zonamahasiswa.id - Kasus perundungan kembali terjadi di lingkungan sekolah. Mirisnya, kali ini aksi perundungan tersebut dilakukan oleh seorang guru di sebuah sekolah menengah atas (SMA) Negeri di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Baca Juga: Nasib Anak Petani Calon Polwan Gugur Seleksi Gegara Diganti dengan Sepupu Anggota Polisi
Siswa Dibully Guru
Melansir Kompas, dugaan perundungan tersebut dilakukan oleh seorang guru mata pelajaran matematika ketika sedang mengajar di kelas. Di hadapan murid lainnya, guru itu memarahi dengan melontarkan kata-kata perundungan kepada korban selama dua jam penuh.
Korban yang dimarahi sepanjang jam pelajaran berlangsung hanya gegara tak mengenakan hijab. Menurut keterangan ayah korban AG (47), perundungan itu juga disaksikan seluruh siswa yang berada di dalam kelas.
"Waktu pelajaran matematika selama dua jam penuh dimarahi. Sampai ketakutan, nangis, sampai dredeg (gemetar ketakutan), kata-katanya itu berlebihan," jelasnya.
Di sela-sela pembelajaran, guru itu pun diduga melontarkan perkataan yang berujung perundungan. Ayah korban mengatakan menurutnya mengenai hijab merupakan masalah seseorang dengan Tuhan.
"Guru matematika itu, memarahi dia sudah cenderung ke arah bullying. Pada dasarnya, pendidik edukasinya kan harus tataran objektif. Tapi ini sudah masuk ke subjektivitas guru itu sendiri," tuturnya.
"Karena masalah individu dengan Tuhannya tidak ada yang boleh mencapai. Itu wujud, toleransi ditanam seperti juga sekolah negeri, satu aturan berpakaian juga sudah diatur juga. Saya minta, saling support memastikan anak-anak kita mendapatkan perlakuan tidak perlu karena efeknya, multiplayer," sambungnya.
Ia mengungkap sebagai orangtua sudah memberikan edukasi kepada anaknya. Namun, ia juga tak bisa memaksa anaknya. Di sisi lain, pihak keluarga korban telah melaporkan kasus itu ke kepolisian.
Kapolres Sragen AKBP Piter Yanottama melalui Kasi Humas Polres Sragen IPTU Ari Pujiantoro menyebut kasus ini masih dalam pengecekan berdasarkan pelaporan orangtua korban.
"Tadi sudah saya tanyakan ke SPKT (Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu), belum ada tapi ini maish kami cek lagi. Mungkin langsung ke Reskrim," pungkasnya.
Sementara, akibat perundungan tersebut siswi SMA berinisial S (15) itu enggan masuk sekolah. Lantaran masih merasa takut karena diduga ia juga dibully oleh kakak kelasnya.
"Habis kejadian itu tak rayu-rayu mau masuk lagi. Terus dibully kakak kelasnya. Terus WhatsApp saya minta dijemput, sampai sekarang nggak mau sekolah," ucap ayah korban.
Keterangan Guru
Setelah kasus itu viral, guru matematika SMAN 1 Sumberlawang Sarwono (54) akhirnya menyampaikan permintaan maafnya atas dugaan kasus perundungan terhadap salah satu muridnya.
Ia mengaku menyesal telah menegur siswinya yang tak mengenakan hijab. Sarwono mengatakan dirinya tak menyadari jika tegurannya tersebut berdampak pada psikologis sang anak.
Lebih lanjut, menurutnya apa yang dilakukan sebenarnya sama sekali tidak ada niatan untuk menyakiti apalagi sampai melakukan perundungan. Sarwono menjelaskan saat kejadian memang dirinya sedang memberikan paparan dan kemudian meminta salah satu siwi untuk memakai hijab.
Ia menyampaikan hal itu saat pelajaran berlangsung dengan maksud memberikan pemahaman kepada seluruh siswa. Menurutnya, tuturannya hanya sebagai nasihat antara guru dan murid.
"Saya sampaikan secara umum di kelas supaya anak yang lain tahu. Memakai jilbab bukan karena pakaian budaya atau patut-patutan. Tapi memakai jilbab itu karena perintah Allah, bukan karena perintah gurunya. Saya ingin anak-anak memakai jilbab dengan kesadaran diri, dengan ikhlas, tidak dipaksa, dan tidak ditekan. Saya menyampaikannya seperti itu," ungkapnya.
"Karena ada satu anak yang belum memakai jilbab itu tadi. Sebelumnya saya tidak pernah menyampaikan itu. Tapi karena ada anak yang malu ke masjid tidak jilbaban itu, saya menyampaikan secara spontanitas," lanjutnya.
Meski begitu, ia menyadari memang tak ada aturan tertulis di sekolah yang mewajibkan siswinya memakai hijab. Di sisi lain, Sarwono juga mengatakan telah menemui orangtua korban dan sudah meminta maaf.
Atas kejadian ini, dia menyebut sudah merenungkan dan tak akan mengulangi kembali. Sebab, dampaknya sangat tidak baik untuk psikologis anak. Ia pun berjanji ke depannya akan berhati-hati kembali dalam memberikan nasihat kepada siswanya agar mereka nyaman.
"Saya sudah 26 tahun mengajar dan baru kali ini, jadi mohon dimaklumi dan dimaafkan, saya juga punya anak dan istri. Kalau bisa kita tempuh jalur damai, kekeluargaan. Berilah waktu bagi saya untuk memperbaiki diri," tutupnya.
Parah! Siswa SMA Dirundung Guru Matematika Gegara Tak Berhijab hingga Gemetar Ketakutan
Itulah ulasan mengenai seorang guru matematika yang diduga melakukan perundungan terhadap salah satu siswinya karena tak memakai hijab hingga gemetar ketakutan.
Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.
Baca Juga: Oknum Guru Honorer Rudapaksa Pelajar dengan Ancam Video Tak Senonoh
Komentar
0