Berita

Suara Mahasiswa di Balik Rencana Kembali ke Kampus, Sobat Zona: Sudah Rindu Siapa?

Nur Uswatun Khasanah 06 April 2021 | 08:19:26

zonamahasiswa.id - Setahun lebih sudah, pandemi belum juga berlalu. Kampus masih tutup. Proses pembelajaran tetap dilakukan dari rumah. Meski pemerintah mengisyaratkan pembukaan kampus secara bertahap pada Juli 2021, sejumlah kalangan memandang perlunya kehati-hatian dan persyaratan ketat dipenuhi sebelum rencana ini direalisasi.

Baca Juga: Ngeri! Detik-Detik Mahasiswi ISI Yogyakarta Ditodong Clurit di Kampus

Mengharuskan Pembelajaran Tatap Muka

Ilustrasi pembelajaran tatap muka (Foto: Viva)

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyebutkan dua alasan penting mengapa pembelajaran tatap muka terbatas harus segera dilakukan. Pertama, vaksinasi pendidik dan tenaga pendidik, yang sedang dijalankan mulai April 2021 ini.

Kedua, mencegah lost of learning karena kondisi pendidikan di Indonesia sudah tertinggal dari negara lain selama pandemi ini. Mas Menteri juga mengingatkan bahwa pembelajaran tatap muka terbatas tidak harus menunggu sampai Juli 2021 jika para pendidik telah divaksinasi.

Pembukaan dilakukan dalam tiga tahap. Untuk tahap pertama, pendidikan anak usia dini (PAUD), sekolah dasar (SD) dan sekolah luar biasa (SLB). Tahap kedua, SMP, SMA dan SMK. Tahap ketiga, pendidikan tinggi. Untuk menjalankan proses ini sekolah dan kampus harus tetap memperhatikan kapasitas maksimal 50 persen, melaksanakan sistem rotasi dan memperoleh izin orang tua.

Baca Juga: Wah! Bikin SIM Baru dan Perpanjangannya Bisa Pakai Aplikasi SINAR via HP

Disambut Suka Cita Oleh Mahasiswa

Ilustrasi menyambut kuliah offline (Foto: Kompas)

Selain itu, protokol kesehatan ketat harus dijalankan. Bagi kalangan perguruan tinggi berita ini disambut suka cita terutama bagi mahasiswa, yang telah merindukan kembali ke kampus yang sebenarnya. Suara mahasiswa Sejumlah mahasiswa mengungkapkan keinginannya untuk kembali menjalani proses pembelajaran dan aktivitas lainnya di kampus.

Keterbatasan interaksi secara langsung dengan teman-teman dan dosen membuat dorongan itu kian membuncah. Terbatasnya interaksi dengan komunitas mahasiswa dirasa begitu menyiksa secara psikologis. Jiwa muda mahasiswa yang aktif dan dinamis tak dapat disalurkan secara tuntas hanya dengan sarana daring.

Mereka biasa berkegiatan di kampus, namun hingga kini dipaksa berinteraksi via media daring. Belajar di rumah bukannya tanpa manfaat positif. Pandemi telah mengajak mahasiswa belajar tentang pentingnya kolaborasi dan berbagi. Solidaritas di antara mereka terjalin kuat, juga dengan sesama di luar komunitas.

Kesulitan memahami materi dalam pembelajaran daring mendorong mahasiswa berbagi, mendalami bersama, belajar bersama walau tidak bertemu langsung. Sayangnya, banyak dosen mengeluhkan kolaborasi dan berbagi itu terus dilanjutkan hingga saat mengerjakan soal ujian. Tak ayal lagi, jawaban yang diberikan serupa.

Apalagi jika materi yang diberikan bersifat kuantitatif. Jawaban sama dan bisa dipastikan seluruh mahasiswa memperoleh nilai yang sama pula. Barangkali salahnya sang dosen yang tidak mengubah metode evaluasi pembelajaran. Cuma memindahkan ujian di kelas ke rumah masing-masing dan menambahkan tingkat kesulitan soal.

Suara Mahasiswa di Balik Rencana Kembali ke Kampus, Sobat Zona: Sudah Rindu Siapa?

Sobat Zona itulah tadi tanggapan mahasiswa ketika akan dilaksanakannya kuliah offline, lalu bagaimana tanggapan kalian?

Untuk tetap update mengenai informasi menarik seputar dunia perkuliahan dan mahasiswa, jangan lupa untuk mengaktifkan notifikasi postingan website zonamahasiswa.id, ya!

Baca juga: Kurang Ajar! Mahasiswa Ini Kuras Uang di Rekening Pacar Sampai Habis, Sobat Zona: Terlalu Bucin Gitu Jadinya

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150