zonamahasiswa.id - Hari semakin malam, angin pun semakin menyerang rusuk dan juga persendian. Tapi itu semua tak menghalangi semangat Sans untuk menyelesaikan surat cinta, untuk memenuhi tugas awal perkuliahan.
Suara dentingan jam dinding makin terdengar, karena ruangan yang sepi dan sudah tidak berpenghuni. Selain suara jam, ada juga suara keyboard laptop yang nyaring masuk di telinga. Tapi, keheningan ini tidak bertahan lama. Karena tiba-tiba jendela yang berada tepat di depan Sans terbuka dengan lebar.
“Bruak........â€
“Njir, nih setan kagak ngerti waktu dan suasana yang tepat datangnya†gerutu Sans masih sambil mengerakkan jemarinya di atas keyboard Laptop.
Sans tidak kaget akan kejadian itu, karena ia sudah biasa didatangi para dedemit-dedemit yang suka menganggunya ketika di kampus malam-malam begini. Tapi sosok yang selalu menemaninya dari balik jendela ini berbeda, karena ia adalah seorang perempuan yang cantik dan selalu menyendiri di kelas itu.
Sosok itu tak berani mendekat, hanya saja terkadang ia suka nge-tes suaranya dengan tertawa yang bisa membuat orang merinding sampai tak bisa tidur dibuatnya. Sans sebenarnya ingin berkenalan, akan tetapi ia ragu sekaligus merinding kalau menatap wajahnya yang pucat seperti kurang darah (yah, namanya aja setan Sans)
Tapi malam ini ada yang berbeda, sosok itu tiba-tiba mendekat dan langsung duduk di sebelah Sans. Ia seperti ingin mengatakan sesuatu yang selama ini ditahan, tapi entah apa Sans pun tidak mengerti.
Sebenarnya saat didekati ia merasa merinding dan juga deg-degan, entah perasaan ini datangnya dari mana ia pun tak paham (ya iyalah orang dekeat cewe cantik)
Tak terasa sudah tepat jam 12 Malam, Sans pun beranjak dan membereskan barang-barangnya. Tapi wanita itu tetap duduk di temptanya dan tidak beranjak sama sekali. Sans pun meninggalkan ruangan tanpa pamitan, karena ia memang tak pernah mengenal wanita itu.
(Apakah ini yang dinamakan cinta dalam diam?)
Saat meninggalkan kelas dan menuju ke pintu gerbang, tiba-tiba Sans terkagetkan dengan kemunculan satpam yang sedang keliling di sekitar kampus. Tak lupa ia menyapa satpam itu.
“Mangga mang†sapa Sans kepada satpam tersebut.
“Loh, mas sampeyan teko endi (mas kamu darimana?)†tanya satpam tersebut penasaran, karena masih ada mahasiswa yang berkeliaran di area kampus jam begini.
“Habis ngerjain laporan mang, di kelas†jawab Sans dengan mantap.
“Kelas yang mana mas?†tanya satpam tersebut penasaran, karena seingatnya tidak ada kelas yang dibuka.
“Itu mang kelas M7 yang depan perpustakaan†jelas Sans sambil menunjuk ke arah kelas tersebut.
“Seriusan mas?†tanya satpam penasaran sekaligus kaget dengan penuturan Sans.
“Iyah mang, emang kenapa?â€
“Mas emang nggak tahu, kalau kelas itu sudah lama ditutup karena ada salah satu mahasiswi yang meninggal bunuh diri karena skripsinya tak kunjung di-acc oleh dosen pembimbingnyaâ€
Seketika Sans langsung kaku dan merinding ketika mengetahui kenyataan tersebut, ternyata perempuan misterius yang selama ini selalu menemani ia mengerjakan laporan akhir adalah mbak kunti.
Sontak Sans langsung berbalik arah menghadap ke kelas tersebut, dan benar saja ada perempuan yang tengah tertawa sambil tersenyum manis kepadanya. Tanpa perlu waktu lama Sans langsung pingsan sambil membayangkan sosok manis yang tak bernyawa yang selalu hinggap di jendela.
Si Putih Penunggu Jendela Kampus Eps. 06
Pesan untuk teman-teman jangan sampai ngerjain laporan sendirian yah, takutnya ada dedemit yang kecantol. Terutama mahasiswa akhir, jangan hanya karena skripsi tak kunjung di-acc justru berubah menjadi hantu penghuni kelas.
Baca Juga: Sang Pengikut Setia Eps. 05
Komentar
0