Zona Misteri

Teror Mengerikan di Gedung Teater Luwes IKJ

Nisrina Salsabila 01 Maret 2022 | 17:00:57

zonamahasiswa.id - Halo, Sobat Zona. Gimana kabarnya hari ini? Semoga baik dan sehat selalu ya. Sans balik lagi nih dengan cerita horor yang pastinya bakal bikin kalian penasaran. Kali ini Sans akan membawa kalian ke kampus yang dipenuhi dengan para seniman alias di Institut Kesenian Jakarta (IKJ).

Institut Kesenian Jakarta (IKJ) berdiri pada tahun 1970 di jantung ibukota Jakarta. Perguruan tinggi satu ini menjadi pusat perkembangan dan pertumbuhan seni serta tradisi Nusantara. Kampus yang telah mencetak para seniman ternama tersebut, memiliki kisah unik yang bisa dikulik. Salah satunya tentang dinamika perkuliahan hingga terselip cerita horor.

Menjadi salah satu kampus yang bisa dibilang tertua di Indonesia, menjadikan perguruan tinggi ini dipenuhi cerita mistis. Sebut saja seperti penampakan yang ada di Gedung Teater Luwes Institut Kesenian Jakarta (IKJ).

Nah, biar Sobat Zona nggak penasaran dengan cerita penampakan di Gedung Teater Luwes IKJ, yuk Sans mulai aja ceritanya. Eh, jangan lupa untuk matikan lampu dan aktifkan mode horornya supaya lebih seru! Selamat membaca.

Pengalaman ini dialami oleh Dira saat masih menjalani semester 2 sebagai mahasiswa IKJ. Saat itu, kegaduhan mahasiswa saat keluar kelas membuatnya tak tahan. Lantas ia mengajak temannya Sisil bergegas menuju Gedung Teater Luwes.

Seperti mempunyai magnet tersendiri, Dira memang terkenal sering mengunjungi gedung teater tersebut. Selain untuk berlatih dalam pementasan atau acara tertentu, Dira juga sering menyendiri dan melamun di sana.

Seakan sudah akrab dengan penghuni gedung itu, Dira tak pernah merasa ketakutan meskipun seorang diri saja. Untung kali ini ia ditemani temannya Sisil yang kebetulan sedang berlatih teater untuk pementasan.

Seraya menunggu teman yang lain datang, Dira mengambil gadget dan segera menyalakan lagu favoritnya. Melihat Rere yang duduk di ujung sana melamun sendirian, ia pun menghampiri dan menawarkan headset padanya.

"Re ngapain diem aja dah daritadi? Mau dengerin musik gak? Nih," sapa Dira dengan menyodorkan headset-nya.

"Kagak diem elah, lagi ngelamun doang," jawab Rere segera memasangkan headset milik Dira.

Mereka mendengarkan lagu One Direction berjudul Night Changes yang saat itu sedang meledak di berbagai belahan negara manapun, termasuk Indonesia. Baik Dira maupun Rere bersahut-sahutan menyanyikan lagu tersebut.

Sementara Sisil yang sibuk melakukan pemanasan, melirik penasaran ke arah kedua temannya. Ia membuka mulut dan berbicara sepatah kata, namun Dira dan Rere tak mendengarnya.

Melihat temannya yang asyik bernyanyi, Sisil pun balik menghiraukan mereka dengan ngobrol bersama katingnya. Beberapa menit kemudian, katingnya menyuruh segara berbaris dan dilanjutkan dengan berlatih.

"Yok, segera baris dan mulai latihan," tuturnya dengan tegas.

"Siap kak!" jawab mahasiswa dengan serempak.

"Anu kak, gue izin istirahat bentar ya pusing banget nih," ujar Rere.

"Oke deh," balas kating itu.

Rere pun melipir dan duduk di pojok sana. Sambil menyaksikan temannya berlatih, Rere bolak-balik menyender dan mendongakkan kepala. Sesekali, ia juga menunduk seakan ia sedang menggendong sesuatu dipunggungnya.

Nggak ada yang melihat gelagat aneh Rere yang bolak-balik merubah posisi duduknya. Wajahnya makin pucat dan merasa nggak nyaman.

Dug!

Sesekali ia membenturkan tangannya ke tembok dan mulutnya komat kamit tanpa henti. Karena terlarut dengan peran masing-masing, mereka nggak ada yang menyadari tingkah laku Rere.

Suara musik yang memenuhi penjuru gedung juga membuat mahasiswa lainnya menghiraukan keberadaan Rere. Tapi tingkah Rere makin nggak wajar, seperti...

Kesurupan!

Saat latihan berakhir, Rere kembali tenang dan hanya duduk menundukkan kepalanya. Dira yang awalnya berlari ingin menghampiri Rere, kembali ia urungkan karena katingnya memanggil dan menyuruh mereka membereskan tempat tersebut.

Satu per satu properti yang tadi digunakan saat berlatih teater, mereka taruh ke belakang panggung. Ketika berjalan menyusuri tirai panggung, sudut mata Dira seperti melihat sesuatu bewarna putih melintas di belakangnya.

Sret!

