Horor

Penampakan Hantu Kuntilanak di Jembatan Merah Teksas UI

Zahrah Thaybah M 18 Februari 2022 | 19:13:32

zonamahasiswa.id - Halo, Sobat Zona. Ternyata Sans masih pingin mengulas cerita horor di Universitas Indonesia, Depok. Karena banyak banget cerita menarik yang perlu kita angkat. Secara kampus ini yang tertua sehingga tak heran kalau memang menyimpan kisah menyeramkan.

Kemarin setelah kisah hantu wisuda atau "Si Merah" menggemparkan semua orang di Gedung Balairung dan parkiran bis kuning. Lalu, ada misteri Danau UI yang sudah mulai terkuak, kini Sans akan beralih ke Jembatan Teksas.

Sekilas mirip dengan nama daerah yang ada di Amerika, yaitu Texas. Tapi, jangan salah menurut Mimin ini juga keren dan cukup artsy. Lihat saja warnanya merah menyala, membentang kokoh di tengah danau, dan menjadi penghubung antara Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dengan Fakultas Teknik.

Jembatan merah ini sering digunakan oleh para mahasiswa FIB yang dulunya bernama Fakultas Sastra dan mahasiswa Teknik untuk jalur pulang-pergi.

Kalau kalian lihat, pemandangannya bagus banget sehingga tak heran dijadikan sebagai salah satu spot foto atau sekadar bersantai. Tapi, penampakannya berubah 180 derajat saat malam hari. Karena gelap gulita sama sekali tak ada penerangan yang memadai. Ditambah kabut yang menutupi danau dan jembatan tersebut.

Jadi wajar saja kalau mahasiswa sering ketakutan bahkan nggak berani melewati Jembatan Teksas di waktu-waktu tertentu. Seperti muncul berbagai cerita menyeramkan yang dialami oleh mereka dan menjadi urban legend di UI lho.

Biar nggak semakin penasaran dengan cerita horor di Jembatan Teksas UI, yuk langsung saja Sans mulai ceritanya. Tapi sebelum itu, jangan lupa untuk nyalakan mode horornya dan matikan lampu supaya lebih seru! Selamat membaca.

Pukul 8 malam perkuliahan berakhir. Agak molor sebenarnya, karena dosen menyampaikan tugas kelompok di akhir sesi. Seluruh mahasiswa kala itu keluar ruang kelas dengan gurat lelah sekaligus ngantuk di wajahnya. Belum lagi, besok ada kelas pagi.

"San, cabut kemana lo abis ini? Warkop biasa sabi kali ya," tanya Ferdi sambil merangkul bahu Sandi.

"Gak ah males, nggak mood banget gue. Mana motor mogok. Sia*an banget emang," gerutu Sandi.

"Yaelah bro, jangan kayak orang susah nape. Lo kira gue ngampus terbang? Biasanya lo juga nebeng. Pake alasan mood kek cewek," Ferdi dan mulutnya yang nyerocos bikin siapapun pengen menyumpalnya dengan kertas.

Sedangkan, Sandi hanya mengedikkan bahunya cuek, lalu menyalakan hp-nya menghiraukan sohibnya satu itu.

"Beb, udah nyampe kosan belum?" kata Ferdi tepat di samping telinganya. Ia membaca chat dari gebetan baru Sandi.

Buru-buru Sandi menjauhkan hp-nya dan menoyor Ferdi sampai cowok itu mengaduh.

Namun, bukannya diam, Ferdi malah menjadi-jadi menggoda temannya yang baru membuka hati setelah sekian lama.

"Udahlah gercep, masa jalan dua bulan nggak nembak-nembak. Mau sampe kapan prenjonan terus sama Devi? Ampe kakek nenek biar dikata menua bersama?" cibirnya.

"Jomblo, banyak ngomong kek bencong, pantesan si Merlyn nolak lo," balas Sandi menohok, kemudian berjalan meninggalkan Ferdi.

