zonamahasiswa.id – Orang-orang yang bertemu mahasiswa akhir masih sering bertanya kapan lulusnya, apalagi kapan nikahnya. Tak tahu apa sebabnya, tak jelas apa tujuannya.
Jika kalian bertemu dengan seseorang berwajah kusut dengan kantung mata menghitam, terkesan memaksakan senyuman, sedikit terlihat antusias, dan biasanya disertai dengan sorot mata seperti menanggung banyak beban hidup. Bisa jadi dia adalah seorang mahasiswa akhir.
Biasanya orang-orang ini akan sering kalian temui baik dalam tongkrongan maupun pada pertemuan keluarga. Tidak apa-apa jika kalian tidak ingin menyapanya. Atau sekedar melempar senyum pun juga tak apa.
Karena jika sekali bertemu dan kalian bertanya ‘sudah sampai mana skripsinya?’ atau ‘kapan lulusnya?’ atau paling parah ‘kapan nikahnya?’, maka jangan salahkan siapapun jika nama kalian tertulis dalam daftar orang-orang perusak mood yang harus ia hindari kapan pun di mana pun.
Melalui tulisan ini, izinkan Mimin menyuarakan hati para pejuang sarjana yang sekalipun tidak ingin kalian tanyakan kabar dari studinya. Sama sekali tidak ingin. Karena Mimin juga seorang mahasiswa akhir, jadi jangan meragukan pendapat Mimin tentang hal ini. Kena tampol kalau ada yang menyanggah. Lagi capek juga nih, habis ngerjain revisi.
Baca Juga: Apa Salahnya Sih Menjadi Mahasiswa Kupu-Kupu? Toh, Tujuannya Juga Menuntut Ilmu
Wajar Menurut Orang Lain, Tidak Wajar Menurut Kami
Kalau kalian sekiranya terlalu penasaran ingin menanyakan pertanyaan-pertanyaan tersebut, sebenarnya para mahasiswa akhir akan menjawab biasa-biasa saja. Beberapa dari mereka pasti akan menjawab apa adanya. Mulai dari menjawab sudah mengerjakan bab berapa, sudah sampai tahap mengerjakan apa, atau sekedar senyuman dan menjawab ‘baru masuk bab 4, pakde’.
Namun, dalam hati mereka membatin sumpah serapah ‘mengapa pertanyaan ini ditanyakan lagi sih? Apa nggak ada pertanyaan lain’.
Banyak juga yang mengira bahwa mahasiswa akhir akan baik-baik saja ketika ditanya ‘kapan lulus?’ dan ‘sudah sampai mana skripsinya?’. Kan sudah semester akhir, jadi rasanya wajar-wajar saja jika ditanyai kapan lulus, wong udah waktunya. Wajar kalau ditanya ‘kapan nikah’, kan sudah berusia dua puluhan. Begitu kata mereka.
Wajar memang bagi penanya.Tapi tidak dengan yang ditanya, terutama mahasiswa akhir.
Tidak Tahu Saja Mereka Perjuangan Mahasiswa Akhir
Mudah sekali memang bertanya. Wajar, kata mereka jika bertanya. Aslinya tidak tahu saja mereka perjuangan mahasiswa akhir seperti apa. Mereka tidak mau tahu bagaimana rasanya revisi skripsi yang dikerjakan setengah mati sehari semalam, keesokan harinya kena coret dengan brutal oleh dosen ketika bimbingan. Belum lagi tingkat PHP dosen setingkat lebih tinggi daripada gebetan kalian semua.
Janjian ketemunya jam 10, tiba-tiba mundur jam 2. Satu jam kemudian pas di chat lagi,ternyata sudah pulang ke rumah karena kelelahan. Tidak cukup sampai di situ. Kalau ingin menentukan hari dan jam bertemunya juga nangudzubillah susahnya. Beberapa dosen baru membalas chat dari mahasiswa bimbingannya berminggu-minggu kemudian, bahkan ada yang tidak membalas sama sekali.
Bagaimana? Belum cukup miris derita para pejuang tugas akhir? Sudah bisa merasa jengkel, sebal, dan marah jadi satu, hanya karena satu pertanyaan yang kalian anggap remeh dan ‘wajar’ itu? Makanya, jangan heran kalau mahasiswa akhir yang dicecar pertanyaan tersebut langsung bad mood.
Motivasi Dadakan? Tidak Mempan Lagi Buat Kami
“Temennya tante dulu ada yang cuma sebulan kelar sebulan. Ayo, kamu harus semangatâ€.
“Ayo dong, kamu kok lama banget? Aku aja udah dapet kerja, masa kamu nggak mau nyusul?â€.
“Kalo udah lulus kamu enak, udah nggak ada bebanâ€.
