Zona Mahasiswa - Oke, kembali lagi di Zona Misteri segmen Horor. Tempat di mana kita bakal bahas cerita-cerita seram yang bikin bulu kuduk merinding. Nah, kali ini Gua akan cerita sebuah kisah horor dari seorang mahasiswi di kosannya saat kuliah dulu di Surabaya. Tapi, maaf ya, gue nggak bisa sebutin nama orangnya karena dia emang nggak mau namanya diketahui.
Cerita ini berawal dari kisah seseorang mahasiswi semester akhir yang kita sebut saja namanya Rina, dia baru aja pindah kos karena kos lamanya itu kurang nyaman.
Di kos barunya ini, dia dapat fasilitas lengkap, mulai dari CCTV, penjaga kos, kamar mandi dalam, bahkan ada telepon di setiap kamar (sesuatu yang jarang ditemukan pada waktu itu)
Tapi, siapa sangka, justru di kos yang terbilang mewah inilah Rina mengalami teror yang nggak pernah ia bayangkan sebelumnya."
Sosok Anak Kecil
Jadi gini, Rina ini seorang Mahasiswi dari luar kota yang kuliah di Kota Surabaya. Dia datang ke Surabaya buat kuliah di salah satu kampus ternama di sana. Dia itu bukan mahasiswa baru, guys. Udah tahun terakhir, skripsi udah menanti, jadi dia tuh udah sibuk banget.
Rina ini dikenal rajin dan mandiri, nggak terlalu suka bergantung sama orang lain. Tapi karena di semester terakhir ini beban tugasnya makin berat, dia mutusin buat pindah kos yang lebih dekat sama kampus, biar lebih gampang ke perpustakaan dan ke kampus buat bimbingan.
Kos lama Rina sebenarnya nyaman, tapi lokasinya yang agak jauh membuatnya merasa kurang aman, apalagi buat pulang malam. Makanya, begitu ada kos yang lebih bagus dan dekat kampus, dia langsung ambil. Kos baru ini fasilitasnya lengkap banget, bahkan bisa dibilang salah satu kos premium di daerahnya.
Ada penjaga kos, kamar mandi dalam, dan yang paling keren, setiap kamar ada telepon pribadi yang bisa dihubungi langsung dari lobi atau kamar lain.
Rina ngerasa beruntung banget waktu itu, karena nggak mudah dapetin kos sebagus ini. Fasilitas lengkap, tempatnya tenang, pokoknya ideal buat ngerjain skripsi.
Tapi… ada satu hal yang dia nggak sadari. Kos ini ternyata punya sejarah. Beberapa penghuni sebelumnya juga pernah ngalamin kejadian aneh, tapi nggak ada yang mau cerita langsung.
Konon, kamar yang dia tempati adalah kamar yang paling sering ditinggalin mendadak sama penghuni sebelumnya
Awalnya Rina nggak mikir aneh-aneh. Dia fokus sama tugas-tugasnya, tiap hari kuliah, ke perpustakaan, kadang pulang malam karena ngerjain skripsi sampai tengah malam. Dia senang bisa lebih produktif, walaupun sebenarnya makin lama, makin sering dia ngerasa ada yang nggak beres.
Suatu malam, sekitar jam 12-an, saat Rina lagi ngerjain skripsi di laptop. Lagi fokus-fokusnya, tiba-tiba telepon di kamarnya bunyi.
Kalian bisa bayangin kan, jam segitu telepon bunyi di kamar yang seharusnya aman, nggak ada siapa-siapa yang tahu nomornya kecuali orang dalam kos.
Pas diangkat… sunyi… nggak ada suara apa-apa.
Rina pikir mungkin cuma gangguan atau salah sambung. Dia lanjut lagi ngerjain skripsi. Tapi nggak lama… telepon itu bunyi lagi.
Dan kali ini, begitu diangkat, dia denger suara anak kecil, pelan banget… seperti bisikan. Anak kecil itu bilang…
Setan Kecil: ‘Kakak bangun… katanya mau bimbingan skripsi…’
Rina langsung ngerasa aneh, tapi dia berusaha nggak panik. Mungkin ada yang iseng atau memang suara bocor dari kamar sebelah. Tapi pas dia tanya ke penghuni kos lain, nggak ada yang ngaku nelepon. Dia mulai ngerasa ada yang nggak beres, tapi masih berusaha mikir logis
Beberapa malam kemudian, telepon itu bunyi lagi, jam 1 pagi. Dan lagi-lagi… suara anak kecil itu muncul. Kali ini jelas banget, bilang…
Setan Kecil: ‘Kakak bangun… katanya mau bimbingan skripsi…’
Merinding banget kan? Akhirnya, Rina mutusin buat cabut kabel teleponnya biar nggak bisa bunyi lagi. Dia kira masalah selesai, tapi ternyata malam itu juga, Rina kebangun di tengah malam karena ngerasa ada yang manggil namanya.
