
Zona Mahasiswa - Menjelang tugas akhir, memilih judul skripsi bisa jadi hal yang membingungkan. Apalagi, judul skripsi kuantitatif dan kualitatif punya karakteristik dan tujuan yang sangat berbeda. Salah memilih bisa berakibat fatal pada keseluruhan penelitianmu.
Baca juga: Mahasiswa Semester Akhir Wajib Ngerti! Gini Cara Biar Nggak Gugup Waktu Sidang Skripsi
Sebagai mahasiswa yang akan menempuh tugas akhir, kamu wajib memahami perbedaan keduanya agar skripsimu tidak salah arah sejak awal.
Perbedaan Mendasar: Tujuan Penelitian
Perbedaan paling utama terletak pada tujuan penelitiannya.
- Penelitian Kuantitatif: Bertujuan untuk menguji teori atau mengukur hubungan antar variabel. Hasilnya berupa angka dan statistik.
- Penelitian Kualitatif: Bertujuan untuk menggali dan memahami suatu fenomena secara mendalam. Hasilnya berupa deskripsi, narasi, dan interpretasi.
Dari tujuan ini, lahirlah karakteristik judul yang berbeda.
Ciri-ciri Judul Skripsi Kuantitatif
Judul skripsi kuantitatif cenderung lebih terstruktur, terukur, dan fokus pada hubungan sebab-akibat.
- Menggunakan Kata Kunci Kuantitatif: Judulnya sering menggunakan kata seperti "Pengaruh," "Hubungan," "Korelasi," "Efektivitas," atau "Perbedaan."
- Mencantumkan Variabel Secara Jelas: Judul kuantitatif harus menyebutkan setidaknya dua variabel, yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
- Menyebutkan Subjek atau Objek Penelitian: Judul harus mencantumkan populasi atau subjek yang menjadi objek penelitian.
Contoh Judul Kuantitatif:
- "Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan pada Restoran X di Kota Malang."
- "Hubungan antara Lingkungan Kerja dengan Kinerja Karyawan di PT ABC."
- "Efektivitas Penggunaan Metode Belajar Online terhadap Hasil Belajar Siswa SMA."
Ciri-ciri Judul Skripsi Kualitatif
Judul skripsi kualitatif lebih fleksibel, mendalam, dan deskriptif. Fokusnya bukan pada angka, melainkan pada makna di balik sebuah fenomena.
- Menggunakan Kata Kunci Kualitatif: Judulnya sering menggunakan kata seperti "Studi Kasus," "Analisis," "Fenomenologi," "Peran," "Representasi," atau "Implikasi."
- Fokus pada Konteks atau Fenomena: Judul kualitatif tidak selalu mencantumkan variabel secara eksplisit, tetapi lebih fokus pada konteks atau fenomena yang ingin digali.
- Menyebutkan Subjek Penelitian dan Latar Belakangnya: Judulnya seringkali lebih panjang dan mendalam, menyebutkan subjek dan konteksnya.
Contoh Judul Kualitatif:
- "Studi Kasus tentang Pengalaman Mahasiswa Semester Akhir dalam Mengelola Stres Akademik."
- "Analisis Peran Media Sosial dalam Membentuk Opini Publik pada Isu Politik di Indonesia."
- "Representasi Perempuan dalam Iklan Kecantikan di Televisi: Analisis Semiotika."
Mana yang Cocok untukmu?
- Pilih kuantitatif jika kamu suka berurusan dengan angka, data, dan uji statistik. Kamu punya minat untuk menguji teori yang sudah ada.
- Pilih kualitatif jika kamu suka berinteraksi dengan orang lain, melakukan wawancara mendalam, dan menganalisis makna di balik sebuah fenomena.
Memahami perbedaan ini sejak awal akan membantumu menentukan arah penelitian, menghindari revisi yang tak perlu, dan mempercepat proses skripsimu.
Baca juga: Hal yang Wajib Mahasiswa Baru Lakukan saat Masuk Semester 1
Komentar
0