Perlu kami ingatakan bapak ibu, ucapan-ucapan tersebut tidak lagi ada pengaruhnya pada mahasiswa akhir. Motivasi yang bikin kita tetap semangat adalah berhenti mendapatkan pertanyaan-pertanyaan ‘kapan lulus?’, ‘kapan nikah?’, atau kapan-kapan lainnya.
Biarkan kami mengerjakannya dengan tenang dan sesuai dengan jalan dan ritme hidup kami saja. Dengan berhenti bertanya sudah cukup membantu, kok.
Pertanyaan ‘Kapan Nikah’ Apa Hubungannya dengan Skripsi?
Sebenarnya pertanyaan ini tidak ada hubungannya dengan selesai tidaknya skripsi. Tapi kenapa ini kerap kali ditanyakan? Apakah pertanyaan ‘kamu apa kabar?’ sudah terlalu biasa untuk menjadi basa-basi? Harus banget sekali ketemu langsung bertanya ‘kamu kapan nikahnya?’.
Kalau yang ini bukan risih, lebih ke bingung  untuk menjawabnya. Kalau yang punya pacar, masa langsung mau nanya pacarnya kapan mau menikahi? Yang jomblo, masa mau ngajak oppa nikah  ngajak temen nikah, terus jawab ‘minggu depan, tante’. Kan nggak logis?
Terus, kalau sudah kami jawab pertanyaan ‘kapan nikah’-nya, apa pengaruhnya dalam kehidupan kalian? Sepertinya tidak, bukan? Herannya itu selalu saja ditanyakan pada mahasiswa akhir. Terutama cewek-cewek, nih. Seakan-akan hidupnya tidak lengkap kalau belum pernah ditanya kapan nikah.
Meskipun lagi skripsian, ternyata tidak menyelamatkan mahasiswa akhir dari pertanyaan ‘kapan kamu nikahnya?’. Padahal jelas-jelas tidak ada hubungan antara skripsi dan pernikahan. Kecuali kalau penelitian skripsinya mengenai pernikahan sih.
Pilihan Pertanyaan Lainnya untuk Ditanyakan Pada Mahasiswa Akhir
Kalau ada yang masih bingung dengan pertanyaan apa saja yang bisa dijadikan untuk basa basi dengan mahasiswa akhir, Mimin kasih daftarnya, mulai dari yang biasa hingga yang sangat tidak biasa, atau yang absurd sekalian.
- “Kamu apa kabar? Sehat?â€
- “Sehat kan kamu? Kok kayaknya agak lesu?â€
- “Wah, kita ketemu lagi. Kamu sehat kan? Bagaimana kabar mama papa?â€
- “Teman kita kayaknya baru wisuda ya? Kamu jangan buru-buru, nikmatin prosesnya duluâ€
- “Kamu kayaknya nambah tinggi. Suka nyemil bambu ya akhir-akhir ini?â€
- “Tahu drama Start Up? Kamu ngikutin dramanya tidak?â€
- “Ayah kamu kumisnya masih miring sebelah, tidak?â€
- “Masih suka sama mie ayam deket kampus, nggak? Masih ingat sama rasanya?â€
- “Dosen mana ya yang kira-kira masih ingat sama nama mahasiswanya yang kesandung toga waktu penyerahan ijazah?â€
- “Coba tanya laptopmu, apa kabar dia? Masih kuat menghadapi kamu?â€
Pertanyaan-pertanyaan ini bisa kalian modifikasi sesuai dengan keadaan dan kondisi saat bertemu dengan mahasiswa tingkat akhir.
Kalau Bertemu Dengan Mahasiswa Akhir Cukup Tanyakan Kabarnya, Jangan Tanyakan Kapan Lulusnya Apa Lagi Kapan Nikahnya
Mimin akan menutup tulisan ini dengan sebuah quote yang sesuai dengan orang-orang yang masih suka bertanya pada mahasiswa akhir kapan lulusnya, apalagi kapan nikahnya. Jangan lupa untuk mengaktifkan notifikasi postingan website zonamahasiswa.id untuk update informasi seputar dunia perkuliahan dan mahasiswa lainnya.
“Setiap orang melangkah di jalannya masing-masing. Setiap orang memiliki jalan yang berbeda sesuai dengan porsi dan kemampuannya masing-masing yang sudah terukur dengan presisi dari Tuhan. Jangan kalian suruh cepat, jangan pula perlambat. Biarkan ia berjalan sebagaimana mestinya†–orang yang sama sekali tidak terkenal, 2020.
Baca Juga: Mahasiswa Cerdas Hanya Ada di Warung Kopi, di Kelas Hanya Numpang Tidur Saja
Komentar
0