zonamahasiswa.id-Keinginan pemerintah untuk mendulang investasi Indonesia di tahun ini nampaknya makin terlihat cerah. Banyak negara yang melirik Indonesia sebagai pasar yang empuk untuk menanam investasi di negara kita.
Badan Koordinator Penanaman Modal (BKMP) melaporkan tentang pertumbuhan investasi yang ada di Indonesia sepanjang Januari hingga Desember 2020 sebesar Rp826,3 triliun. Komposisinya, Rp413,5 triliun berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan Rp412,8 triliun penanaman modal asing (PMA) atau foreign direct investment (FDI).
Baca Juga: Jasa Raharja Membuka Lowongan Kerja Lulusan SMA-S1 Simak Ketentuannya
5 Negara dengan Investor Tertinggi
- Singapura
Nilai investasi sebesar: US$ 9,8 miliar atau sekitar Rp137 triliun
- China
Nilai investasi sebesar US$ 4,8 atau sekitar Rp67 triliun
- Hongkong
Nilai investasi sebesar: US$ 3,5 miliar atau sekitar Rp49 triliun
- Jepang
Nilai investasi sebesar: US$ 2,6 miliar atau sekitar Rp36 triliun
- Korea Selatan
Nilai investasi sebesar: US$ 1,8 miliar atau sekitar Rp25 triliun
Itu adalah pertumbuhan ekonomi yang ada di Indonesia selama 2020, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengusulkan enam strategi pemulihan investasi pada 2021 untuk mengejar target realisasi investasi tahun depan yang dipatok Rp858,5 triliun.
“Kami mengusulkan ada enam program utama sebagai instrumen untuk pencapaian tujuan agar investasi tercapai Rp858,5 triliun dan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi (2020-2021),†kata Bahlil dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta.
Baca Juga: 5 PTN di Kota Malang Terapkan Kebijakan Daring untuk Semester Genap, Bagaimana Kampus Sobat Zona?
Enam Strategi Program Pencapaian Tujuan Investasi
Strategi yang pertama adalah mengeksekusi investasi mangkrak dan investasi bersekala besar yang ada di Indonesia. Menurut Bahlil hal itu dapat dilakukan dengan cara mendatangi para investor dan memastikan mereka mau membantu hingga merealisasikan modalnya.
Bahlil menuturkan strategi yang kedua ialah menyusun peta potensi investasi daerah. BKPM sendiri telah melayangkan surat kepada Kementerian PPN atau BAPENAS mengenai usulan tersebut. Strategi yang ketiga, yakni memfasilitasi investasi relokasi asing. Ia berharap kejadian pada 2017-2018 lalu di mana investasi dari China yang lebih memilih merelokasikan industrinya ke Vietnam tidak akan terulang kembali.
Strategi keempat, lanjut Bahlil adalah dengan melakukan debottlenecking dan aftercare investasi melalui pendampingan investor. Strategi kelima, yakni melakukan perluasan daftar positif investasi. Namun, ia menekankan perluasan daftar positif investasi ini dikecualikan untuk sektor UMKM yang harus mempunyai tempat khusus di dalam negeri.
Sedangkan strategi terakhir, yakni melakukan deregulasi dan integrasi perizinan. Bahlil Lahadalia mengatakan hal ini perlu dilakukan dengan menyeragamkan semua aplikasi perizinan dan mengintegrasikan dengan yang ada di pusat dan di daerah.
Negara Mana Sajakah yang Menjadi Investor Terbesar di Indonesia?
Indonesia memang sedang membutuhkan para investor-investor hebat dan juga kuat untuk mendongkrak kembali perekonomian yang ada di negara kita. Agar kembali bangkit seperti sedia kala.
Untuk tetap update mengenai informasi menarik seputar dunia perkuliahan dan mahasiswa, jangan lupa untuk mengaktifkan notifikasi postingan website zonamahasiswa.id, ya!
Baca Juga: Viral! Siswi Non Muslim Diminta Berjilbab, Inilah Tanggapan Komnas HAM
Komentar
0