Berita

Kisah Mahasiswi UNY dari Keluarga Miskin yang Perjuangkan Keringanan UKT Hingga Meninggal Dunia

Alif Laili Munazila 13 Januari 2023 | 17:59:17

Zona Mahasiswa - Kemudahan mengakses fasilitas pendidikan nyatanya belum merata di negeri tercinta ini. Hal itulah yang dirasakan Riska, seorang mahasiswi UNY yang gagal memperjuangkan UKT nya hingga terpaksa berhenti kuliah dan akhirnya meninggal dunia.

Baca juga: Perjuangan Adia, Bersekolah Sambil Jual Sayur Keliling Demi Mengejar Cita-Cita

Riska, Mahasiswi UNY yang Gigih Perjuangkan Keringanan UKT

Nur Riska Fitri Aningsih, begitulah nama lengkap sosok yang akrab dipanggil Riska ini. Riska adalah seorang mahasiswi jurusan Pendidikan Sejarah angkatan 2020 di Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Riska menjadi sosok teladan keteguhan mahasiswa dalam memperjuangkan haknya. Riska viral di media sosial karena kisahnya diabadikan di thread Twitter akun @rgantas. Thread tersebut mengisahkan tentang perjuangan Riska dalam mengajukan keringanan UKT pada UNY agar dirinya bisa terus berkuliah.

Gadis asal Purbalingga ini sangat berambisi untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Ambisi itulah yang membawanya berani merantau ke tanah Yogyakarta dengan hanya bermodalkan uang 130 Ribu. Nyatanya, uang tersebut hanya cukup ia gunakan untuk ongkos bis dan kehidupannya selama seminggu.

Keluarga Riska berasal dari kalangan yang kurang mampu. Orang tuanya hanyalah pedagang sayur gerobakan di pinggir jalan. Dengan pekerjaan seperti itu, berat bagi sang ibu untuk membiayai kehidupan dan pendidikan Riska serta ke-empat adiknya.

Yang mencengangkan, dengan kondisi perekonomian seperti itu Riska malah mendapatkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar 3,14 Juta dari UNY. Riska dan keluarga lantas kebingungan bagaimana harus membayar UKT tersebut tiap semesternya.

Pemilik akun @rgantas juga membagikan informasi bahwa kasus nominal UKT mahasiswa UNY yang melampaui batas finansial seperti yang terjadi pada Riska sudah banyak terjadi. Dari hasil temuan akun @unybergerak, tercatat lebih dari seribu mahasiswa yang mengisi angket menunjukkan angka 97% keberatan dengan nominal UKT UNY.

Riska kala itu memang telah mengisi nominal pendapatan keluarganya sesuai faktanya. Namun, ketika harus mengunggah berkas-berkas yang diminta, ia tak memiliki laptop. Sehingga, Riska harus meminjam ponsel milik tetangganya di desa.

Namun karena ponsel si tetangga tak cukup canggih, beberapa berkas Riska gagal terunggah. Riska kala itu mengira karena hal inilah nominal UKTnya menjadi melambung tinggi hingga 3,14 Juta.

Riska sempat pesimis tak bisa kuliah. Namun orang-orang di sekitarnya membantunya dengan memberikan sumbangan uang sehingga ia bisa berkuliah selama beberapa semester.

Selama berkuliah, ia berusaha keras mendapatkan beasiswa dan bekerja paruh waktu agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membayar UKT nya. 

Riska bukannya tak pernah berusaha. Di awal perkuliahan, dirinya sempat bolak-balik ke Rektorat UNY untuk mengajukan keringanan UKT. Tapi, Riska merasa jika dirinya hanya dipermainkan birokrasi kampus. Ia mengumpamakan dengan "kaya bola yang lagi dimainin oper sana sini nggak jelas".

Sang pemilik akun @rgantas pernah membantu Riska agar bisa bertemu dengan salah satu petinggi kampus. Pihak petinggi akhirnya meminta beberapa dokumen agar nominal UKT Riska bisa diuruskan. Namun, UKT Riska hanya turun sejumlah 600 Ribu saja.

Keteguhan dan semangat Riska bukan tanpa alasan. Ia ingin menjadi seorang sarjana agar suatu saat nanti dirinya dapat membantu mengangkat masa depan adik-adiknya yang masih kecil-kecil.

Hingga akhirnya pandemi menyerang dan mulai meruntuhkan semua usaha Riska. Semester itu menjadi semester terakhir Riska bisa berkuliah di UNY.

Di semester selanjutnya, Riska akhirnya terpaksa harus mengubur mimpinya dalam-dalam. Ia tak bisa lagi membayar UKT. Sang pemilik akun percaya bahwa Riska hanyalah cuti untuk bekerja dan berusaha untuk kembali berkuliah lagi.

Cita-cita Riska Terpaksa Terkubur Selamanya

Riska adalah sosok pekerja keras. Sejak masih kecil dulu, ia sudah giat membantu ibunya berjualan jajanan anak-anak di sekolah. Riska bahkan merupakan seorang pesilat. Ia bahkan juga berusaha mencari uang dengan mengikuti pertarungan silat bebas.

Namun, Riska diam-diam mengidap penyakit Hipertensi yang cukup parah. Penyakitnya diperparah dengan ancaman putus kuliah yang membuat kondisinya semakin memburuk.

Setelah putus kuliah, terdengar kabar jika Riska sedang kritis di rumah sakit. Menurut kabar yang beredar, pembuluh darah di otaknya pecah.

Beberapa saat berjuang, Riska akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada 9 Maret 2022 lalu. Ia meninggalkan keluarganya dengan penyesalan terbesar.

Riska sebetulnya memiliki mimpi dan jiwa kemanusiaan yang begitu besar. Kala pandemi mengahantam, beberapa mahasiswa UNY menginisiasi gerakan untuk membangun Bank UKT agar teman-teman yang tak mampu bisa terus berkuliah.

Riska menjadi salah satu yang antusias untuk membantu gerakan tersebut. Ia dengan semangatnya mengatakan curahan hatinya.

"Apa yang bisa aku bantu, aku juga mau bantu. Karena aku sendiri juga ngerasain susahnya bayar UKT," ucap Riska.

Atas thread Twitter viral tentang kisah Riska ini, banyak netizen yang menyoroti sikap UNY yang tak kooperatif dalam membantu mahasiswanya agar bisa terus berkuliah. Salah satunya, Riska.

Kisah Mahasiswi UNY dari Keluarga Miskin yang Perjuangkan Keringanan UKT Hingga Meninggal Dunia

Itulah ulasan mengenai kasus seorang mahasiswi UNY dari kalangan keluarga miskin yang terus memperjuangkan keringanan UKT nya namun sia-sia hingga akhirnya ia terpaksa putus kuliah dan meninggal dunia tahun lalu.

Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.

Baca juga: Ratusan Pelajar Remaja Hamil di Ponorogo, Pengajuan Pernikahan Dini Membludak

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150