Zona Misteri

Sosok Wanita Misterius Penunggu Danau UI

Zahrah Thaybah M 15 Februari 2022 | 17:22:39

zonamahasiswa.id - Halo, Sobat Zona. Setelah mempertimbangkan beberapa lama, Sans masih pingin mengulas cerita horor di UI. Banyak banget ternyata yang menarik dan perlu diulas.

Apalagi UI juga terkenal dengan enam danaunya yang luas antara lain Kenanga, Aghatis, Salam, Puspa, Mahoni, dan Ulin. Namanya pun unik lho karena berasal dari pohon-pohon yang ada di UI. Saking banyaknya, sampai muncul cerita-cerita mengerikan yang sering dialami oleh para mahasiswa.

Paling sering sih Sans dengar kalau mereka ketemu sama sesosok cewek mirip mahasiswi yang duduk di dekat danau Kenanga. Pas dilihat ternyata... jeng..jeng..jeng. Auto kabur deh.

Biar nggak semakin penasaran dengan cerita sosok wanita misterius penunggu danau UI ini, yuk langsung saja Sans mulai ceritanya. Tapi sebelum itu, jangan lupa untuk nyalakan mode horornya dan matikan lampu supaya lebih seru! Selamat membaca.

"Jess, balik jam berapa lo?" tanya Andrea seraya membetulkan tali tottebag-nya.

"Santai lah, ntaran aja gue. Lagian mau ada konsul sama Pak Johan bentar," ujar Jessica cuek.

"Ya udah deh kalau gitu. Gue balik dulu sama Dinda. Tiati lho," kata Andrea tertawa yang disambut geplakan di lengannya. Ia hobi bikin temannya yang terkenal paling cuek itu kesal.

"Sialan lo, Dre. Jangan nebar gosip murahan deh," kata Jessica bersungut-sungut. Sedangkan, Dinda hanya menggeleng lelah melihat kelakuan dua temannya itu. Nggak habis pikir.

Aneh memang, yang satu cuek, bikin penasaran, tomboi, dan pendiam. Satunya lagi freak, receh, dan jahil banget. Kalo Dinda? Bahkan, ia sampai sekarang nggak ngerti juga kenapa bisa berteman dengan dua gadis itu.

Sambil melihat jam yang melingkar manis di pergelangan tangannya, Dinda segera mengajak Andrea ke parkiran. Sebelum itu, mereka berdua melambaikan tangan ke Jessica.

Buat yang kepo, kenapa sih Jessica sebel banget kalau disangkutin sama Pak Johan? Soalnya, si Jess agak sensi gitu deh dan Pak Johan dosen muda, terus goodlooking banget. Tahu sendiri lah gimana mahasiswi kalau berhadapan dengan beliau.

Sementara itu, Jessica bergegas ke ruangan dosen untuk mulai bimbingan bab 3 skripsi.

"Kayaknya kamu harus perbaiki struktur kalimat yang ini. Terus, kalau metode ini kurang cocok sama variabelnya. Revisi lagi, minggu depan serahkan draftnya ke saya," kata Pak Johan mengakhiri sesi bimbingan sore itu.

"Oh iya, baik pak. Terima kasih atas koreksinya," Jessica merapikan barang-barangnya.

"Kamu bawa mobil?" tanya Pak Johan.

"Iya, kenapa ya pak?" Jessica sedikit mengerutkan keningnya. Curiga dosen ini mau modus. Jangan sampai Andrea tahu gosip ini.

"Oh, nggak apa-apa kok. Hati-hati di jalan, mengingat sudah lebih dari jam 4 sore. Saya nggak mau aja dengar besok ada berita karena stres bimbingan skripsi, salah satu mahasiswi loncat ke danau UI," guraunya.

"Tenang aja pak. Kalau itu kejadian, saya bakalan gentayangin bapak sih. Soalnya anda yang bikin saya stres," kata Jessica sambil berpamitan.

