keduanya. Namun, saat berjalan tiba-tiba saja Kala dikagetkan dengan seseorang yang melintas di depannya.

Srett

“Apaan tuh barusan?” celetuk Kala dengan mencari-cari orang yang melintas tersebut.

“Hah apa? Lu liat apa?” tanya Windy dengan raut wajah mulai serius.

“Itu tadi gue lihat ada orang lewat barusan, cepet banget Win,” jelasnya.

Windy hanya diam nggak menanggapi, pikirannya sudah melayang entah ke mana. Ia terlihat ketakutan.

Mereka pun berjalan perlahan mendekati motornya, dan lagi..

“ITUU!!” teriak Kala sembari menunjuk seorang bocah yang lari ke sana kemari.

Windy mematung seketika menyaksikan hantu atau manusia yang sedang dilihatnya sekarang. Kala memegang lengan Windy dan berkata jika bocah itu mungkin anak dari salah satu satpam.

“Win mm-mungkin itu anak satpam, udah yuk pulang aja,” ajak Kala dengan nada gemetaran.

Temannya itu hanya mengangguk dan berjalan ke arah motor Kala. Dengan tangan gemetaran, Kala menyalakan motornya diikuti dengan Windy yang sudah siap menaiki motor itu.

Srett

Kali ini mereka berdua diam saja dengan menyaksikan bocah itu yang kembali berlarian di sekitar Kala dan Windy. Kala mengisyaratkan sesuatu pada temannya dan segera dibalas dengan anggukan.

Mereka perlahan meninggalkan tempat parkir itu, tapi..

AAKKKHHH!!

Bruk

Kala dan Windy terjatuh, kaget melihat bocah itu tiba-tiba muncul di depannya dengan mengenakan pakaian yang berlumuran darah.

Nggak lama setelah menampakkan diri, bocah itu berlari kea rah semak-semak dan menghilang begitu saja.

Dalam ingatan Windy, terekam jelas sosok hantu anak kecil itu dengan rupa seperti baru mengalami kecelakaan. Sementara temannya Kala berusaha berdiri dan ingin segera meninggalkan tempat itu.

Wajah mereka berdua sangat pucat hingga seperti mayat hidup. Mereka melajukan motornya dengan kencang tanpa peduli apapun.

Keesokan harinya, Kala menceritakan pengalaman mengerikan itu pada temannya yang lain. Namun sayangnya semenjak kejadian itu, Windy tiba-tiba sakit dan izin nggak mengikuti perkuliahan.

Kala sempat mendengar dari temannya, kalau hantu anak kecil itu kabarnya adalah korban kecelakaan dan meninggal saat kejadian. Penampakan anak kecil yang bergentayangan di sekitar parkiran kampus pun menjadi legenda hingga saat ini.

Mengerikan! Cerita Penampakan Hantu Anak Kecil di Unri

Hmm, entah ada yang percaya atau nggak dengan cerita tersebut. Bagaimana menurut Sobat Zona, pernah mengalami kejadi serupa seperti Kala dan Windy? Kalau ada, boleh nih tulis di kolom komentar ya. Sampai jumpa.

Baca Juga: Pengalaman Mahasiswa di Lab Kimia Angker Universitas Andalas (Unand)

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150