zonamahasiswa.id – Setelah memberikan ketentuan akan menghapus UN, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) beberkan alasan hapus Ujian Nasional (UN) sebagai salah satu syarat untuk lulus pendidikan dan menggantinya dengan Asesmen Nasional (AN).
Nadiem menyebutkan saat ini sekolah negeri isinya para siswa kaya, sedangkan yang memiliki kemampuan ekonomi menengah atau bahkan rendah malah masuk ke sekolah swasta.
Baca Juga: 179 Siswa Positif Covid-19 Saat Penyelenggaraan Uji Coba Sekolah Tatap Muka
Sistem Seleksi Masuk Berdasarkan Nilai UN
Melansir dari CNNIndonesia.com, Nadiem mengatakan saat ini sekolah negeri lebih banyak murid yang mampu secara ekonomi.
"Aneh kan, siswa dengan tingkat ekonomi tinggi di sekolah negeri, yang rendah di sekolah swasta. Bagi kita yang mikir sekolah swasta mahal-mahal itu mispersepsi. Kebanyakan sekolah swasta di daerah yang tidak mampu", ungkapnya melalui siaran langsung di Instagram pada Jumat (11/12/2020) lalu.
Data siswa tersebut ia dapat dari hasil seleksi PISA (Program Penilaian Pelajar Internasional). Dalam seleksi yang dilakukan di 77 negara itu, juga dilakukan analisa terhadap latar belakang ekonomi siswa.
Hasil seleksi tersebut ditemukan bahwa di Indonesia, kebanyakan siswa dengan ekonomi rendah justru belajar di sekolah swasta. Nadiem mendapati hal ini bisa terjadi karena sistem masuk sekolah negeri berdasarkan nilai UN.
Nadiem mengatakan, siswa yang bisa masuk ke sekolah negeri adalah yang punya nilai UN tinggi sebelum ada sistem zonasi. Sedangkan yang memiliki nilai rendah tersingkir ke sekolah swasta. Diketahui hal tersebut karena siswa dengan ekonomi yang tinggi memanfaatkan bimbingan belajar untuk memperolah nilai UN tertinggi, agar bisa lolos seleksi sekolah negeri.
"Yang dapat UN tinggi yang orang tuanya mampu bimbel anaknya untuk dapat angka lebih tinggi. Anak yang enggak punya uang enggak masuk. Lucu kan? Sesuatu hal yang untuk kebaikan malah jadi instrumen diskriminatif," ujarnya.
Dalam beberapa kesempatan, Nadiem juga kerap menegaskan bahwa sekolah negeri seharusnya mendidik siswa yang tidak mampu, karena biayanya ditanggung oleh pemerintah.
Baca Juga: Pendaftaran SNMPTN 2021 Akan Dibuka, Yuk Catat Tanggal Pentingnya
Mengubah Sistem Seleksi dengan Asesmen Nasional
Melalui riset serta adanya ketidak sesuaian tersebut, Nadiem memutuskan untuk mengubah sistem seleksi sekolah negeri dengan menghapus UN. Asesmen Nasional (AN) yang menjadi pengganti Ujian Nasional akan memuat soal-soal yang tidak bisa dipelajari melalui bimbingan belajar (bimbel).
Ia menjelaskan AN nantiya akan mengukur kemampuan literasi dan numerasi siswa melalui Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang tidak bisa dipelajari seperti UN yang memuat berbagai mata pelajaran. AN juga tidak akan berdampak pada siswa, melainkan untuk mengevaluasi sekolah.
Nadiem pun tidak merekomendasikan sejumlah program bimbingan belajar yang bermunculan, lalu mengklaim dapat mempersiapkan siswa untuk menghadapi AN. Upaya tersebut menurutnya hanya akan menyia-nyiakan uang.
Pelaksanaan AN akan dimulai pada Maret hingga April 2021 untuk jenjang SMP, SMA dan paket ABC. Kemudian bulan Agustus untuk jenjang SD. Tak seperti UN, AN tidak perlu diikuti semua siswa satu angkatan, melainkan hanya diikuti oleh maksimal 45 siswa SMP kelas VIII dan SMA kelas XI, serta 35 siswa SD kelas V per sekolah.
Mendikbud Beberkan Alasan Hapus UN: Sekolah Negeri Isinya Siswa Kaya
Sobat Zona yang mungkin akan menghadapi AN pasti bertanya-tanya bagaimana sistem Asesmen Nasional (AN) nanti? Apakah akan sama dengan Ujian Nasional seperti sebelumnya? Atau malah memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi? Pantengin terus website zonamahasiswa.id untuk info lebih lanjutnya.
Jika tidak mau ketinggalan update-an informasi mengenai dunia perkuliahan dan mahasiswa, jangan lupa untuk mengaktifkan notifikasi postingan website zonamahasiswa.id, ya!
Baca Juga: Sistem Pendaftaran SNMPTN 2021 Mengalami Perubahan, Sobat Zona: Wah Peraturan Mana Yang Diubah?
Komentar
0