
Zona Mahasiswa - Menteri Keuangan yang baru, Purbaya Yudhi Sadewa, membuat kejutan dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi XI DPR RI. Ia secara langsung mempertanyakan kinerja DPR dan menteri keuangan sebelumnya, Sri Mulyani, terkait masalah fiskal dan moneter yang kini memicu gelombang demo. Purbaya heran mengapa masalah-masalah ini tidak segera ditangani, padahal ada banyak kesempatan rapat.
"Yang jadi pertanyaan saya, di sini Komisi XI rapatnya dengan menteri keuangan (Sri Mulyani) berapa ratus hari dalam setahun, kenapa tidak pernah mempertanyakan itu? Dan sekarang saya datang ke sini, tiba-tiba pertanyaan banyak sekali, yang seharusnya sudah putus pada waktu itu," ungkap Purbaya, Rabu (10/9/2025).
Menurut Purbaya, demonstrasi besar yang terjadi belakangan ini merupakan akumulasi dari kesalahan kebijakan fiskal dan moneter. Ia menyatakan bahwa membenahi kebijakan yang salah ini akan menjadi prioritas utamanya sebagai menteri keuangan yang baru, sebelum melakukan perubahan struktural lainnya.
"Saya akan balik kondisi yang memburuk karena langkah kita sendiri," janji sang menteri.
Solusi dan Pandangan Purbaya Terhadap Krisis
Sebagai langkah awal, Purbaya berencana menggenjot percepatan belanja anggaran. Ia meyakini bahwa 90% perekonomian Indonesia didorong oleh permintaan domestik, sehingga percepatan belanja ini akan menjadi kunci. Ia juga menegaskan keyakinannya bahwa Presiden Prabowo Subianto tidak salah menunjuk dirinya, karena mengelola perekonomian bukanlah hal baru baginya.
Purbaya juga menyinggung krisis moneter 1998, menyebut adanya 'setan' yang bermain di balik krisis tersebut. Ia menjelaskan, saat itu Bank Indonesia (BI) menaikkan bunga hingga 60% untuk menjaga nilai tukar rupiah, namun di sisi lain, BI juga mencetak uang dengan pertumbuhan 100%.
"Jadi, kebijakannya kacau balau. Mau ketat atau longgar? Kalau kita melahirkan kebijakan kacau, yang keluar adalah setan-setan dari kebijakan itu," jelas Purbaya. Ia menyimpulkan bahwa bunga yang tinggi menghancurkan sektor riil, sementara uang yang banyak justru membuat nilai tukar rupiah anjlok. Menurutnya, hal ini adalah "kesalahan fatal" yang tanpa disadari membiayai kehancuran ekonomi.
Pernyataan Purbaya yang lugas dan berani ini menjadi sorotan karena ia tidak ragu mengkritik kinerja pejabat sebelumnya, termasuk DPR, yang ia nilai kurang sigap dalam mengatasi masalah ekonomi.
Baca juga: Remaja di Koltim Gorok Bocah Perempuan saat Berangkat Ngaji hingga Tewas Gegara Dendam Diejek
Komentar
0