Setan Kecil: ‘Kak Rina bangun… katanya mau bimbingan skripsi…’
Dia buka mata pelan-pelan, ngelirik ke arah jendela…
Di luar jendela itu, ada sosok anak kecil, berdiri sambil senyum lebar, tatapannya kosong, dan bibirnya bergerak seakan-akan ngomong sesuatu.
Kebayang nggak, posisi kamarnya Rina ini di lantai dua, tapi anak itu berdiri di luar jendela, ngeliatin dia.
Kegelisahan Rina
Sudah beberapa malam Rina nggak bisa tidur nyenyak. Hati kecilnya selalu merasakan ada sesuatu yang salah...
Rina berusaha keras untuk melupakan kejadian itu, namun bayangan sosok anak kecil itu terus menghantui pikirannya. Wajahnya yang pucat, tubuhnya yang lemah, dan pandangannya yang kosong, seakan membawa cerita yang tak terucapkan. Namun, apa yang ingin disampaikannya? Apa yang membuatnya masih 'tinggal' di sini, bahkan setelah bertahun-tahun berlalu?
Sedang kalut dengan pikirannya tiba-tiba pundak rina ada yang menyentuh dari belakang…
Suasana Tegang, Jumpscare Wanita dengan masker menutupi seluruh wajahnya
Rina terkejut, Vina tetangga kosnya tiba-tiba ada tepat di belakangnya dengan masker menutupi seluruh wajahnya.
Rina: "Astaga, Vin! Aku kira tadi kamu setan..."
Vina: "Masak manusia secantik ini kamu bilang Setan. Eh, tapi beneran kamu lihat anak kecil di jendel? Serius, Rin?"
Rina: "Iya, Vin! Aku juga nggak mau percaya, tapi beneran... Dia kayak muncul gitu aja, mukanya pucat banget, terus pandangannya kosong. Tiba-tiba langsung ngilang!"
Vina: kelihatan mikir sejenak "Hmm... Sebenarnya kamu bukan orang pertama yang cerita soal anak kecil di sini. Aku sendiri nggak pernah lihat langsung, sih. Tapi dulu aku pernah denger dari penghuni lama di sini, katanya mereka juga pernah ngalamin hal yang mirip."
Rina: mulai tegang "Serius, Vin? Jadi di kos ini ada cerita soal anak kecil gitu?"
Vina: "Katanya sih gitu, Rin. Dulu, ada rumor kalau kos ini pernah jadi tempat tinggal satu keluarga kecil, tapi mereka pindah karena ada kejadian tragis. Anak mereka katanya meninggal karena sakit, tapi... entah kenapa sosok anak itu kayak masih 'tertinggal' di sini. Makanya, beberapa penghuni pernah lihat sosok anak kecil di lorong atau di jendela kayak yang kamu lihat."
Rina: mencoba tenang "Ya ampun... Jadi aku nggak ngigau ya, Vin? Aku sempet mikir aku cuma kecapekan, terus berhalusinasi gitu."
Vina: "Nggak, Rin. Aku yakin itu beneran. Beberapa temen kos yang dulu juga cerita kalau mereka ngerasa diawasi tiap malam, terutama kalau lagi sendirian di kamar."
Rina: menghela napas panjang "Aduh, jadi makin serem ya. Aku nggak nyangka banget bakal ngalamin hal-hal kayak gini. Aku nggak tau harus ngapain. Kalau begini terus, aku kepikiran buat cari tempat tinggal lain aja."
Vina: menepuk bahu Rina "Sabar, Rin. Mungkin bisa coba lebih sering berdoa. Kadang, mereka juga cuma 'numpang' atau nggak sadar mereka masih 'tinggal' di sini. Lagipula, katanya dia nggak ganggu secara langsung, kan?"
Rina: "Sejauh ini sih cuma muncul terus hilang gitu aja. Tapi ya tetep aja, Vin, tiap malem aku jadi parno sendiri. Apalagi kalo kepikiran mukanya yang pucat dan kosong gitu. Bener-bener nggak bisa lupa!"
Vina: senyum kecil sambil mencoba nyemangatin "Aku ngerti kok, Rin. Nggak gampang ngadepin hal-hal kayak gitu. Kalau kamu butuh temen buat ngobrol, kamu bisa kok tidur di kamar aku dulu, kasih tau aja, ya. Kita hadapin bareng-bareng, oke?"
Rina: mengangguk dengan senyum tipis "Thanks ya, Vin. Aku jadi sedikit lebih tenang."
