zonamahasiswa.id - Halo, Sobat Zona. Gimana kabarnya? Semoga baik dan sehat selalu ya. Sans balik lagi nih menemani kalian di Jumat malam ini dengan cerita horor dari berbagai kampus. Kali ini Sans masih di Sumatera, lebih tepatnya Universitas Sumatera Utara (USU). Hmm, ada yang pernah ke kampus ini nggak ya?
Universitas Sumatera Utara (USU) awal berdirinya bernama Yayasan Universitas Sumatera Utara. Pada 4 Juni 1952, Gubernur Sumatera Utara memelopori pendirian yayasan tersebut dengan tujuan memenuhi keinginan masyarakat Sumatera Utara khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya. Mulanya hanya ada Fakultas Kedokteran, Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,dan Fakultas Pertanian.
Lalu, tahun 1957 Ir. Soekarno meresmikan USU sebagai perguruan tinggi di Indonesia. Disusul peresmian Fakultas Teknik dan Ekonomi pada 1959. Dari sana, semakin lama USU semakin berkembang hingga sekarang memiliki berbagai fakultas, serta fasilitas demi menunjang kegiatan akademik.
Namun, di balik itu USU tetaplah seperti kampus pada umumnya yang memiliki ratusan cerita termasuk mistis. Salah satunya berada di kawasan pintu IV Universitas Sumatera Utara dan digadang-gadang sangat angker. Bahkan, beberapa mahasiswa pun mengungkap jika pernah melihat sesosok penunggu di situ sedang berjalan-jalan. Lalu, siapakah dia sebenarnya?
Nah, biar Sobat Zona nggak penasaran lagi dengan cerita menyeramkan pintu IV USU dan siapakah sosok misterius yang berada di sana, yuk langsung aja Sans mulai ceritanya. Eh, jangan lupa ya untuk matikan lampu dan aktifkan mode horornya supaya lebih seru. Selamat membaca!
"Oi, Banu aha do kabar?" teriak Jerry dari jarak yang cukup jauh. Suaranya menggelegar sehingga beberapa mahasiswa turut menoleh ke arahnya.
"Kau cakap macam di hutan," balas Banu.
"Biarlah. Semua orang harus tau kalau ada manusia tertampan di muka bumi," katanya jumawa sebari menempuk-nepuk dadanya.
"Alah. Banyak cincong," Banu meninggalkann Jerry begitu saja dan masuk ke fakultasnya.
“Alamak. Si Effendy bikin kita kerepotan. Kenapa dia tak mencari hari lain saja?” Denis mengusap wajahnya frustasi.
“Eh, kau kenapa? Masih pagi udah asem itu wajah,” kata Jerry.
“Heish, rusuh kali manusia ini,” balas Denis.
Pagi itu memang mahasiswa teknik tersebut mendapatkan sebuah kejutan dari dosennya, Pak Effendy. Beliau menginformasikan kalau mahasiswanya harus segera mengumpulkan tugas dengan tenggat waktu besok pukul 7 pagi.
Bayangkan. Pak Effendy baru memberi tugas hari ini dan harus selesai besok pagi. Terkumpul rapi di meja ruangannya. Luar biasa.
“Mau nggak mau kita harus selesai hari ini,” kata Banu.
Memang hanya pria itu yang terlihat cukup ambisius di matkul Pak Effendy. Bukan ambis juga sih, berhubung ia masih ada hubungan darah dengan dosen tersebut.
“Eh, bujuklah Bapak Tua-mu yang satu itu. Bilang kalo tanggungan kita ini nggak cuma mata kuliahnya aja," Jerry dan Denis mulai melancarkan aksinya. Mareka akan memanfaatkan situasi di mana Banu dan Pak Effendy masih saudaraan. Jadi rencananya harus berhasil.
Sedangkan, Banu hanya mengernyit lalu menatap kedua temannya aneh.
"Usaha sendiri. Pakai itu otakmu biar nggak tumpul," ujarnya sarkas.
"Sialan!"
Dan akhirnya di sinilah mereka. Sore hari dengan cahaya matahari tetap terik menyinari gazebo. Ditambah lima anak manusia yang sedang berjibaku dengan laptop berisi lembaran tugas-tugas untuk besok.
