zonamahasiswa.id - Seorang mahasiswa dikabarkan meninggal dunia setelah mengikuti diklatsar atau diklat dasar Resimen Mahasiswa di Universitas Sebelas Maret (UNS). Mendengar kondisi sang putra dan melihat jasadnya terbujur kaku, Sunardi tak kuasa menahan duka.
Keluarga menemukan kejanggalan pada jenazah Gilang, sebab ada luka di kepala dan tubuh. Sunardi mendesak pengungkapan kasus kematian putranya setransparan mungkin.
Baca Juga: Mahasiswa UNS Meninggal Saat Diklat, Ada Bukti Luka Lebam dan Darah
Berhasil Mengumpulkan Barang Bukti
Sebagai orang tua, Sunardi hanya ingin tahu siapa pelaku yang menyebabkan anaknya kehilangan nyawa.
"Saya sebagai orangtua Gilang Endi Saputra, ayahnya, mewakili keluarga mengharapkan dan memohon, saya tidak minta yang muluk-muluk, mintanya hanya ingin tahu pelaku dan penyebab anak saya, Gilang Endi Saputra, bisa meninggal seperti itu," katanya.
Polisi langsung bergerak menelusuri kasus ini. Jenazah Gilang, mahasiswa Diploma 4 Jurusan Kesehatan dan Keselamatan Kerja UNS Solo itu langsung diotopsi tim forensik. Lalu, Kapolresta Solo, Kombes Ade Safri Simanjuntak, mengungkap hasil otopsi jenazah.
"Dokter jaga rumah sakit yang memeriksa menyatakan korban sudah meninggal sebelum tiba di rumah sakit pukul 22.00. Hasil otopsi jenazah Gilang Endi, mahasiswa UNS Solo yang meninggal saat Diklatsar Menwa ada kekerasan tumpul di bagian kepala. Ini hasil tim forensik dari RS Bhayangkara Semarang yang ikut dalam memeriksa jenazah," ungkap Ade.
Kemudian, polisi menyita berbagai barang di Sekretariat Menwa UNS Solo dan berhasil mengumpulkan bukti peralatan serta perlengkapan diklatsar. Barang tersebut antara lain, helm, seragam hijau, tali, replika senjata laras panjang dari kayu, tas ransel, sepatu lars, dan lainnya. Namun, semua helm peserta tampak penyok seperti bekas pukulan benda.
Setiap peralatan dan perlengkapan diklatsar tertulis nomor. Saat itu, Gilang mengenakan atribut nomor 03. Sementara itu, Juru bicara Kampus UNS Solo, Sutanto, mengatakan aktivitas kegiatan Menwa itu memang didominasi kegiatan fisik.
"Kegiatan dimulai dari pemeriksaan kesehatan peserta, menerima peralatan, kemudian orientasi lapangan di dalam kampus, berjalan dari Sekretariat Menwa, belakang auditorium, GOR UNS, Fakultas Teknik, Danau UNS, rappelling pakai tali di Jembatan Bengawan Solo, samping kampus UNS. Peserta ada 12 orang dari data yang kita terima", jelas Sutanto.
Lebih lanjut Sutanto mengungkapkan keheranannya kegiatan Menwa ada yang dilakukan di luar kampus dan hingga malam hari, di luar jam aturan kampus saat masa pandemi yaitu sore hari.
Pembekuan Sementara Menwa UNS
UNS membentuk tim internal guna mengumpulkan fakta dan data kasus meninggalnya mahasiswa peserta Diklatsar Resimen Mahasiswa Menwa.
Ketua Tim Evaluasi Kasus Korps Mahasiswa Siaga Batalyon 905 UNS, Doktor Sunny Ummul Firdaus, mengatakan
timnya telah menemukan fakta bahwa terjadi pelanggaran aturan di dalam pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Dasar Menwa Jagal Abilawa UNS.