Setelah cerita ke Vina soal sosok anak kecil di jendela itu, Rina mulai tenang. Dia pikir semua kejadian itu masih bisa dia hadapai bersama Vina. Tapi... ternyata ada yang lebih menakutkan menanti
Peringatan
Rina awalnya ngerasa aman-aman aja selama beberapa malam setelah insiden itu. Nggak ada lagi telepon tengah malam atau sosok anak kecil yang tiba-tiba muncul di luar jendela. Dia bisa fokus lagi ngerjain skripsi, dan nggak kepikiran soal pindah kos karena deket banget sama kampus. Tapi, setelah beberapa hari, tanda-tanda aneh mulai muncul lagi, bahkan lebih seram dari sebelumnya.
Malam itu, Rina pulang agak larut. Dia baru pulang dari ngerjain skripsi bareng temen-temennya sekitar Jam 11 malem, jalanan sudah mulai sepi. Saat memasuki gerbang kos, udara terasa lebih dingin dari biasanya. Koridor menuju kamarnya yang biasanya terasa biasa saja, mendadak terasa lebih panjang dan sunyi.
Dengan tubuh bergetar Rina berjalan perlahan, mengabaikan koridor yang kosong itu. Tiba-tiba, di ujung lorong, dia melihat sesosok bayangan. Bayangan itu tampak seperti nenek-nenek tua yang duduk di kursi kecil dengan kepala menunduk. Rina memperhatikan lebih seksama; dia belum pernah melihat ada nenek-nenek di kos ini. Pikiran-pikiran aneh mulai berkelebat di kepalanya, tapi dia mencoba untuk tetap tenang.
Saat Rina melangkah semakin dekat, jantungnya mulai berdetak lebih cepat. Sosok itu masih duduk diam, seperti menunggu. Rambutnya panjang, berantakan, dan sebagian menutupi wajahnya. Baju yang dia pakai terlihat usang dan kusam, seperti pakaian lama yang sudah bertahun-tahun tidak dipakai. Tapi yang paling membuat Rina merinding adalah tangan si nenek yang kurus dan keriput, memegang tongkat kayu dengan erat.
Akhirnya, Rina memutuskan untuk mempercepat langkahnya. Tapi ketika dia hampir melewati sosok itu
Nenek tersebut perlahan menoleh, memperlihatkan wajahnya yang penuh keriput dan tatapan matanya yang tajam, dingin, dan tidak berperasaan. Rina berhenti, seperti terkunci di tempatnya. Matanya tidak bisa berpaling dari pandangan nenek itu.
Dengan suara pelan namun tajam, si nenek berkata…
Nenek: "Kamu… sudah lihat mereka, kan?"
Rina merasa lehernya seperti membeku. Dia tidak tahu apa yang dimaksud oleh nenek itu, tapi perasaannya mengatakan bahwa nenek ini tahu lebih banyak dari yang terlihat. Si nenek perlahan berdiri dengan susah payah, tapi matanya tidak pernah lepas dari Rina.
Nenek: "Ada banyak yang terjebak di sini," lanjut si nenek dengan suara yang semakin pelan, hampir seperti bisikan,
Nenek: "termasuk… mereka yang menunggumu."
Rina ingin lari, tapi tubuhnya seperti kaku. Si nenek mendekatinya, berjalan pelan-pelan dengan tongkat yang menghentak-hentak lantai. Semakin dekat, Rina merasa hawa di sekitarnya semakin dingin, bahkan napasnya terlihat seperti uap.
Tiba-tiba, lampu di koridor berkedip sebentar, lalu mati. Kegelapan menyelimuti semuanya, dan Rina hanya bisa mendengar suara napas nenek itu yang terdengar semakin dekat. Saat lampu kembali menyala, sosok nenek itu sudah hilang, meninggalkan Rina sendirian di lorong yang sunyi.
Dengan tubuh gemetar, Rina langsung berlari menuju kamarnya dan mengunci pintu rapat-rapat. Malam itu, dia tidak bisa tidur sama sekali, bertanya-tanya siapa sebenarnya sosok nenek itu, dan siapa "mereka" yang sedang menunggunya.
Sejak malam itu, Rina sering mendengar suara hentakan tongkat kayu di lorong kosnya setiap kali dia pulang larut. Suara yang selalu datang tanpa ada sosok yang terlihat….
Sosok Hantu Anak Kecil Pengganggu Mahasiswi di Kamar Kos Surabaya
Nah Sobat Zona, itulah kisah horor dari seorang Mahasiswi yang Kos di Surabaya. Jadi, buat kalian yang baru pindah ke tempat baru, perhatiin ya… kalau ada hal-hal aneh, jangan dianggap enteng. Siapa tahu ada ‘penghuni’ lain yang nggak terlihat.
Bagaimana? Apakah kalian percaya dengan cerita horor tadi atau bahkan kalian pernah mengalaminya sendiri? Komentar di bawah ya…
Komentar
0