zonamahasiswa.id - Tidak semua guru memiliki kesempatan menyampaikan aspirasinya kepada pembuat kebijakan pendidikan nomor satu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim.
Baca Juga: Mahasiswa Siap-Siap, Bidang Kerja Ini Butuh 600.000 SDM Per Tahunnya
Diskusi dan Sarapan Bersama Pak Menteri
Hal ini dilakukan oleh Khoiry Nuria Widyaningrum, guru SDN Jetisharjo, di meja makan rumahnya. Gudeg yang terhidang pagi itu, Selasa (14/9/2021), di meja makan Khoiry Nuria Widyaningrum mungkin tidak akan pernah dilupakannya seumur hidup.
Bagaimana tidak, ditemani suami dan kedua orang tuanya, pagi itu perempuan yang akrab disapa Nuri ini sarapan gudeg bersama Nadiem Makarim, yang semalam sebelumnya menginap di rumahnya, di Dusun Plaosan, RT 07, RW 18, Kalurahan Tlogoadi, Kapanewon Mlati.
“Karena di sini saya menyediakan gudeg, nah Mas Menteri seneng banget itu. Dia akhirnya memilih makan nasi tapi dengan porsi sedikit terus ambil gudeg sama krecek dan ayam sambil ngobrol ngga terasa dia kayaknya nambah lagi. Sama tempe bacem dipuji enak banget,†ujar perempuan 36 tahun ini.
Ia mengungkapkan sebenarnya Nadiem sedang menjalani diet dengan tidak makan nasi dan minum manis di pagi hari. Namun ketika Nuri menanyakan kepada tim protokolernya, Nuri bebas menghindangkan makanan seadanya. Sempat bingung, akhirnya ia putuskan untuk menghidangkan gudeg di meja makan pagi itu.
Acara sarapan tersebut berlangsung cukup lama, lantaran berlangsung perbincangan antara Nuri sekeluarga bersama Nadiem, yang membahas tentang pendidikan. Dalam obrolan tersebut, Nuri yang merupakan calon Guru Penggerak ini tak ragu mengutarakan uneg-unegnya sebagai tenaga pendidik kepada Nadiem.
“Saya memberikan masukan banyak. Dan sesuai, bahkan di atas ekspektasi katanya, karena ‘bu Nuri terlalu jujur’ katanya gitu,†ungkapnya.
Memberikan Masukan Secara Langsung
Beberapa hal yang dibahas diantaranya terkait program Guru Penggerak, evaluasi program Guru Penggerak dan langkah tindak lanjutnya. Menurutnya, setelah adanya diklat Guru Penggerak selama sembilan bulan, harus ada tindak lanjut semisal komunitas yang mewadahi para guru tersebut.
“Saya mengutarakan beberapa masukan, harus ada wadah komunitas kemudian harus ada komunikasi yang intens antara leader-leader kita termasuk yang pengajar fasilitator,†kata dia.
Dalam menanggapi masukannya, menurutnya Nadiem sangat terbuka. Nantinya di setiap angkatan akan selalu diperbaiki. Berdasarkan penjelasan Nadiem, ia menuturkan Guru Penggerak bertujuan untuk menyiapkan kader pemimpin yang siap menjadi kepala sekolah, pengawas atau kepala dinas.
“Jadi alumni guru penggerak itu nanti akan diproyeksikan menjadi kepala sekolah, pengawas dan kepala dinas,†ujarnya.
Kemudian terkait merdeka belajar, Nadiem ingin guru mengembalikan fitrahnya pendidikan, bahwa tidak hanya akademik yang dituntut tapi juga menuntun kodrat dan untuk mencapai kebahagaian dan keselamatan bagi anak didik. “Harus berhamba pada siswa, kepentingan siswa harus nomor satu,†katanya menirukan Nadiem.
Kedatangan Nadiem ke rumahnya sungguh tak terduga. Sebelumnya ia hanya diberi informasi oleh usat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Matematika akan ada tim dari program Guru Penggerak Kemendikbudristek yang akan monitoring evaluasi (monev) ke rumah salah satu Guru Penggerak.
Tim dari P4TK juga mensurvei Nuri dan rumahnya baiuk melalui telfon maupun datang langsung. Dalam survey tersebut Nuri menceritakan banyak hal, termasuk aktivitasnya di berbagai kegiatan sosial seperti dalam pengelolaan desa wisata Kampung Flory yang berlokasi tak jauh dari rumahnya, kemudian di Komunitas Gerakan Sekolah Menyenangkan yang memiliki konsep serupa dengan Merdeka Belajar.
Terharu, Begini Kisah Guru di Sleman yang Rumahnya Jadi Tempat Menginap Menteri Pendidikan
Sobat Zona, itulah cerita dari guru sleman yang rumahnya jadi tempat menginap pak Menteri Pendidikan.
Untuk tetap update mengenai informasi menarik seputar dunia perkuliahan dan mahasiswa, jangan lupa untuk mengaktifkan notifikasi postingan website zonamahasiswa.id, ya!
Baca Juga: Kisah Viral Mahasiswi yang Bertemu Kembarannya di Kampus, Kok Bisa, ya?
Komentar
0