Pilihan Editor

Di Balik Kisah Mencekam Gedung B UIN Maliki Malang

Nisrina Salsabila 07 Januari 2022 | 20:59:52

zonamahasiswa.id - Halo, Sobat Zona. Sans balik lagi nemenin kalian dengan cerita horor dari berbagai universitas di Indonesia. Hmm, setelah berpikir panjang Sans memutuskan untuk tetap stay di UIN Maliki Malang. Sebab kampus ini punya banyak cerita horor yang sangat menarik untuk dikulik.

Kalau dari cerita sebelumnya, banyak Sobat Zona yang makin penasaran dengan cerita horor di kampus ini. Nah, tenang aja, kali ini Sans bakal menceritakan kisah mencekam yang ada di salah satu gedung UIN Maliki.

Langsung saja, biar nggak makin penasaran yuk simak ceritanya di bawah ini. Eits jangan lupa matikan lampu dan aktifkan mode horornya, biar lebih seru! Selamat membaca.

Cerita ini dimulai ketika Syarif dan ketiga temannya berencana akan mengerjakan tugas kelompok di gedung B UIN Maliki Malang.

Sebelumnya, mereka mengikuti kelas tambahan sampai pukul 21.00 WIB. Lalu berlanjut mengerjakan tugas presentasi untuk besok.

Saat itu, mereka berkumpul kemudian berjalan beriringan menuju gedung tersebut. Santer terdengar cerita-cerita mistis tentang gedung ini, tapi Syarif dan teman-temannya menghiraukan hal itu.

Sesampainya disana, mereka segera membuka laptop masing-masing dan mulai mengerjakan tugas. Syarif yang masih bingung dengan tugas yang diberikan dosen masih saja diam termenung melihat teman-temannya.

"Rif, lapo meneng ae?" tanya Fuad.

"Ha? Enggak, aku nggak ngerti opo tugas e," ucap Syarif.

Mendengar ucapan itu, Mustofa yang berada di sebelahnya berinisiatif untuk memberitahu temannya itu. Namun, Fuad dan Azhar malah menakuti Syarif.

"Tiati ojo ngelamun, ndek kene medeni," ujar Fuad dengan sedikit tertawa.

"Iyo Rif, ojo meneng ae ngkok kesambet," yg tambah Azhar.

Syarif yang nggak percaya dengan hal-hal mistis, hanya memutar bola matanya lalu beralih memandang lorong di ujung sana. Sepintas tempat itu hanyalah gedung biasa seperti lainnya, namun hawa dingin pada hari itu sedikit mencekam.

Saat yang lain fokus dengan tugas masing-masing, Fuad kembali membuka pembicaraan dengan menyinggung cerita horor yang ada di gedung itu.

"Rek, ngerti nggak seh lek ndek gedung iki ono kuburan," kata Fuad.

"Iyo jare, horor sih ndek gedung ngene ono kuburan e," timpal Azhar.

"Jare sopo awamu? Ojo ngarang talah," jawab Syarif.

"Hmm awamu ae sing kolot ancene, nggak ero info terkini," sindir Mustofa.

Mereka berempat terbahak dengan sindiran halus Mustofa. Memang di antara mereka, Syarif lah yang paling kolot soal info terbaru terkait kampusnya.

Banyak cerita-cerita horor di kampus itu, ya seperti kampus lain ya pastinya. Namun, Syarif menutup rapat-rapat telinganya soal hal itu.

Meninggalkan Syarif dengan pikirannya yang kolot, Azhar yang fokus dengan tugasnya tiba-tiba mencium bau aneh.

"Mambu opo iki? Mirip menyan yo" ucap Azhar.

"Arek iki opo maneh. Menyan tekan ndi Har?" Ucap Syarif dengan menatap tajam temannya itu.

"Oalah rek, parfum e mas iku lho sing lewat," timpal Mustofa.

Semula Azhar mengira bau itu merupakan kemenyan yang biasanya dipakai untuk wewangian memanggil makhluk halus. Tapi ternyata hanya parfum dari mahasiswa lain yang mirip dengan bau itu.

Nggak berpikir terlalu jauh, Azhar pun kembali fokus pada tugasnya. Sementara Fuad yang hanya menyimak obrolan temannya itu, ternyata diam-diam berpikir dan mencari tau asal bau menyan tersebut.

Bukan Azhar saja yang mencium bau aneh itu, ternyata juga Fuad yang ada di sebelahnya. Bahkan sesaat setelah tercium bau itu, Fuad langsung mengarahkan pandangan ke sekelilingnya.

Ia mengamati setiap celah dalam gedung itu. Sekilas tampak sepi, maklum jam segitu mahasiswa yang lain pun sudah selesai kelas dan istirahat di asrama masing-masing.