Sesampainya di depan fakultas, ia berhenti dan bingung mau kemana. Kalau di rumah gabut, karena bundanya kan ke Jepara. Terus malas juga kalau nyamperin dua temannya. Apa ke danau aja ya? Sekalian buat menghilangkan penat.

Baru saja melangkah ia dikagetkan oleh Bobby. Teman satu kelasnya.

"Woi, Jess. Mau kemana lo? Tumben belum balik. Mana Drea sama Dinda?"

"Kampret lo Bob, gue kira siapa," katanya sambil mengusap dada karena kaget.

"Hehehe, lagian lo bengong sendirian. Awas kesambet 'si cantik' lho," seperti biasa Bobby dan ketengilannya memang nggak bisa dipisahkan. Capek juga ngeladenin cowok ini.

"Dih, rese banget sih lo. Apaan tuh si cantik, yang ada elo ditaksir sama doi," Jessica mendelikkan matanya.

"Ya Allah, ampuni Bobby," kata cowok berkemeja flanel itu sambil menengadahkan tangannya ke atas.

Jessica bergidik ngeri dan menghiraukan ucapan Bobby. Diam-diam merinding juga sih. Soalnya beberapa mahasiswa fakultasnya pernah nyeritain 'si cantik' itu. Katanya suka muncul tiba-tiba. Tapi, memang dasarnya Jessica bodoamatan jadi cuek aja.

Setelah itu, ia berjalan ke arah danau. Agak jauh dikit, nggak masalah. Malah lebih enak bisa menikmati suasana sore hari di UI sambil melihat dua sejoli asyik senderan satu sama lain di tepi danau.

Saat melewati jalan setapak, tiba-tiba tercium aroma gosong seperti ada benda yang terbakar. Ketika menoleh ke sekitar ternyata nggak ada seorang pun. Jessica mengedikkan bahunya dan berlalu begitu saja.

Tes..tes..

Ia menatap sesuatu yang menetes di tangannya. Sewaktu dilihat ternyata...da-darah?!

"Anj*ng, apa nih? Woi, siapa lo?" teriaknya.

Tes..tes..tes

Namun, tetesan darah itu terus menjatuhi tangan dan bahkan wajahnya. Kini, tangannya gemetar, kakinya melemas serasa tidak mampu menopang tubuhnya.

"Tolong, siapapun jangan ganggu gue. Karena, gue cuma pingin menenangkan diri di sini. Please lo pergi," lirihnya tanpa berani mendongakkan kepala ke arah pepohonan.

Di sisi lain, Jessica penasaran dengan dari mana tetesan darah itu berasal dan siapa gerangan sosok yang berada di atas pohon. Perlahan-lahan, ia menangkat kepalanya dan terkejut setengah mati. Lalu, menatap 'si cantik' yang sekarang menyunggingkan senyum lebar.

Sesaat kemudian, wajah 's cantik' berubah menyeramkan dan menunjukkan raut wajah marah.

AAAAAA

Jessica berteriak sekencang-kencangnya dan berlari tunggang-langgang ke arah tempat duduk yang agak jauh dengan pepohonan itu.

Hosh..hosh..hosh

Lalu, gadis yang tengah mengenakan blouse warna salem itu menetralkan nafasnya. Keringat dingin bercucuran di pelipisnya tak dihiraukan.

"Astaga..astaga..Ya Tuhan, itu tadi apa? Bisa-bisanya gue ditampakin 'si cantik' kayak kata Bobby. Emang sia*an cecunguk satu itu. Awas aja besok kalau ketemu," gerutunya.

Sudah habis kesabaran dan energinya karena tadi bertemu dengan makhluk itu.

Ia mengusap wajahnya kasar dan mengembuskan nafas berulang kali. Hingga akhirnya, baru sadar kalau ternyata di sebelah Jessica ada seorang mahasiswi yang sedang anteng membaca buku.

Lah, dia nggak keganggu gue ngomel daritadi? Hebat juga batinnya merasa heran.