"Temen bang*at lo," kata Ferdi bergegas menyusul temannya itu. Ia jadi teringat dengan PDKT-annya dua minggu lalu. Apa boleh buat kalau memang nggak jodoh, ya udah jangan memaksakan diri.

Setelah aksi saling olok, keduanya memutuskan untuk menghampiri teman-teman lainnya yang nongkrong di gazebo depan fakultas.

"Woi bro, tumben belum balik?" sapa Akbar.

"Sebat dulu lah," kata Fadel sembari menyodorkan sekotak rokok. Sandi hanya menggeleng melihat teman-temannya.

"Gampang itu," katanya singkat.

"Halah, ngeles lagi lo. Biasa Bar dia lagi mode bucin banget sama Devi. Tau sendiri gimana," kata Ferdi yang membuat suasana malam itu semakin riuh. Akhirnya, Sandi digoda habis-habisan oleh teman-teman lainnya.

"Oh Devi anak Jerman yang cantik itu ya? Keren juga lo San," seloroh Kevin.

For your information, para lelaki ini merupakan mahasiswa semester 4 jurusan Arkeologi. Nggak heran juga si Sandi bisa ngegebet anak Sastra Jerman, soalnya FIB memang terkenal gudangnya cecan alias cewek cantik.

"Paan sih? Aneh banget lo pada," kata Sandi sedikit geram dengan kelakuan norak mereka.

Nggak terasa jam menunjukkan pukul 11 malam. Artinya, sudah 3 jam mereka ngobrol ngalor-ngidul, mulai asmara, politik, sampai gosip terhangat di kalangan mahasiswa UI.

"Dingin banget anj*r," kata Fadel sambil mengusap-usap lengannya. Kemudian, mengajak semuanya pulang.

"San, nebeng siapa lo?" tanya Akbar dan Kevin hampir bersamaan. Sandi hanya melirik ke arah Ferdi dan semuanya pun paham.

"Aelah, malas banget gua lewat Teksas. Mana gelap lagi," Fadel mengeluh yang disetujui oleh mereka.

"UKT hampir dua digit, masa beli lampu kagak mampu," lanjutnya.

"Biasalah. Udah deh dari pada lo ribet mulu, ntar keburu ada yang lewat tahu rasa," kata Akbar.

Mendengar hal itu, semuanya buru-buru menuju parkiran dan segera tancap gas.

Udara yang menusuk tulang dan kabut yang menutupi pandangan membuat mereka cukup kewalahan serta harus ekstra hati-hati.

Dari kejauhan mereka melihat sebuah bayangan, lebih tepatnya berada di ujung jembatan. Dengan diliputi rasa penasaran kelimanya berusaha berpikir positif.

Akan tetapi, tak berlangsung lama Kevin dengan polosnya nyeletuk yang membuat mereka semua merinding.

"Lo tahu nggak, cerita di jembatan merah ini?"

"Bang*e lo Vin. Nggak usah ngaco udah buruan," kata Akbar yang diangguki oleh Ferdi dan lainnya.

Krik..krik..krik suara hewan dari pepohonan sekitar danau menemani perjalanan mereka.

Namun, tiba-tiba mereka berhenti di tengah jembatan saat melihat sesuatu yang janggal. Bayangan tadi seolah terasa nyata.

"Itu apaan an*ir?" tanya Sandi sambil menunjuk ke arah ujung jembatan.

Sontak semuanya mengikuti arah telunjuk Sandi.

"Astaga, cuma akar pohon aja bikin kaget lo," kata Ferdi.

Byuurr

"Woi, apaan tuh?" kali ini Akbar yang membuat semuanya terkejut.

"Lo diem deh Bar. Jangan bikin semuanya mati muda di sini. Lama-lama gue timpuk helm," kata Kevin sedikit emosi. Bukannya mencairkan suasana, ia malah membuat semuanya semakin diliputi rasa takut.

Akan tetapi, berusaha tetap berpikir positif dan menganggap itu hanya suara benda asing yang jatuh ke danau.