Udara malam itu sedikit lebih dingin dari hari sebelumnya. Fuad yang sudah memakai jaket hoodie masih merasakan dingin yang menusuk tulangnya.

"Semoga nggak ono opo-opo deh, hawane nggak penak ngene," batin Fuad.

Sama seperti temannya, Fuad pun nggak ambil pusing tentang bau kemenyan itu. Ia pun izin untuk jalan-jalan sebentar di area gedung kampus tersebut.

Sementara ketiga temannya asyik bercanda ria di tengah keheningan. Namun, tiba-tiba mereka dikagetkan dengan suara mengejutkan.

BRAKK

Sontak mereka kaget dan menoleh memperhatikan sekelilingnya. Suara itu seperti benda jatuh tapi nggak ada wujudnya.

"Astagfirullah, suara opo iku?" tanya Azhar.

"Paling yo pintu sebelah iku," tunjuk Syarif di salah satu pintu gedung itu.

"Hadeh wes jam nyamene sek ono ae sing nang kampus," ucap Mustofa.

Setelah mengabaikan suara itu, Syarif merasakan hal janggal. Rasanya seperti ada yang terus menatapnya dari lorong itu. Matanya terus mencari siapa yang sedang menatapnya dari kejauhan.

"He rasane aku didelok i uwong tekan kono," tunjuknya ke lorong lantai 1 itu.

"Halah paling yo Fuad, arek iku lek mesti iseng," jawab nyeleneh Mustofa.

Nggak lama dari pembicaraan itu, Fuad tiba-tiba berlari dengan nafas memburu.

REEKKKK!!!

"Lapo seh?" tanya Azhar.

"Sumpah i-iiku ndek kono bau anyir," kata Fuad dengan gemetar.

"Mari menyan saiki anyir, parfum e uwong paling," canda Syarif.

Azhar dan Mustofa tertawa terbahak-bahak mendengar guyonan yang dilontarkan Syarif. Sementara Fuad masih merinding hebat dengan bau anyir mirip darah.

Ia mencium bau itu ketika melewati lorong yang terkenal seram ketika malam hari. Bukan disekitar lorong saja, namun di salah satu ruangan yang katanya ada kuburan misterius.

Deg.

Azhar mendadak diam saat bercanda dengan Syarif dan Mustofa. Ia terlihat sangat khawatir dan gelisah. Bulu kuduknya merinding nggak karuan, ia mengajak temannya untuk pergi dari tempat itu.

"Wes rek ayo balik asrama," tegas Azhar.

"Kesusu ae, durung mari iki lho," jawab Syarif dengan ketus.

Sikap Syarif yang mendadak ketus seperti itu membuat Azhar mengalah dan tetap berada disitu. Padahal ia baru saja mencium aroma kemenyan yang sangat menusuk hidungnya.

Fuad yang juga mencium bau serupa, akhirnya berdiri dan mencoba menjelaskan perasaan mistis yang ia rasakan. Mustofa dan Syarif sama sekali nggak percaya dan menganggap hal itu hanya omong kosong belaka.

Sekitar 5 menit kemudian, mereka berempat hening tanpa sepatah kata. Tiba-tiba Syarif berteriak..

"AKKHHH MLAYU REK!!!" teriak Syarif.

Ketiga temannya yang bingung, segera berkemas dan lari mengikuti langkah Syarif.

Hah hah hah..

Suara nafas mereka yang lari terbirit-birit seperti habis liat hantu. Ternyata, nggak cuma Syarif saja yang ketakutan. Mereka semua mengerti maksud temannya itu yang memutuskan untuk lari keluar dari gedung itu.

"Opo o rek?" tanya seorang kating pada mereka.

"Iku mas ndek jero kono bau menyan ambe anyir ngono," jawab Syarif.

Kating yang ditemui mereka diam sejenak lalu mengangguk menjelaskan panjang lebar tentang misteri horor gedung B. Ternyata, ada sebagian gedung B yang tidak dibangun kelas. Namun hanya tembok dan lorong yang menghadap ke arah lapangan.

Dari situlah muncul rumor terdapat salah satu ruangan kosong yang katanya ada sebuah kuburan di sana. Kabar misteri tentang kuburan ini pun menyebar luas sampai saat ini. Mengingat nggak ada yang mengetahui itu kuburan milik siapa.

Di Balik Kisah Mencekam Gedung B UIN Maliki Malang

Entah ada yg percaya atau nggak dengan kisah tersebut. Bagaimana menurut Sobat Zona? Pernahkah kalian mengalami kejadian mencekam seperti Syarif dan temannya di gedung B atau di universitas lainnya? Yuk, sharing sama Sans dan tulis di kolom komentar ya. Sampai jumpa.

Baca Juga: Misteri Mahasiswi Bunuh Diri di Ma’had UIN Maliki Malang

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150