zonamahasiswa.id - Halo, Sobat Zona. Sans balik lagi nemenin kalian dengan cerita horor dari berbagai universitas di Indonesia. Hmm, setelah berpikir panjang Sans memutuskan untuk tetap stay di Universitas Negeri Malang (UM). Sebab, kampus ini punya banyak cerita horor yang sangat menarik untuk dikulik.
Kalau dari cerita sebelumnya, banyak Sobat Zona yang makin penasaran dengan cerita horor di kampus ini. Nah tenang aja, kali ini Sans bakal menceritakan tentang penampakan menyeramkan penunggu Fakultas Sastra UM.
Yuk, langsung saja biar nggak makin penasaran sama ceritanya. Eh, jangan lupa matikan lampu dan aktifkan mode horornya, biar lebih seru! Selamat membaca
Saat itu, Wisnu yang masih menjadi mahasiswa baru di kampus tersebut nggak percaya dengan makhluk halus di fakultasnya. Apalagi pas kating-nya menceritakan panjang lebar tentang penunggu di Fakultas Sastra, Wisnu cuma menganggap kalau itu hanya mitos belaka.
Tapi, sampai akhirnya dia merasakan sendiri pengalaman menegangkan yang nggak mungkin bisa dilupakan saat berada di salah satu gedung Fakultas Sastra.
5 tahun lalu, Wisnu unjuk diri menjadi panitia dalam pementasan drama di fakultasnya. Tempat yang akan dijadikan pementasan drama berada di gedung Fakultas Sastra lama, yang saat ini sudah di renovasi menjadi gedung baru.
Pukul 15.00 WIB, dia sudah bersiap menata panggung di lab drama yang berada di gedung E6. Wisnu bersama teman lainnya segera menata panggung untuk pementasan drama keesokan harinya.
Awalnya memang berjalan lancar, nggak ada sedikit pun gangguan dari makhluk halus penunggu lab tersebut. Namun, karena lab drama yang dipakai sangat luas membuat siapa saja yang berada di sana merinding ketakutan.
Apalagi, di dalam lab itu masih ada beberapa ruangan seperti gudang yang digunakan untuk penyimpanan kayu. Nggak hanya itu, suasana di ruangan tersebut sangat terasa hawa dingin mencekam yang membuat buluk kudu merinding.
Wisnu yang santai-santai saja dengan suasana seperti itu, tetap melanjutkan pekerjaannya menata panggung. Hingga pukul 22.00 WIB, dia baru saja selesai merampungkan tatanan panggung. Lantas, dia pun bergegas menuju lantai bawah untuk beristirahat.
Saat itu, Wisnu kepo dengan salah satu ruangan di lab drama tersebut. Dia pun menanyakan pada kating-nya bernama Mega yang sedang duduk di sampingnya.
"Mbak ruangan di belakang panggung itu ruang apa, kok nggak ditutup pintunya?" tanya Wisnu.
"Ya emang gitu dari dulu dan tempatnya itu auranya beda nggak sih?" kata Mega.
"Iya sih, agak singup gitu mbak. Apa karena nggak pernah dipakai ya ruangan itu?" ucap Wisnu.
"Lek menurutku sih enggak, kamu bakal tau kok kenapa di ruangan mesti tertutup gitu pintunya," balasnya.
Keesokan harinya, acara pementasan drama tersebut berlangsung selama seminggu lamanya. Acara itu juga bersamaan dengan adanya bazar yang lokasinya di dekat gedung Fakultas Sastra.
Singkat cerita di hari terakhir acara sekitar pukul 15.00 WIB, Wisnu dan panitia yang lain pun berkemas membereskan panggung. Nah, pada saat itu terlintas di pikiran Wisnu untuk menjahili salah seorang temannya bernama Bima.
Tapi Wisnu nggak sendirian, dia bersama dengan Angga dan Roni berniat akan menjahili Bima yang sedang berada di lab drama itu.
"He rek kayak e seru deh lek jahilin Bima sing nyapu dewean ndek cedek panggung kono," ujar Wisnu.
"Iyo wes ayo dijahili ae arek iku, cek wedi ndek kene hahahaa," tambah Angga.
Sementara Roni hanya tertawa kecil dan mengikuti arahan Wisnu dan Angga. Mereka bertiga masih melihat Bima yang asyik menyapu di dekat panggung.
Wisnu, Angga, dan Roni pun bermaksud menjahili Bima dengan cara mematikan lampu ruangan lab drama tersebut. Nah, mereka pun memutuskan untuk lewat di salah satu jalan yang biasanya digunakan peserta drama agar tidak terlihat penonton. Bisa dibilang mereka bertiga mengendap-endap berjalan ke arah Bima.
"Ssstt, ojo rame rek cek Bima nggak ero kita ndek kene," ucap Angga.
Temannya yang lain pun menganggukkan kepala sembari menyungging senyum yang nggak sabar melihat reaksi histeris Bima. Perlahan tapi pasti, mereka bertiga pun sampai pada saklar lampu yang berada nggak jauh dari posisi Bima.
"Siji loro telu, ceklek," bunyi aba-aba Wisnu yang mematikan lampu lab drama tersebut.
"Lapo seh rek, ojo ngajak guyon," jawab Bima dengan tenang.
Mendengar jawaban Bima yang sangat tenang, mereka bertiga pun diam tercengang seketika. Bima yang terkenal gampang takut itu berubah menjadi sangat pemberani, apalagi dalam ruangan yang masih gelap gulita.