Jangan kau ganggu hidupku lagi
Sudah jelas kini yang kau mau
Kau sakiti hati ini 'tuk kesekian kali
Memang ku cinta
Namun tak begini
“Siapa pula yang berani bikin Denis Sibarani galau gegana ini?” cibir Jerry dengan gaya menyebalkannya. Sedangkan yang disindir pun hanya diam sambil tetap melanjutkan liriknya.
“Jam 5 mau balik ah. Kasihan mamakku pasti berdiam di rumah menunggu anaknya yang rupawan ini kembali dari menuntut ilmu,” lama-lama Jerry terdengar seperti pujangga gadungan.
Nggak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore dan kondisi mereka masih tetap sama. Bedanya, sekarang gazebo itu sudah jadi tempat tongkrongan ala anak-anak cowok.
“Aku tadi waktu beli makanan di warung sebelah liat cewek cantik bro,” kata Josua sambil matanya menerawang ke langit petang.
Banu, Denis, Jerry, dan Hendrik hanya mendengus geli. Nggak menyangka kalau lelaki paling slengean ini bisa terpesona juga ke lawan jenis.
“Kau sehat kan Jos?” tanya Hendrik dengan pandangan menyelidik.
“Kurang ajar kau. Eh, tapi serius aku nggak bohong. Ada cewek cantik pakai baju merah. Cuma nggak keliatan wajahnya. Tapi, yakin banget kalau dia idaman,” ujar Josua seraya membayangkan pertemuannya tadi yang nggak sengaja.
“Jaman sekarang jarang ku liat cewek-cewek PD pakai baju merah,” yang lain turut mengiyakan.
“Ah, besok wajib cari tau dia mahasiswi jurusan apa,” sambungnya lagi.
“Udah. Daripada omong kosong terus mending selesaiin ni tugas. Kau mau ditemani sama mbak-mbak di sini?” Banu tiba-tiba saja menakut-nakuti.
“Eh, babi. Jangan kau berani nyebut-nyebut makhluk terkutuk itu ya,” Jerry mendadak heboh.
“Lah, siapa suruh kalian ribut terus?” Hendrik ikut-ikutan.
Hingga akhirnya mereka berlima berhasil menyelesaikan tugas Pak Effendy dengan cukup baik walaupun ada aja yang diobrolin.
“Alamak. Kita harus lewat pintu IV?” pertanyaan Josua mengagetkan mereka semua.
“Hah? Ngapain nggak lewat depan aja?” tanya Banu.
Namun, ternyata gerbang utama sudah ditutup dan dengan sangat terpaksa harus lewat sana. Lalu, mereka bersama-sama menaiki motor dan melajukan ke arah pintu IV. Tapi, tiba-tiba...
CIITTTTTT
Josua mendadak mengerem dan berhenti di tengah jalan. Kedua matanya menatap lurus ke arah depan. Di sana ia melihat sesosok cewek berbaju merah yang tadi dilihatnya.
“Itu cewek yang tadi ku lihat. Si cantik,” katanya.
Tapi, kenapa kok dia berhenti di situ sambil sesekali mondar-mandir?
Semula tak ada yang aneh hingga tiba-tiba sosok tersebut menoleh mungkin karena merasa ada yang memperhatikannya.
Cewek berbaju merah tadi perlahan menolehkan kepalanya. Hingga tiba-tiba...
HIHIHIHIHI. Perempuan tadi malah tertawa cekikikan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
AAAAAAAAA. Semuanya berteriak kencang dan buru-buru melajukan motornya.
Karena, cewek baju merah tadi berjalan semakin cepat ke arah lima cowok itu. Matanya melotot dan menunjukkan raut wajah bengis.
HIHIHIHIHIHIHI HIHIHIHIHI. Suaranya begitu mengerikan sekaligus memekakkan telinga.
Kemudian, kelima cowok itu panik dan terbirit-birit melajukan motor tersebut.
Kampus Menyeramkan nan Angker Universitas Sumatera Utara (USU)
Entah percaya atau nggak dengan cerita tersebut, kembali ke masing-masing individu. Bagaimana menurut Sobat Zona, ada yang punya kisah sama seperti mereka?
Kalau ada, yuk sharing sama Sans. Nah, kalau menurut Sobat Zona kampus mana lagi ya yang harus Sans ulas tentang cerita horornya? Tulis di kolom komentar ya.
Baca Juga: Penampakan Misterius Perempuan Bergaun Hitam di Unila
Komentar
0