zonamahasiswa.id - Setelah berjalan-jalan di UGM untuk bertemu dengan Mbak Yayuk dan Mbak Rohana, kini Sans melanjutkan perjalanan ke Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Kampus ini merupakan salah satu perguruan tinggi favorit dan sudah cukup lama berdiri.
Katanya, kampus yang menjadi kebanggaan masyarakat Jogja ini didirikan pada 21 Mei 1964. Setelah sebelumnya berkali-kali ganti nama, akhirnya paten menjadi Universitas Negeri Yogyakarta.
Sama seperti kampus lainnya, UNY ini juga menyimpan misteri dan menjadi saksi bisu berbagai macam kejadian horor serta cukup mencekam. Salah satunya cerita horor tentang Sisca di UNY.
Eh, bukan yang artis TikTok tajir melintir itu lho ya. Kalau dilihat-lihat mungkin Mbak Sisca ini sedikit kalah pamor dengan Mbak Yayuk, tapi mereka sama-sama mahasiswa dari kampus yang terkenal di Jogja.
Sebelum itu, jangan lupa untuk matikan lampu dan aktifkan mode horornya, agar lebih seru! Selamat membaca.
Jadi begini ceritanya...
Kenalin gue seorang mahasiswa UNY, sebut saja Juned. Karena nggak mau mendadak terkenal dan berujung semua orang mengetahui identitas asli gue. Beberapa tahun yang lalu di Universitas Negeri Yogyakarta, kami mengadakan acara kemahasiswaan.
Biasalah, namanya juga mahasiswa pasti jiwa-jiwa mudanya masih sangat membara dengan menyelenggarakan pensi alias pentas seni.
Lumayan juga buat refreshing walaupun itu sederhana. Anggap saja hiburan untuk kami semua yang ingin melepas penat dari padatnya rutinitas perkuliahan ditambah lagi UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang juga semakin menyita waktu istirahat.
Malam hari setelah gue dan temen-temen UKM manggung, seperti biasa peralatan dan tetek bengeknya harus dikembalikan di tempatnya semula, yaitu Student Center. Biar nggak bingung, Student Center atau SC itu singkatnya gedung khusus untuk para mahasiswa menaungi UKM.
“Jun, tulung gawakne ta lah,†kata si Boni, temen gue.
Sambil memutar bola mata gue nyaut, “Sek to sabar dulu. Lihat nih sama ribetnya,â€
Bukannya, nggak mau bantu si Boni, tapi seriusan anak-anak lainnya juga pada riweuh sama peralatan yang tadi habis buat manggung. Pas udah sampai di depan gudang Student Center, gue menghela nafas lega.
“Asem! Capek banget udah mau rontok aja ini badan,†kata gue sambil ngusap keringat di pelipis.
“Hahaha, sama. Tapi, pecah banget asli. Nggak sia-sia kerja keras kita selama ini,†tiba-tiba si Jefri menimpali.
Gue dan teman-teman lainnya langsung membereskan peralatan tadi ke tempatnya masing-masing.
“Ini lampunya remang-remang apa mau rusak? Bikin pengap dan sesek aja,†kata si Boni. Maklum, dia emang sukanya ngeluh kayak nggak mau punya beban hidup.
“Ya ampun Bon, ngapain coba lampu gudang dibikin terang benderang? Kayak bakal ada yang nempatin aja,†kata si Jefri.
“Lha mboh iku si Boni aneh-aneh terus. Mana ada coba gudang seterang lampu kosanmu?†bener-bener deh nggak habis pikir. Bikin emosi temenan sama dia, untung Gusti Allah ngasih kesabaran seluas samudera.
Daripada ngeladenin tingkah temen-temen yang nggak ngotak, mending cepet-cepet beresin semua barang ini aja. Bodoamat, mata udah 5 watt apalagi badan rasanya remuk soalnya kangen kasur di kosan.
Beberapa menit kemudian, akhirnya kita semua udah selesai beres-beres dan saatnya meninggalkan gudang SC ini. Eh, tapi kok kayaknya tadi ada bayangan cewek di deket jendela ya? Sambil menggeleng-gelengkan kepala dan nggak mau ambil pusing, gue langsung nutup pintu gudang. Hingga tiba-tiba...
“Mas, kok saya ditinggalin sih?†sontak kami semua tercengang kaget menatap lurus ke depan. Lebih tepatnya ke arah jendela gudang. Tubuh pun rasanya menegang dan kaku seperti nggak bisa diajak kerja sama. Dia tersenyum, tapi kenapa kesannya sedikit mengerikan?
