Horor

Kisah Horor di Universitas Negeri Malang, Pacarku Tidur Bersama Sosok Hantu Peniru

Muhammad Fatich Nur Fadli 01 April 2024 | 13:36:02

Zona Mahasiswa - Halo Sobat Zona. Bagaimana kabarnya semua? Sudah kangen dengan Zona Misteri Horor kan? Kali ini, Sans kembali membawakan kisah horor yang ada di kampus-kampus di seluruh penjuru Indonesia.

Kali ini, mimin akan membawakan lagi kisah horor yang pastinya bikin bulu kudukmu auto merinding.

Sebelumnya, kita sudah mengulas kisah horor di kampus teknik terbaik negeri ini, yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB).

Sekarang aku akan melangkah agak jauh dari kampus sebelumnya, kita akan jalan-jalan ke Malang, Jawa Timur. Tepatnya di Universitas Negeri Malang 

Universitas Negeri Malang

Universitas Negeri Malang (UM) memiliki sejarah yang dimulai pada tahun 1954 sebagai Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) diresmikan oleh Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Prof. Mr. Muhammad Yamin pada tanggal 18 Oktober 1954.

 

IKIP Malang terus berkembang, dan pada tahun 1993, mengalami transformasi menjadi Universitas Negeri Malang (UM) dengan enam fakultas awal dan satu Program Pascasarjana. Sejak itu, UM terus tumbuh dan mengembangkan diri dengan membuka berbagai program studi baru di berbagai fakultasnya.

Hantu Peniru

Nah, btw cerita horor kali ini sebenarnya cerita yang dating dari pengalaman temen sendiri di Kampus UM Malang, Jawa Timur.

Di malam itu, udara terasa berat dan gelap di sekitar gedung yang terletak di Fakultas. Hanya ada angin malam yang berbisik-bisik di antara lorong-lorong yang kosong. Di dalam gedung itu, sebut saja seorang mahasiswa yang Bernama Rahmat duduk sendirian di salah satu ruangan BEM yang gelap.

Sejak beberapa waktu, Rahmat sudah merasa ada yang aneh, perasaan kalau ada sesuatu yang mengawasi setiap langkah. 

Namun, Rahmat mencoba mengabaikan perasaan itu, dan berpikir bahwa itu hanya imajinasi belaka.

 

“Halah palingan cuman angin”

Nah, saat Rahmat duduk sendiri di ruangan tersebut sambil menyalakan sebatang rokok, keheningan malam dipecah oleh suara langkah kaki yang samar-samar. 

Rahmat mencoba menoleh ke arah tangga.

Ada bayangan seseorang di ujung lorong. 

Bayangan itu semakin mendekat, dan ketika cahaya bulan menerangi wajahnya, 

Rahmat melihat wajahnya yang terlihat pucat, matanya terlihat kosong, dan senyumnya menyeringai.

Dengan gemetar, Rahmat  berusaha berdiri. "Siapa kamu?" bisiknya, dengan hati yang berdegup kencang.

Sosok itu hanya tersenyum dengan cara yang mengerikan.

Rahmat nggak bisa bergerak. Seperti terjebak dalam mimpi buruk, tak lama dia berjalan mendekat dengan langkah-langkah yang lambat, tatapannya yang kosong.

"Saat kamu tidur, aku bebas" dia mendesis dengan nada mengancam. 

"Aku mengintai di sudut-sudut pikiranmu yang paling gelap. Dan sekarang, aku ingin merasakan hidup di dunia ini." 

Ketika dia semakin dekat, gua bisa merasakan kehadirannya yang dingin, seperti angin malam yang menusuk tulang. Tetapi kemudian, dengan tiba-tiba, dia lenyap. Dan gua tersadar, duduk sendirian di ruang gelap, jantungku berdegup kencang dalam kebingungan dan ketakutan.

Di suatu malam yang gelap dan hening, Rahmat dan pacarnya, memutuskan untuk menginap di sebuah gedung karena ada proses pentas.

Saat malam semakin larut, kami merasa kantuk menyerang. Pacar Rahmat memutuskan untuk cepat tidur dan aku berjaga di luar. 

Namun hal aneh membuat si Rahmat terkejut, dia diberi tahu pacarnya kalau dia kemarin tidur di sebelahnya.

iya yang kemarin kamu tidur di sebelahku, emang agak pucet sih tapi aku yakin itu kamu”

Seakan tidak percaya Rahmat mencoba flashback ke kejadian sebelumnya. 

“apa jangan-jangan dia itu….”

Hantu di Belakang Panggung

Setelah kejadian aneh tersebut, Rahmat udah mulai melupakan semuanya dan Kembali sibuk berkuliah seperti biasanya.