Sontak Dira menoleh dan memastikan nggak ada apapun di belakangnya. Ia bergidik ngeri, tapi dirinya tetap ingin berpikir positif saja.

Apalagi katanya di gedung tersebut akan ada pementasan tari, jadi bisa saja itu mahasiswa lain yang melintas dan kebetulan membawa kain putih sebagai properti panggung.

Menghiraukan hal itu, setelah menaruh properti teater Dira pun bergegas menuju tempat Rere duduk. Sebab, Dira menitipkan ponselnya pada Rere.

Namun, nggak kalah terkejutnya Dira saat Rere ternyata hanya diam dan menunduk serta memutar lagu Lingsir Wengi.

Deg!

"Kenapa nih bocah, muter lagu ginian," batin Dira yang mendengar suara nyanyian bercampur gamelan membuat siapa saja merinding ketakutan.

Lingsir wengi sliramu tumeking sirno

Ojo tangi nggonmu guling

Awas jo ngetoro

Aku lagi bang wingo wingo

Jin setan kang tak utusi

Dadyo sebarang

Wojo lelayu sebet

"Lu dengerin lagu apa anj*r, udah malem lagi masih aja dengerin lagu giniaan," ketus Dira.

"Re jawab kek jangan nunduk mulu, masih pusing ya? Yauda pokoknya gue matiin ya musiknya," kanjutnya.

Melihat temannya yang terus menundukkan kepala, Dira pun segera mematikan lagu yang katanya bisa ngundang makhluk halus itu. Tapi, sesaat musik berhenti Rere mendelik melirik tajam ke arah Dira.

Seketika Dira merinding dan merasa tatapan Rere sudah nggak wajar. Ia segera berdiri dan berlari menghampiri Sisil.

"Sil, i-itu si Rere," tunjuk Dira dengan sepatah kata yang belum selesai, tiba-tiba saja..

BRAK!

Satu kata yang bisa digambarkan saat ini, Rere benar-benar kesurupan!

"Rere lu ngapain hah? Mau lu gue hukum, pake acara mukul tembok lagi," kata katingnya.

"Kak, itu bukan dia. Rere kesurupan," bisik Dira dengan nada ketakutan.

Begitu pula dengan katingnya yang langsung memandang ke arah Rere. Wajahnya mendadak pucat, dengan gelagapan ia menyuruh mahasiswa lain untuk memegangi tangan Rere yang sudah membiru.

"Astagfirullah Re sadar," kata temannya yang lain.

AAARRGHH..

Suara erangan Rere yang mencoba melepaskan cengkeraman tangan mahasiswa lainnya. Rere yang semula menunduk, mendongak ke atas lalu mendelik melihat ke sisi ujung kanannya.

Entah apa yang dilihatnya, mahasiswa yang lain pun segera berkumpul dan membacakan ayat-ayat suci. Ketika pembacaan Ayat Kursi, Rere mengerang dengan kerasnya hingga suaranya memenuhi seluruh sudut gedung itu.

Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum. Laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa naum..

Nggak lama kemudian, Rere tiba-tiba diam setelah salah satu mahasiswa melantunkan ayat-ayat suci ditelinganya. Namun, tangannya masih terus mengepal dan sorot matanya melirik ke arah kanan. Lengkap pula dengan teriakannya yang makin meringis seperti kesakitan.

AAKHHH!!

Sementara Dira menggosokkan minyak kayu putih ke kaki Rere yang terasa sangat dingin kala itu.

Perlahan Rere kembali tenang setelah mahasiswa lain berjuang untuk menyadarkannya. Ia menghadap temannya Dira dengan mata sayu.

"Re udah sadar?" tanya Dira.

Rere menggangguk mengiyakan, ia memejamkan matanya dan teman yang lain pun masih terus membacakan ayat-ayat suci. Setelah beberapa menit berlalu, Rere kembali mendongakkan kepalanya dan memperhatikan ke arah kananya.

Sisil yang takut dengan pandangan Rere itupun menanyakan apa yang dilihatnya.

"Re liat apaan sih?" ujar Sisil.

"Tadi ada yang ngajak ngobrol gue, cewek gitu di sana," tunjuk Rere.

"Udah Re, jangan diliat lagi. Kalau udah enakan, yuk buruan cabut," sambung Dira.

Rere dan mahasiswa lainnya pun mengiyakan. Mereka bersama-sama keluar dari gedung mencekam tersebut. Sesampainya di kosan, Dira bersama Sisil mengantar sekaligus menginap di tempat Rere.

Mereka khawatir jika akan terjadi sesuatu yang nggak terduga pada Rere. Malam itu, setelah terjadi kesurupan pada Rere, baik Dira dan Sisil pun berjanji untuk selalu bersama saat berlatih di Gedung Teater Luwes.

Teror Mengerikan di Gedung Teater Luwes IKJ

Hmm, entah ada yang percaya atau nggak dengan cerita di atas. Bagaimana menurut Sobat Zona, pernah mengalami kejadian serupa seperti Dira? Kalau ada, boleh nih sharing sama Sans tentang cerita horor yang ada di kampus kalian. Yuk, tulis di kolom komentar. Sampai jumpa.

Baca Juga: Kisah Legendaris Hantu Reformasi di Kampus Trisakti

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150