zonamahasiswa.id - KIP Kuliah merupakan program pemerintah untuk membantu mahasiswa mengenyam perkuliahan dan mendapatkan subsidi biaya kuliah hingga lulus.

Pendaftaran bantuan KIP kuliah tersedia untuk calon mahasiswa jalur seleksi masuk SNMPN, SNMPTN, UTBK SBMPTN, SBMPN, seleksi mandiri PTN, dan seleksi mandiri PTS.

Akan tetapi, tidak semua mahasiswa bisa lolos KIP Kuliah. Maka dari itu, kenali lima kesalahan umum saat mendaftar KIP Kuliah SBMPTN.

Baca Juga: 5 Jurusan Sepi Peminat di SNMPTN 2022 dan Punya Prospek Kerja Luas

Tidak Cek Data

Periksa kembali dan pastikan data yang Sobat Zona masukkan sudah valid, seperti NIK, NISN, dan NPSN. Apabila muncul tulisan "NIK tidak sesuai dengan identitas Anda, harap pastikan kembali NIK yang Anda tuliskan", artinya NIK-mu berbeda dengan NIK yang tercatat di Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Kemendikbudristek.

Sehingga penting sekali untuk mengkoordinasikan dengan operator Dapodik/EMIS sekolah masing-masing untuk perbaikan data di Dapodik Kemendikbudristek.

Sementara itu, siswa lulusan tahun 2020 dan 2021 bisa melakukan pengajuan perbaikan di Verval Lulusan di laman https://pd.data.kemdikbud.go.id/index.php?r=pengajuan/PengajuanLulusan.

Tidak Daftar Sebelum Diterima

Beberapa perguruan tinggi sudah ada yang memberi keringanan pembayaran UKT setelah dinyatakan lolos pada salah satu prodi. Namun, untuk mendapat bantuan KIP Kuliah, calon mahasiswa harus mendaftar sebelum dinyatakan lolos.

Jika tidak, calon mahasiswa akan terdaftar sebagai mahasiswa reguler dan wajib membayar uang kuliah reguler. Pendaftaran KIP Kuliah dapat dilakukan di laman kip-kuliah.kemdikbud.go.id atau aplikasi KIP Kuliah.

Tidak Cocok dengan Persyaratan

KIP Kuliah hanya diberikan untuk calon mahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi. Akan tetapi, jika sebaliknya unggul dalam ekonomi dan akademik tidak boleh mendaftar.

Apabila terdeteksi mengalami kelalaian ringan atau tidak disengaja, maka peserta KIP Kuliah bisa lolos sebagai mahasiswa reguler. Namun, jika dianggap telah pengisian data tersebut tidak benar serta memberikan bukti yang kurang valid, maka bisa gugur.

Kemudian, status kelayakan juga bisa berdasarkan laporan masyarakat. Misalnya, ada laporan penerima KIP Kuliah yang orang tuanya mampu umroh. Sehingga dalam hal ini bisa dikoordinasikan dengan perguruan tinggi terkait untuk melakukan verifikasi ulang.

Baca Juga: 5 Hal Ini Bisa Membuat Mahasiswa Akhir Menyesal, Maba Jangan Coba-Coba

Tidak Menyelesaikan Pendaftaran Sesuai Jalur Seleksi

Calon mahasiswa dapat mendaftar sesuai jalur seleksi masuk perguruan tinggi di website KIP Kuliah. Oleh karena itu, calon mahasiswa yang ingin menggunakan KIP Kuliah lewat jalur seleksi SBMPTN perlu menyelesaikan proses pendaftaran untuk jalur tersebut.

Jika sudah memilih salah satu jalur seleksi, maka pendaftaran KIP Kuliah jalur tersebut tidak bisa dibatalkan. Contohnya, jika sudah mendaftar KIP Kuliah jalur SBMPTN, maka perlu login kembali dan tambahkan jalur seleksi mandiri atau jalur seleksi lainnya sesuai prosedur dan jadwal pendaftaran.

Jika tidak mendaftar tetapi lolos jalur mandiri tersebut, maka akan terhitung sebagai mahasiswa reguler dan perlu membayar uang kuliah.

Tidak Melanjutkan Tahap Daftar Ulang di Perguruan Tinggi

Apabila diperlukan, maka perguruan tinggi akan melakukan verifikasi calon penerima KIP Kuliah jalur SBMPTN yang dinyatakan lolos kuliah di salah satu prodi.

Pada laman pengumuman SBMPTN 2021, calon mahasiswa yang lolos akan diarahkan ke daftar ulang tiap perguruan tinggi. Ikuti saja tahapan daftar ulangnya.

Setelah itu, sistem akan memverifikasi kelayakan penerima KIP Kuliah. Lalu, calon mahasiswa yang lolos akan diusulkan perguruan tinggi untuk ditetapkan Puslapdik sebagai sebagai penerima KIP Kuliah.

Kenali 5 Kesalahan Umum Calon Mahasiswa Saat Daftar KIP Kuliah SBMPTN

Itulah ulasan mengenai kesalahan umum calon mahasiswa ketika daftar KIP Kuliah SBMPTN. Tetap semangat!

Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti informasi seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan serta aktifkan notifikasinya ya. Sampai jumpa.

Baca Juga: Perjuangan Mahasiswa Akhir Saat Bimbingan Skripsi, Ada yang Bernasib Sama?