Berita

BEM UI Layangkan Mosi Tidak Percaya pada Luhut: Demokrasi Sudah Mati

Nisrina Salsabila 14 April 2022 | 12:57:10

zonamahasiswa.id - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) kembali menyatakan aksi simbolik mosi tidak percaya pada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan serta Rektor UI Ari Kuncoro. Aksi kali ini sebagai ungkapan rasa kekecewaan mahasiswa pada Rektor UI yang telah mengundang tokoh politik kontroversial tersebut.

Luhut bertemu dengan Aliansi mahasiswa yang tergabung dalam BEM UI memperdebatkan terkait wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode. Aksi tersebut diunggah oleh BEM UI melalui akun Instagram resmi @bemui_official (14/4).

Baca Juga: Momen Kocak Kurir Trobos Demo Mahasiswa Tuai Sorotan Publik

Mosi Tidak Percaya BEM UI

Sebelum adanya aksi simbolik tersebut, beberapa jam sebelumnya Universitas Indonesia (UI) tengah mengadakan kegiatan kuliah umum secara tatap muka dengan menghadirkan pembicara Luhut dan didampingi oleh Ari Kuncoro selaku Rektor UI. Acara tersebut dilaksanakan di Balai Sidang Universitas Indonesia.

Berlangsungnya kuliah umum itu, ternyata memicu aksi aliansi BEM UI untuk melakukan mosi tidak percaya pada Luhut dan Rektor UI sebagai bentuk kekecewaan terhadap sikap maupun tindakan mereka terhadap isu panas yang terjadi saat ini.

Mengenai itu, BEM UI menyoroti terkait big data penundaan pemilu yang dinilai hanya argumentasi semata. Ketua BEM UI, Bayu Satria Utomo ungkap keraguan adanya big data yang pernah disampaikan Luhut.

"Pak Luhut hanya berani menyampaikan argumen penundaan pemilu dengan mengatakan memiliki big data 110 juta, tetapi tidak membukanya. Saya juga ragu kalau big data itu ada, bisa jadi tidak ada," ungkap Bayu, mengutip Detik.

Lantas ia menegaskan perdebatan yang terjadi beberapa waktu lalu itu sebagai bukti bahwa Luhut tidak pantas menghadiri forum akademik. Sebab mahasiswa sempat meminta Luhut menyatakan secara tegas menolak wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden. Namun Luhut berdalih mengatakan bahwa dirinya tak pernah meminta persoalan perpanjangan masa jabatan presiden.

"Saya tidak pernah mengatakan presiden tiga periode. Saya pernah mengatakan banyak di bawah itu minta pemilu ditunda. Kamu ngomong gini salah? Nggak kan," ujar Luhut.

Atas pernyataannya tersebut, lantas mahasiswa meminta bukti pada Luhut termasuk big data yang manyatakan bahwa masyarakat meminta pemilu ditunda. Hal ini pun ia tanggapi dengan perkataan bahwa dirinya mempunyai hak untuk tak membagikan big data yang telah diucapkannya.

Mahasiswa terus mendesak Luhut agar memberikan bukti sebagai pertanggungjawaban mengenai pernyataan big data. Luhut membalas dengan ucapan menohok pada para mahasiswa saat itu.

"Dengerin kamu, anak muda. Kamu nggak berhak juga nuntut saya, karena saya juga punya hak untuk memberi tahu," lanjutnya.

Dalam hal ini, BEM UI akan terus mengawal serta menyikapi segala kebijakan yang dianggap tidak demokratis. Sebut saja seperti wacanan penundaan pemilu, perpanjangan masa jabatan presiden, hingga Statuta UI. Mahasiswa juga turut menyatakan bahwa demokrasi sudah mati, sehingga menunjukkan masa kelam bagi UI dan Indonesia.

BEM UI Layangkan Mosi Tidak Percaya pada Luhut: Demokrasi Sudah Mati

Itulah ulasan mengenai Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) yang melayangkan aksi simbolik mosi tidak percaya mengenai wacana penundaan pemilu pada Luhut Binsar Pandjaitan.

Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.

Baca Juga: Aliansi Mahasiswa Suarakan Yel-Yel 'Potong Bebek Angsa', Sindir Pemerintah

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150