Setelah beberapa lama berdiam diri, Jessica mengamati mahasiswi di sebelahnya. Penampilannya kayak nggak mencerminkan anak UI banget. You know-lah gimana style anak metropolitan.

Dari samping wajahnya nggak terlalu kelihatan jelas, karena rambutnya terurai. Kulitnya putih mulus mirip orang Korea, pakai kemeja putih agak kedodoran, dan warnanya..sedikit kumal.

Kayaknya tipe-tipe nerd deh. Batinnya.

Akan tetapi, saat melihat kuku mahasiswi itu ia sedikit mengernyit jijik. Karena seperti nggak terawat. Bayangkan saja, sedikit panjang, ujung-ujungnya ada yang pecah, dan warnanya kecokelatan.

"Ck..ck," ia berdecak dan hal itu membuat sang empunya menoleh ke arah Jessica.

"Kenapa? Ini rumahku," tanya mahasiswi itu.

"Eh, hh-hah?" ia pikir telinganya salah dengar.

Kemudian, Jessica langsung menolehkan kepalanya cepat ke sumber suara. Alangkah terkejutnya ketika melihat sebagian wajah mahasiswi itu penuh dengan darah, luka setengah kering dan bernanah, lalu matanya yang sayu menatap lurus Jessica.

"Lo-lo...bang*at," Jessica tak mampu melanjutkan kata-katanya.

Ia hanya diam tak berkutik saat menyadari bahwa sosok di sebelahnya adalah sosok hantu. Selanjutnya, ia menutup hidung karena bau anyir darah dan hampir membuatnya mual. Sosok mahasiswi misterius itu

"Kamu penasaran sama aku? Sini kenalan, namaku..." belum sempat memperkenalkan namanya, Jessica langsung berlari terbirit-birit.

Langit mulai gelap, ditambah angin yang bertiup membuat bulu kuduknya meremang. Nafasnya tersengal-sengal. Tapi, si*lnya jalan menuju arah fakultas masih jauh. Sedangkan ia sudah kelelahan.

Sekuat tenaga berlari, namun terjatuh. Jessica menoleh ke arah belakang dan mendapati sosok misterius itu melihat ke arahnya.

AAAAAAA

Sekali lagi ia berteriak seraya bangkit dan terus berlari. Beberapa menit kemudian, gadis itu berhasil melihat mobilnya di parkiran yang sepi.

Sontak, Jessica cepat-cepat mengambil kunci mobil di dalam tasnya dengan keadaan tangan gemetar.

"Please..please, mana kuncinya," katanya sambil mengorek isi tasnya.

Tidak dipedulikan sepatunya yang terkena lumpur, kemeja kumal, dan kunciran rambut berantakan. Melihat penampilannya, ia kembali teringat dengan sosok mahasiswi yang mengerikan tadi.

Setelah ketemu, ia langsung masuk mobil dan dengan kecepatan tinggi meninggalkan kampus UI.

Dalam hati Jessica berjanji nggak akan lagi kembali atau melihat suasana kampus sore hari di danau yang terkutuk itu. Paling tidak untuk saat ini ia akan berusaha menenangkan diri dari kejadian mencekam barusan.

Semula yang tak percaya dengan adanya penunggu danau UI, ia berhasil melihat dengan mata kepalanya sendiri bahkan mengalaminya. Lalu, Jessica berharap ini adalah kejadian pertama dan terakhir yang menimpanya.

Sosok Wanita Misterius Penunggu Danau UI

Wah, ngeri sekali ya kejadian yang dialami oleh Jessica. Sobat Zona pernah mengalami kejadian serupa? Menurutmu adakah kisah horor di danau UI yang paling mencekam? Entah percaya atau tidak kembali ke pribadi masing-masing.

Kira-kira Sans harus menceritakan kisah horor kampus mana lagi nih? Masih tetap UI atau lainnya? Beri komentarmu di bawah ya.

Baca Juga: Arwah Gentayangan Mahasiswi Wisuda UI

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150