zonamahasiswa.id - Utang luar negeri Indonesia memang melonjak drastis beberapa tahun belakangan ini. Bahkan data terbaru, utang luar negeri Pemerintah Indonesia menembus angka tertingginya yakni sebesar Rp 7.879 triliun. Namun begitu, Sri Mulyani mengatakan jika kondisi kas keuangan negara sedang dalam kondisi prima sehingga publik tak perlu khawatir.
Utang Indonesia Tembus 7 Ribu Triliun
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) baru saja menggelar Konferensi Pers KSSK di Kantor LPS, PAsicfic Central Palace yang berlokasi di Kawasan SCBD, Jakarta Pusat. Konferensi pers penting itu dilaksanakan pada hari Senin (8/5) kemarin.
Dalam konferensi tersebut, Ketua KSSK sekaligus Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati menyampaikan beberapa hal penting. Sri Mulyani menyampaikan, meskipun kini keuangan pasar global sedang bergejolak, keuangan Indonesia masih terjaga dan tak terlalu terpengaruh dengan efek tersebut.
"Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) triwulan I tahun 2023 terus terjaga di tengah tantangan pasar keuangan global. Perkembangan positif ini ditopang koordinasi kebijakan yang ditempuh serta optimisme serta pemulihan yang masih kuat dengan membaiknya berbagai indikator," tutur Sri Mulyani.
Namun meski keuangan Indonesia terpantau kuat menurut penuturan Sri Mulyani, nyatanya Indonesia sudah mencatatkan angka total utang pemerintah sebesar Rp 7.879 triliun per 31 Maret 2023 kemarin. Utang negara ini diketahui meningkat sebesar Rp 17,39 triliun dari total sebelumnya sebesar Rp 7.816 triliun pada bulan Februari.
Dalam konferensi pers yang dihadiri berbagai media massa, Sri Mulyani seakan berusaha menjawab keresahan publik dengan besarnya utang negara ini. Sri Mulyani menegaskan jika pemerintah tetap menerapkan prinsip kehati-hatian setiap mengambil utang, meskipun utang negara sudah naik terus nominalnya.
Lebih lanjut, Sri Mulyani menyatakan jika hal ini dilakukan dalam rangka menjaga kondisi pasar dan kas pemerintahan.
"Pengadaan utang tetap menggunakan prinsip kehati-hatian dengan kondisi pasar dan kas pemerintah yang saat ini cukup tinggi," tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers.
Lebih lanjut, Sri Mulyani menerangkan jika kinerja APBN kuartal I 2023 ini berjalan dengan baik dan dengan pertumbuhan yang positif. "APBN tetap dikelola dengan hati-hati dan konservatif, dengan memberikan ruang bagi shock absorber kinerja APBN sesuai target," terang Sri Mulyani.
Hingga akhir Maret 2023 ini, APBN Indonesia diketahui masih berada di posisi surplus yakni sebesar Rp 128,5 triliun. Dikeatahui jika pendapatan negara ini mengalami pertumbuhan sebesar 26,3 persen atau sebesar Rp 647,2 triliun.
Kondisi Devisa Negara Menurun
Melanjutkan dari penjelasan Sri Mulyani, Bank Indonesia (BI) menyampaikan jika kondisi cadangan devisa negara hingga akhir April 2023 kemarin mengalami penurunan meski tipis saja. Tercatat, cadangan devisa Indonesia akhir bulan April kemarin sebesar USD 144,2 miliar, sedikit menurun dari posisi di akhir Maret lalu sebesar USD 145,2 miliar.
Erwin Haryono selaku Direktur Eksekutif - Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia menerangkan jika penurunan posisi cadangan devisa negara pada bulan Maret menuju bulan April 2023 itu dipengaruhi oleh kebutuhan pemerintah Indonesia untuk membayar utang luar negerinya.
Namun tak hanya membayar utang, penurunan itu juga dipengaruhi oleh kebutuhan lainnya. "Selain itu, penurunan juga dipengaruhi oleh kebutuhan likuiditas valas sejalan dengan antisipasi dalam rangka Hari Besar Keagamaan Nasional," terang Erwin pada hari Senin (8/5) lalu.
Utang Negara Capai Rp 7.879 Triliun, Sri Mulyani: Tenang, Sekarang Kas Pemerintah Banyak!
Itulah ulasan mengenai penjelasan Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani yang mengatakan jika kondisi kas pemerintahan negara sedang dalam posisi tinggi meskipun utang negara tercatat menembus angka Rp 7.879 triliun.
Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.
Baca juga: Resmi Dipecat Kampus! Oknum Dosen Terekam CCTV Coba Perkosa Mahasiswi Galau Problem Hidup
Komentar
0