Namun di suatu hari, saat Rahmat dan teman-teman berkegiatan di kampus, lebih tepatnya saat persiapan pementasan.

Keheningan menyelimuti kampus, suara langkah kaki yang bergema di lorong-lorong gedung itu terdengar. Bayangan itu samar-samar terlihat di panggung, dan aroma bunga yang menyengat menusuk hidung.

Salah satu temen Rahmat, sebut saja namanya Rama, dia adalah orang yang sering merasakan kehadiran sosok lain. Suatu malam, setelah latihan pementasan teater, Rama merasa terpanggil untuk mengambil sesuatu di dalam gedung pementasan. 

Rama: “Guys gua kedalam dulu ya

Meskipun dia merasa takut, rasa penasarannya lebih besar. Rama memasuki gedung itu sendirian. 

Cahaya lampu redup yang menyala di sepanjang lorong hanya menambah kesan mencekam. Saat dia melangkah mendekati panggung, suara langkah kaki yang tak terlihat semakin dekat. Tanpa sadar, Rama berjalan menuju belakang panggung.

Ketika dia tiba di belakang panggung, tiba-tiba udara terasa dingin dan gelap. Rama merasa ada sesuatu yang menyentuh bahunya. 

Rama berbalik dengan cepat. Dia melihat bayangan wanita tua dengan rambut panjang yang mengurai, wajah pucat yang dipenuhi dengan ekspresi kesedihan.

Rama terdiam, terpaku oleh ketakutannya. sosok itu menatapnya dengan mata yang kosong, lalu perlahan-lahan melangkah mendekat. Rama mencoba berteriak, tetapi suaranya tidak keluar.

“Kamu cari apa?”

Saat sosok itu semakin mendekat, Rama mendengar suara gemuruh di kejauhan. Cahaya terang mulai menyinari panggung, dan tiba-tiba sosok itu lenyap. Rama tersadar bahwa teman-temannya datang. 

Sejak malam itu, Rama tidak pernah melangkah sendirian di gedung pementasan teater lagi. 

Dia selalu merasa bahwa sesuatu selalu mengawasinya dari balik bayang-bayang, menunggu kesempatan untuk muncul kembali. 

Kampus IKIP

Kisah selanjutnya menceritakan tentang seorang mahasiswi yang saat itu masih kuliah di IKIP Malang, sebut saja namanya Syifa. Suatu hari, Syifa terjebak di dalam gedung FMIPA karena hujan deras yang tak kunjung reda. Syifa berteduh di sana hingga malam tiba.

“Haduuh ini hujan kok lama banget ya…”

Namun, karena hujan masih belum berhenti, Syifa memutuskan untuk menerjang hujan untuk pulang.

“Udah lah terobos aja kali yak, keburu tambah malem…”

Saat melangkah keluar dari gedung, tiba-tiba mata Syifa tertuju pada sebuah payung yang tergeletak di salah satu sudut lorong.

Tanpa berpikir panjang, Syifa segera mengambilnya karena nggak melihat siapa pun yang di sekitar situ. Namun, begitu Syifa memegang payung tersebut di ujung lorong yang jauh, Syifa melihat sosok manusia ‘tanpa kepala’.

Sosok tersebut berjalan ke arahnya dengan langkah yang amat perlahan.

Tanpa berpikir dua kali, Syifa langsung melarikan diri dan meninggalkan payung itu di tempat.

Untungnya, di jalan dekat kampus Syifa bertemu dengan seorang tukang becak. Syifa segera naik becak tersebut dan di tengah perjalanan yang romantis bersama abang becak, Syifa pun bercerita tentang kejadian mengerikan yang baru saja ia alami.

“Sumpah ngeri banget bang, pas tadi aku mau ngambil payung ada orang jalan tapi nggak ada kepalanya”

“Hantunya seperti saya mbak?”

Syifa sontak menoleh ke arahnya. Syifa baru menyadari bahwa si abang becak itu ternyata tidak memiliki kepala.

Waktu pun berlalu, namun cerita tentang kejadian misterius tersebut terus menghantui pikiran Syifa.

Hingga akhirnya, kabar menyedihkan menyebar bahwa Syifa meninggal dunia karena frustasi yang mendalam akibat kejadian tersebut. 

Kisah Horor di Universitas Negeri Malang, Pacarku Tidur Bersama Sosok Hantu Peniru

Entah ada yang percaya atau tidak dengan cerita cerita ini. Barangkali ada yang pernah mengalami kejadian serupa? Kalau ada, jangan lupa tulis di kolom komentar ya. Sampai jumpa.

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150