zonamahasiswa.id - Konflik yang terjadi di Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) tak kunjung usai hingga masuki babak baru. Atas hal ini, forum orang tua mahasiswa SBM kembali layangkan somasi kepada Rektor dan Mendikbud.
Somasi kali ini merupakan ketiga kalinya orang tua mahasiswa menuntut penyelesaian masalah yang terjadi di SBM ITB. Terhitung selama hampir delapan bulan telah berdampak menurunnya kualitas pendidikan dan dikhawatirkan akan menurunkan pula standar Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB).
Baca Juga: Mahasiswa UMI Makassar Tewas Saat Pengkaderan, Orang Tua Minta Pertanggungjawaban Kampus
Somasi Ketiga SBM ITB
Menyadur Detik, Pia Akbar Nasution salah satu perwakilan orang tua mahasiswa sebelumnya mengatakan Rektor ITB telah membentuk Tim Transisi dan Transformasi SBM ITB pada 18 Maret 2022 lalu.
Tim yang terdiri dari unsur rektorat dan SBM ITB tersebut diketahui telah bekerja selama tiga bulan sampai Juni 2022. Tugas tim tersebut pun tujuannya untuk mencari solusi atas permasalahan yang mengakar di SBM ITB dan menyemapaikan rekomendasi kepada Rektor.
Namun sampai saat ini, tidak ada informasi mengenai hasil rekomendasi dari Tim Transisi dan Transformasi SBM ITB. Pia menyebut tak pernah mendapatkan informasi mengenai sikap Rektor ITB terhadap rekomendasi tersebut.
"Tidak ada informasi sedikitpun mengenai apa hasil rekomendasi dari Tim Transisi dan Transformasi SBM ITB. Kami juga tidak pernah mendapatkan informasi bagaimana sikap Rektor ITB terhadap rekomendasi dari Tim Transisi tersebut," tutur Pia ketika menggelar konferensi pers di Kota Bandung (24/7).
Pia mengungkap Rektor ITB tidak pernah memberikan keterangan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dalam SBM ITB dengan efektif. Bahkan, pihaknya berulang kali meminta Rektor ITB untuk mengundangnya agar bisa menjelaskan secara resmi mengenai perkembangan penyelesaian masalah.
Sementara, forum orang tua mahasiswa SBM ITB sempat mengajukan somasi sebanyak dua kali. Sayangnya, somasi tersebut tak mendapat respon dari Rektor ITB.
"Kami kecewa dan sangat menyesalkan sikap Rektor ITB yang mencerminkan bahwa rektor tidak mampu dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di SBM ITB. Situasi ketidakjelasan ini tentunya berisiko menurunkan mutu dan moral pendidikan di SBM ITB maupun ITB secara keseluruhan," jelasnya.
Perwakilan orang tua lainnya, Ali Nurdin mengungkap hasil diskusi yang sepakat untuk menuntut ITB agar segera menyelesaikan masalah yang ada. Mereka pun memutuskan melayangkan somasi yang ditujukan kepada Rektor ITB, Majelis Wali Amanat (MWA) ITB, dan Mendikbud.
"Melalui siaran pers ini kami mengajukan somasi secara terbuka agar pihak Rektor ITB, MWA ITB, dan Mendikbud segera menyelesaikan sampai akhir Juli 2022," tegas Ali.
"Apabila tidak ada tanggapan dengan sangat terpaksa tidak ada maksud lain demi tujuan kemajuan pendidikan dan proses yang transparan kami akan menempuh jalur hukum. Ada beberapa rencana yang kami lakukan salah satunya untuk mengajukan gugatan ke PN Bandung," pungkasnya.
Sebelumnya, konflik SBM ITB diawali dengan kebijakan Rektor ITB yang dianggap melanggar prinsip penyelenggaraan otonomi perguruan tinggi. Hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2013 tentang STATUTA ITB dan Undang-Undang No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
Pada Desember 2021 lalu, forum orang tua mahasiswa SBM ITB telah menghadap MWA untuk menyelesaikan permasalahan sesuai dengan STATUTA ITB.
Dalam hal ini, MWA ITB pun telah memeritahkan Rektor ITB untuk segera merampungkan masalah yang ada. Tetapi rekomendasi dari MWA ITB ternyata tidak dipatuhi rektor yang tak mau merespon surat permintaan audiensi yang diajukan para orang tua mahasiswa pada 23 Desember 2021.
Konflik SBM ITB: Forum Ortu Mahasiswa Kembali Layangkan Somasi Ketiga
Itulah ulasan mengenai konflik mengakar SBM ITB tak kunjung rampung hingga forum orang tua mahasiswa kembali melayangkan somasi ketiga untuk Rektor ITB hingga Mendikbud.
Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.
Baca Juga: Viral Anak Pejabat Pekanbaru Pakai 'Surat Sakti' Agar Lolos Kedokteran Unri
Komentar
0