Lalu, kelimanya pun melanjutkan perjalanan. Lagi-lagi motor salah satu di antara mereka berhenti secara mendadak dan membuat semuanya misuh-misuh.

Ciiiittt

Tak disangka-sangka, mereka melihat penampakan bayangan ranting dan akar-akar pohon itu ternyata adalah rambut serta kepala menggantung di atas tiang jembatan.

"Bang*at, itu setan woii," teriak Ferdi.

Penampakan tersebut memang benar rambut dan kepala manusia. Nampaknya kepala seorang gadis yang tersangkut di jembatan merah.

Wusshh..wusshh..wusshhh...

Hanya dalam hitungan detik kepala tersebut bergoyang karena tertiup angin lalu tak sengaja mengarah kepada mereka.

Wajahnya pucat, area kelopak matanya menghitam dan ada bekas lebam di sekitar pipi dan rahang. Mulutnya terbuka dan matanya melotot ke arah kelima cowok tersebut.

Tak ada satupun yang berani melanjutkan perjalanan melewati Jembatan Merah Teksas. Karena, di depan sana terdapat rambut dan kepala menggantung di jembatan. Penampakan itu seperti kuntilanak dengan posisi terbalik. Pakaiannya samar-samar tak terlihat karena tertutup oleh kabut tebal di danau.

Tubuh mereka kaku, wajahnya memucat, dan keringan mengucur deras di badannya. Membiarkan motor terus menyala serta lampu yang mengarah pada sosok tersebut.

Dengan perlahan Sandi menyuruh teman-temannya untuk menjalankan motor supaya bisa keluar dari area Jembatan Teksas.

HUAAAAAAAA

Teriak mereka bersamaan sambil menambah kecepatan sekencang mungkin. Sambil terus merapalkan istighfar dan doa apapun untuk menyelamatkan mereka dari wujud mengerikan itu.

Mereka takut apabila penampakan tersebut mengikuti di belakangnya sehingga Sandi dan Akbar yang saat itu sedang dibonceng oleh teman-temannya pun memejamkan mata agar tak melihat sosok itu.

Setelah berhasil dan selamat melewati jembatan merah meskipun diliputi perasaan shock mereka memutuskan untuk menginap di kosan Sandi. Karena tak ada yang berani untuk kembali ke kosan masing-masing.

Konon katanya kisah tersebut diangkat dari kisah nyata dan sudah ramai dari mulut ke mulut sekitar tahun 2007. Berdasarkan informasi yang beredar ada sepasang kekasih yang berasal dari Fakultas Teknik dan Sastra.

Mereka telah melakukan hubungan di luar nikah yang mengakibatkan si perempuan hamil. Namun, karena sang lelaki tak mau bertanggung jawab, akhirnya ia bunuh diri dan menggugurkan kandungannya di bawah jembatan Teksas.

Lalu, lelaki itu meletakkan mayat sang kekasih di bawah jembatan dan keesokan harinya ditemukan oleh tukang kebun di dekat danau.

Sejak saat itu, banyak desas-desus dan terjadi peristiwa mengerikan yang dialami oleh para mahasiswanya ketika melintasi jembatan tersebut.

Dan hingga sekarang banyak yang mengunjungi Jembatan Merah Teksas untuk uji nyali atau sekadar membuktikan kebenaran cerita itu.

Penampakan Hantu Kuntilanak di Jembatan Merah Teksas UI

Sobat Zona, walaupun peristiwa itu sudah terjadi beberapa tahun lalu, tapi masih kerap terjadi di kalangan mahasiswa. Entah benar atau tidak cerita tersebut, kembali ke masing-masing individu. Akan tetapi, memang setiap tahunnya masih ada cerita di jembatan tersebut.

Wah, selesai sudah kisah mengerikan di Jembatan Merah Teksas. Kali ini Sans mau melanjutkan perjalanan ke kampus mana ya untuk diceritakan kisah horornya? Tulis komentarmu di bawah ya.

Baca Juga: Sosok Wanita Misterius Penunggu Danau UI

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150