"Kami tidak ingin dalam menegakkan keadilan di kasus Menwa ini tanpa data dan fakta yang valid. Kami mohon bantuan pihak terkait jika memiliki data atau fakta valid kasus Menwa ini. Kalau memang pernah terjadi kasus serupa di tahun 2012/2013, silakan kontak kami dan berikan data fakta. Kami tidak ingin bekerja hanya berdasar isu, dugaan, atau asumsi. Kami ingin bekerja dengan data dan fakta yang bisa dipertanggungjawabkan," tegas Sunny.
Lebih kanjut Sunny menjelaskan rekomendasi tim mengajukan kepada Rektor UNS menjadi dasar pembekuan sementara Resimen Mahasiswa UNS.
Baca Juga: Viral! Curhatan Mahasiswa Unsri Alami Pelecehan Seksual oleh Dosen Pembimbing
Aksi Solidaritas Mahasiswa
Atas peristiwa kematian Gilang, ratusan mahasiswa menggemakan yel-yel bubarkan Menwa dan usut tuntas kasus tersebut. Mereka juga berbusana hitam sambil membawa poster berisi kritikan kepada pimpinan kampus serta menwa.
Juru bicara Aliansi Mahasiswa UNS yang menggelar aksi solidaritas Gilang, Elang, menuntut transparansi kampus dalam mengungkap kasus kematian Gilang.
"Kami ingin ada penegakan keadilan. Tegas dan transparan dalam kasus Menwa ini. Kampus dan Menwa harus bertanggungjawab dalam kasus kematian Gilang. Mereka secara birokrasi memberikan ijin kegiatan dan menggelar kegiatan di kampus," tegasnya.
Rektor UNS Meminta Maaf
Setelah hampir dua pekan polisi mengusut kasus ini, akhirnya mulai menemukan titik terang. Polisi telah memeriksa 26 saksi dan menetapkan dua tersangka yang masih berstatus mahasiswa dari panitia Diklatsar Menwa.
Kapolresta Solo, Kombes Ade Safri, menegaskan para tersangka memiliki peran menganiaya korban hingga meninggal dunia.
"Berdasarkan penyidikan, penyelidikan, berbagai bukti dan saksi, kami menetapkan dua tersangka yaitu NFM, laki-laki usia 22 tahun dari Pati dan FPJ, laki-laki 22 tahun dari Wonogiri dalam kasus penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia saat mengikuti Diklatsar Menwa UNS. Para tersangka memiliki peran menganiaya dan melakukan kekerasan pada korban baik dengan alat maupun tangan kosong," tegas Ade.
Polisi menangkap para tersangka itu di dalam kampus. Rektor UNS Solo, Profesor Jamal Wiwoho meminta maaf terjadinya kasus kekerasan di kampus UNS.
"Kami selaku pimpinan UNS Solo meminta maaf telah terjadi kekerasan di kampus saat Diksar Menwa 25 Oktober lalu. Kami juga memohon maaf pada keluarga Gilang Endi Saputra atas meninggalnya almarhum," ungkap Jamal.
Pihaknya mengaku menghadapi cobaan yang berat. Sehingga, berkomitmen transparansi proses hukum kasus ini. Jamal pun mendukung polisi mengusut tuntas kasus kematian Gilang ini secara akuntabel dan profesional. Polisi juga masih terus mengusut kasus ini dan peluang adanya penambahan jumlah tersangka.
Ironis, Kekerasan Tewaskan Mahasiswa, Rektor Minta Maaf pada Keluarga Almarhum
Itulah ulasan mengenai kekerasan yang terjadi pada mahasiswa UNS, hingga menyebabkan kematian. Polisi berhasil menetapkan dua tersangka dan masih terus mengusut kasus tersebut. Sementara itu, sang rektor juga telah meminta maaf pada keluarga almarhum.
Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti informasi seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan serta aktifkan notifikasinya ya. Sampai jumpa.
Baca Juga: Viral! Universitas Ini Tawarkan Kursus Mahasiswi Pekerja S*ks, Apakah Pantas?
Komentar
0