Sementara, Wisnu dan Roni masih bingung dengan sikap Bima itu. Dari situ, Angga pun merasa ingin menjahili Bima lagi karena belum puas jika nggak melihat temannya itu ketakutan.
Dalam benaknya, dia memikirkan berbagai cara supaya Bima berlari terbirit-birit ketakutan. Akhirnya, sepintas pikiran pun terlintas di otaknya.
"Ehem.. rek yokpo lek kita lempar kursi nang arah Bima cek wedi arek e," kata Angga dengan berbisik.
"Astaga arek iki sek durung puas ae, padahal nggak ketok opo-opo lho kita ndek sini," ucap Wisnu.
"Hmm oke deh, aku ae sing ngelempar kursi iku," tawar Roni.
Garis senyum Angga kembali naik ketika pikiran jahilnya akan segera terlaksana. Mereka bertiga melancarkan aksinya dengan jalan mengendap menuju ujung ruangan tempat kursi itu berada.
Di sana cuma ada satu kursi yang langsung dilemparkan oleh Roni ke arah panggung dekat posisi Bima. Dengan suasana gelap gulita, tiba-tiba terdengar suara yang amat keras.
BRAAKKK
"Opo seh rek, ojo nggudo ae," ujar Bima yang kembali tenang.
Lagi-lagi mereka bertiga merasa kecewa, bahkan dalam kegelapan pun masih terlihat jelas raut wajah Angga yang langsung kusut.
Begitu pula dengan Wisnu dan Roni tanpa ekspresi ketika mendengar ucapan Bima. Sementara temannya itu, masih menyapu dengan tenangnya dalam kegelapan.
"Astagfirullah arek iku nggak duwe wedi ngono," batin Wisnu.
Namun, dengan sangat tiba-tiba mereka yang ada dalam ruangan tersebut dikagetkan dengan sesuatu.
GUBRAK
Seketika mereka yang ada di ruangan itu diam membisu. Dengan langkah perlahan Wisnu mencari apa yang terjatuh pas di samping mereka.
Deg.
Wisnu, Angga, dan Roni diam melihat sekilas benda apa yang terjatuh di sana. Nggak disangka, ternyata kursi yang sengaja dilempar Roni ke arah panggung kembali ke posisi semula.
Dag dig dug.
Suara degup jantung mereka jadi nggak karuan. Bagaimana bisa kursi yang sudah berada di tengah panggung, dilemparkan kembali ke arah mereka bertiga. Anehnya, entah siapa yang melempar kembali kursi tersebut.
Jelas-jelas Bima masih berada di sisi panggung, duduk disana di tengah kegelapan. Tangan Wisnu yang gemetaran perlahan meraih pundak Roni yang berada di depannya.
"Bima sek ndek kono, terus siapa dong sing ngelempar?" bisik Wisnu pada kedua temannya.
AAAAKKKHHHHH…
"Rek mlayu rek!" teriak Wisnu sembari menarik Bima yang nggak jauh dari tempatnya.
Mereka berempat berlari terbirit-birit keluar gedung tersebut. Untungnya, di depan fakultas itu ada bazar yang dipenuhi mahasiswa.
Hah hah hah…
"Opo o rek?" tanya seorang kating.
Mereka berempat hanya berdiri membeku bak patung, lengkap dengan wajah yang sangat pucat. Ya wajar saja, mereka habis dikagetkan dengan kejadian supranatural di dalam ruangan tersebut.
Nggak ada satu pun dari mereka yang menceritakan tentang kejadian yang baru saja dialami. Sampai keesokan harinya, Wisnu akhirnya menceritakan hal tersebut ke teman dan kating-nya.
Dari kejadian itu, banyak kejadian mistis lainnya yang terungkap dan akhirnya menjadi rahasia umum mengenai keangkeran di gedung itu.
Bahkan, banyak cerita dari teman-temannya yang melihat sosok penunggu di ruang lab drama. Ada cerita saat temannya beristirahat merebahkan tubuh di lantai ruangan itu, dia menghadap ke atas tepatnya ke arah lampu sorot panggung.
Alangkah terkejutnya mahasiswa itu ketika melihat seorang anak kecil bergelantungan di atas sana. Nggak hanya anak kecil, tapi sosok bertubuh besar yang mirip dengan genderuwo juga ada di tempat itu.
Sementara teman Wisnu yang lain pun menceritakan kejadian serupa, bahkan melihat dengan jelas seorang wanita tanpa kaki menampakkan diri di belakang panggung.
Nggak sampai di situ aja, ada pula yang mengatakan pernah melihat sosok hantu permen alias pocong di ruang lab drama itu. Ngeri banget kan? Dengan banyaknya kejadian aneh di gedung itu, akhirnya banyak yang mempercayai bahwa tempat itu memang terkenal banyak penunggunya.
Penampakan Menyeramkan Penunggu Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (UM)
Hmm entah ada yang percaya atau nggak dengan cerita di atas. Bagaimana menurut Sobat Zona, pernah mengalami kejadian serupa seperti Wisnu dan teman-temannya? Kalau ada, boleh nih sharing sama Sans tentang cerita horor yang ada di kampus kalian. Yuk, tulis di kolom komentar ya. Sampai jumpa.
Baca Juga: Kisah Seram Hantu Perpustakaan Universitas Negeri Malang (UM)
Komentar
0