Berita

Kisah Sedih Orang Tua Maba UGM Ikuti Kuliah Perdana Gantikan Anaknya yang Sudah Meninggal “Saya Membayangkan Marchia Ada Duduk di Tengah-tengah Kalian”

Muhammad Fatich Nur Fadli 19 Agustus 2024 | 09:45:39

Zona Mahasiswa - Suasana kuliah prodi Manajemen di pagi Rabu (14/8) di Fakultas Ekonomika dan Bisnis tidak seperti biasanya. Sepasang orang tua duduk di baris kursi paling depan bersama dengan putri sulungnya. 

Baca juga: Viral! Dugaan Larangan Paskibraka 2024 Pakai Jilbab, BPIP Klaim Tak Ada Pemaksaan

Kedua orang itu adalah Sebastian Hutabarat dan Imelda Tiurniari Napitupulu, orang tua dari mahasiswa baru FEB UGM, Marchia R.M. Hutabarat, yang telah berpulang pada 17 Juni 2024 silam. 

Marchia tercatat sebagai mahasiswa yang baru diterima pada Program Sarjana di Program Studi Manajemen angkatan 2024. Gadis asal Sangkarnihuta, Balige, Toba, Sumatera Utara ini meninggal dunia akibat sakit sehingga belum sempat merasakan hiruk pikuk kegiatan penerimaan mahasiswa baru bahkan perkuliahan. 

Kehadiran Sebastian bersama istri dan putri sulungnya untuk singgah sejenak merasakan perkuliahan ini menciptakan momen haru yang memenuhi perkuliahan pagi itu. Suara Sebastian yang diberikan kesempatan untuk membagikan kisah sang putri terdengar bergetar di awal ia berbicara. 

Matanya pun berkaca-kaca saat memperkenalkan diri dan keluarganya. Beberapa kali ia terlihat mengatur nafasnya yang memburu dan menyeka air matanya terus mengalir deras.  “Saya membayangkan Marchia ada duduk di tengah-tengah kalian,” ucapnya sembari terisak.

Sempat Melihat Kampus UGM

Ibu Marchia, Imelda, menuturkan ia dan sang anak sudah tiba di Yogyakarta sejak Juni 2024. Nada, kakak Marchia yang berkuliah di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, bantu mempersiapkan kebutuhan sang adik menjelang perkuliahan hingga mencarikan kos.

Imelda bercerita, Marchia sempat berkunjung melihat suasana kampus FEB UGM.

"Marchia sempat foto di depan Gedung Pertamina Tower. Dia bilang kampusnya keren dan sempat merasa minder," kata sang ibu.

Orang Tua Tidak Menyangka

Kepergian Marchia sendiri terbilang mendadak bagi Sebastian. Ia yang sedang berada di Balige, Sumatera Utara tiba-tiba mendapatkan kabar kepergian Marchia dari sang istri, Imelda, yang tengah berada di Yogyakarta.

Kala itu, Imelda berangkat ke Yogyakarta untuk mempersiapkan kebutuhan jelang perkuliahan Marchia. Imelda juga sempat mengajak kedua putrinya, Marchia dan Nada, berwisata ke Magelang.

Mulanya, semua terlihat baik-baik saja. Namun, tiba-tiba saja suasana berubah saat Marchia tak juga keluar dari kamar mandi setelah 30 menit berada di dalamnya.

"Saya ketuk-ketuk, tidak ada sahutan. Akhirnya pintu saya buka, Marchia sudah dalam kondisi pingsan," ujar Imelda bercerita.

Marchia pun segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat yang jaraknya mencapai 15 kilometer (km) dari penginapan.

Namun nahas, kondisi Marchia tak tertolong. Setibanya di puskesmas, Marchia sudah tak bernapas.

Sebastian menceritakan Marchia yang lahir pada 2006 silam merupakan sosok yang cerdas dan berprestasi. Sang putri selalu langganan juara di kelasnya.

Putrinya merupakan anak yang sangat bersemangat dan memiliki tekad kuat untuk meraih impiannya, termasuk masuk ke UGM. Marchia sering belajar hingga larut malam dan terkadang kurang memperhatikan pola makan sehingga mengidap asam lambung.

"Jadikan pengalaman dari Marchia ini lebih bersyukur dan peduli. Harapannya ini bisa jadi bahan perenungan, kalian memanfaatkan waktu dengan baik dan jangan menyepelekan soal makan dan lakukan pola hidup sehat," pesannya.

Sebastian tidak pernah menyangka akan berpisah secepat ini dengan putrinya. Ia merasakan kehilangan yang teramat mendalam karena belum bisa selalu ada dalam setiap momen kehidupan Marchia.

FEB Sampaikan Belasungkawa

Isak tangis kecil terdengar memenuhi ruangan kelas saat itu. Sebagian mahasiswa baru  yang mengikuti perkuliahan menitikan air mata mendengar kisah Marchia. Bahkan dosen pengampu kelas, Rina Herani, S.E., M.Sc tak kuasa menahan air matanya dan suaranya bergetar hebat saat menyampaikan cerita Marchia ini menjadi pengingat bagi mahasiswa untuk dapat memanfaatkan waktu dengan baik.  “Jangan sia-siakan waktu kalian selama kuliah. Kalian bisa kuliah disini itu privilege yang luar biasa karena tidak semua bisa merasakannya, jadi jangan sia-siakan kesempatan yang ada,” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Dekan FEB UGM Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Bayu Sutikno, menyampaikan keluarga besar FEB UGM turut berduka atas berpulangnya Marchia Hutabarat. Kehadiran orang tua Marchia di pekan pertama perkuliahan memunculkan rasa kehilangan yang begitu mendalam.

Namun di sisi lain menunjukkan komitmen dan semangat untuk memotivasi kolega almarhum untuk memanfaatkan kesempatan terbaik berkuliah di FEB UGM.

"Almarhum yang diterima di UGM melalui jalur SNBP menunjukkan prestasi yang sangat tinggi dan semangat gigih dari Balige, Sumatera Utara untuk menuntut ilmu di Yogyakarta," ucapnya.

Kepergian Marchia sekaligus mengingatkan mahasiswa untuk menjaga kesehatan dan menjaga komitmen dari orang tua.

"Selamat jalan Marchia, semangat dan perjuanganmu selalu menginspirasi kami," pungkas Bayu.

Kisah Sedih Orang Tua Maba UGM Ikuti Kuliah Perdana Gantikan Anaknya yang Sudah Meninggal “Saya Membayangkan Marchia Ada Duduk di Tengah-tengah Kalian”

Kisah Marchia mendorong mahasiswa untuk selalu bersyukur telah diberikan kesempatan berkuliah di salah satu kampus terbaik Indonesia, senantiasa menjaga kesehatan, dan menjaga komitmen dari orang tua.

Semoga uasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.

Baca juga: Ternyata Tidak Hanya Dibully, Begini Fakta di Balik Kematian Dokter Muda yang Bunuh Diri

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150