“Hah? Ternyata masih ada orang toh. Mbak ngapain di sana sendirian malam-malam?†tanya gue yang keheranan. Melihat sosok cantik yang berpenampilan layaknya mahasiswi pada umumnya dan wajahnya sedikit pucat. Gimana sih lu gob***, ya kan emang udah malam masa masih dandan rapi?
Semuanya bertanya-tanya dan nggak nyangka juga ternyata ada mahasiswi juga yang masih ada di gudang selain kami semua tentunya. Pertanyaannya, dia ngapain di sini malem-malem terus juga kok kayaknya tadi nggak ada orang deh selain kami?
“Lho Mas, jangan ditutup dulu pintunya. Sini. Sini aja nggak apa-apa hihihi,†mahasiswi itu melambaikan tangannya menyuruh kami mendekat.
“Ada apa Mbak?â€
“Sini Mas, ngedeket aja sini mau minta tolong hihihi,†katanya lagi sambil cekikikan mirip kuntilanak.
Kami saling bertatapan dan menyuruh salah satu di antara kita buat nyamperin mahasiswi yang sialnya cantik itu. Tapi, gue tiba-tiba merinding banget anj***. Nggak wajar banget sumpah dah, suasananya juga makin aneh.
Tapi, kami hanya terdiam masih sambil menatanya. Sekali lagi dia menyuruh kami untuk mendekat. Lalu, tanpa pikir panjang, gue akhirnya memutuskan buat nyamperin si mahasiswi itu kali aja dia lagi butuh bantuan.
“Bentar Mbak, saya bukain dulu pintunya,â€
Bang***! Pas gue ngebukain pintu gudang, mahasiswi alias mbak-mbak itu ngilang! Artinya, di dalem sana nggak ada siapa-siapa dan cuma terlihat tumpukan barang buat UKM aja. Dia ngilang kemana anj**?!
Gue pun noleh ke arah temen-temen. Benar saja, wahanya pucat, tubuhnya kaku dan pandangannya mengarah ke gudang tersebut.
Setelah sadar, kami langsung berlari sekencang mungkin keluar Student Center. Masa bodoh dengan pintu yang belum terkunci atau ada barang-barang kami yang ketinggalan.
"Bajigur! Opo kuwi? Kuntilanak po?" kata Boni sambil nafasnya ngos-ngosan kayak mau sakaratul maut.
"Udah, udah sekarang kita tenang dulu. Jangan bahas kejadian tadi soalnya bahaya. Nanti kalau Mbaknya dengar bisa repot kita. Dah lah mending langsung balik ke kosan aja," kata gue memutuskan untuk nggak melanjutkan obrolan ini.
Lalu, kesokan harinya kami menceritakan kejadian semalam kepada teman-teman lainnya.
"Heh, ngerti po ra? Aku mari ketemu setan pas mbalekne alat-alat ndek SC!" Buseeettt, Boni semangat 45 banget nyeritain ke temen-temen lain. Nggak ingat aja semalam udah mirip orang mau jemput ajal.
Mendengar cerita Boni, semua orang menatap kami dengan pandangan kaget dan nggak percaya. Kemudian, ada satu teman kami namanya Yudi, tiba-tiba nyeletuk kalau itu namanya Sisca. Namanya keren abis kayak orang Ibu Kota.
"Oh, itu namanya Sisca. Katanya sih udah dari lama di sana jadi orang-orang yang lihat biasa aja. Kurang tahu juga awalnya gimana kok bisa jadi penunggu di SC. Lagian itu nggak bakalan macam-macam ke kita kok tenang aja,"
Setelah itu, beberapa informasi yang kami dapat dari mereka justru semakin membuat bulu kuduk berdiri. Oalah, ternyata dia Sisca sosok penunggu Student Center. Cantik juga ya.
Hadeh, gue mikir apa sih. Yakali naksir sama setan? Bukan beda agama lagi, tapi juga beda alam ini. Katanya orang-orang, si Sisca memang sering berkeliaran di SC dan berbuat iseng kepada para mahasiswa atau siapapun yang berada di Student Center itu.
Akhirnya, cerita sosok Sisca ini menjadi buah bibir masyarakat UNY dan para mahasiswa khususnya anak UKM yang selalu nangkring di Student Center. Sekian pengalaman dari gue dan teman-teman tentang Sisca si penunggu SC. Sampai jumpa.
Hantu Sisca Si Cantik Penunggu Student Center UNY
Hmm, apakah kalian juga pernah bertemu dengan sosok Sisca ini? Selanjutnya mau kampus mana lagi nih yang mau Sans kunjungi untuk menceritakan kisah horornya? Tulis komentar kalian di bawah ya.
Baca Juga: Kisah Mbak Rohana, Si Cantik Penunggu Jembatan Perawan UGM
Komentar
0