
Zona Mahasiswa - Sekelompok mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung yang sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, menciptakan inovasi luar biasa: kaki prostetik dari limbah tutup botol plastik. Inisiatif ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga menjadi solusi ekonomis untuk membantu penyandang disabilitas.
Program ini digagas oleh tim mahasiswa KKN yang menggandeng Iwan Ridwan, seorang difabel sekaligus pengrajin kaki prostetik. Selama ini, Iwan kesulitan mendapatkan bahan baku plat plastik nilon yang mahal dan langka di Indonesia. Hal ini memotivasi para mahasiswa untuk mencari alternatif yang lebih mudah didapat dan terjangkau.
Mereka menemukan jawabannya pada plastik High-Density Polyethylene (HDPE), jenis plastik keras yang biasa ditemukan pada tutup botol atau galon. “Biasanya saya memesan bahan baku nilon dengan biaya jutaan rupiah dan waktu tunggu lama. Kalau bisa memanfaatkan bahan yang lebih ekonomis sekaligus ramah lingkungan, tentu sangat membantu,” ujar Iwan.
Inovasi ini dinilai memiliki banyak kelebihan. Selain ekonomis, bahan daur ulang ini terbukti kuat, tahan lama, dan fleksibel untuk dibentuk menjadi socket (wadah kaki) yang pas bagi penggunanya.
Inovasi Berkelanjutan dan Pemberdayaan Ekonomi
Proyek pembuatan kaki prostetik berbasis daur ulang bukanlah yang pertama bagi tim KKN UIN Bandung. Pada tahun 2024, mereka telah berhasil menguji coba soket kaki prostetik dari plat plastik daur ulang industri lokal. Hasilnya, soket tersebut terbukti kuat, nyaman, dan masih digunakan hingga kini oleh penerima manfaat. Keberhasilan ini menjadi motivasi besar untuk mengembangkan inovasi dengan bahan yang lebih mudah diakses, yaitu limbah plastik rumah tangga.
Selain fokus pada produksi kaki prostetik, tim mahasiswa juga aktif dalam pemberdayaan ekonomi kelompok difabel melalui komunitas Persatuan Para Difabel Indonesia (PPDI). Komunitas ini mengelola berbagai usaha, seperti produksi makanan, budidaya jamur dan lele, hingga pengembangan motor listrik. Program KKN ini didukung oleh Lembaga Amil Zakat, Rumah Amal Salman, dan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI).
Tidak berhenti di situ, mahasiswa UIN Bandung juga berupaya membangun kesadaran lingkungan dengan mendirikan Bank Sampah Unit (BSU) di RW 05. Tujuannya adalah untuk mendorong warga tidak membuang sampah sembarangan, sekaligus memberikan nilai ekonomi dari sampah yang berhasil dikumpulkan.
“Kami berharap kesadaran masyarakat tumbuh, bahwa sampah bisa ditabung di bank sampah dan menghasilkan imbalan yang bermanfaat,” kata Siti Hanin, mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia.
Kehadiran mahasiswa KKN UIN Sunan Gunung Djati Bandung di Malangbong menjadi bukti nyata bahwa inovasi dan kepedulian dapat membawa perubahan positif, baik dari sisi sosial, lingkungan, maupun pemberdayaan masyarakat.
Baca juga: Remaja di Koltim Gorok Bocah Perempuan saat Berangkat Ngaji hingga Tewas Gegara Dendam Diejek
Komentar
0