Opini

Kuliah Itu Tidak Penting Ujung-ujungnya Nganggur, Lebih Baik Langsung Kerja

Zahrah Thaybah M 08 Januari 2021 | 22:01:51

zonamahasiswa.id – Kuliah masih menjadi pembahasan yang cukup menarik saat ini di Indonesia. Terdapat dua pandangan berbeda di tengah-tengah masyarakat. Pertama adalah penganut kuliah sebagai hal yang sangat penting. Jadi begitu anaknya lulus SMA harus melanjutkan ke perguruan tinggi, minimal memiliki ijazah S1, dan syukur-syukur jika bisa sampai S2 bahkan S3.

Lalu, kedua adalah penganut kuliah hanya sekadar formalitas. Jadi lebih baik langsung saja bekerja agar bisa menghasilkan uang sendiri, daripada ujung-ujungnya kuliah lalu jadi pengangguran.  

Baca Juga: Membaca Gelagat Investasi Berkedok Kecintaan Puteri Raja Arab Saudi pada Mie Instan

Kuliah Itu Biayanya Mahal, Apakah Benar?

Ilustrasi biaya perkuliahan (Foto: mata-log.com)

Mimin sebagai salah satu golongan orang akademika, setuju dengan pernyataan bahwa biaya kuliah memang mahal. Apalagi yang kuliah di perguruan tinggi swasta, perguruan tinggi negeri, atau jurusan-jurusan tertentu yang katanya ‘top cer’.

Mari sekarang Mimin jabarkan, bahwa mahal dan tidaknya biaya kuliah nyatanya relatif. Lagipula, sekarang juga dipermudah dengan bantuan dari pemerintah seperti program bidikmisi, beasiswa, dan Kartu Indonesia Pintar (KIP), itu baru namanya murah alias gratis. Kemudian, pasti ada keringanan dari pihak kampus terkait biaya perkuliahan agar menyesuaikan dengan finansial masing-masing individu.

Semua itu sepadan dengan apa yang nanti dihasilkan, semacam bentuk feedback lah dari mahasiswa ke pemerintah. Justru yang bikin mahal jika kuliah diimbangi dengan hang out sana-sini, shopping dari satu mall ke mall lain, atau kuliah jalan ngopi pun jalan.

Jadi seharusnya tidak ada alasan untuk mengatakan biaya kuliah itu mahal, kan? Jadi menurut pandangan Mimin, selagi kita punya kesempatan kuliah, seharusnya mahasiswa mampu memanfaatkan berbagai macam program yang diberikan pemerintah maupun instansi yang menyediakan subsidi pendidikan.

Toh, banyak juga cara lain yang bisa digunakan untuk meringankan biaya kuliah, misalnya hasil dari memenangkan perlombaan atau event-event yang diikuti oleh mahasiswa.

Kuliah Tidak Menjamin Sukses

Ilustrasi mahasiswa di hari kelulusan (Foto: cdn.theatlantic.com)

Mimin jadi ingat pernah mendengar ada orang yang berkata, “Halah buat apa kuliah-kuliahan, nggak kuliah aja aku udah dapat kerjaan, terus yang sarjana malah nganggur. Sarjana saja sudah sulit untuk mencari pekerjaan, ratusan ribu lulusan sarjana juga banyak yang menganggur, ujung-ujungnya jadi beban negara.”

Kuliah memang tidak menjamin kesuksesan orang, tapi apa salahnya jika orang tersebut ingin menimba ilmu di perguruan tinggi. Pendidikan itu hak semua orang, mau dia kuliah atau kerja tidak ada korelasinya dengan sukses. Kalau hanya lulusan SMA bisa dapat pekerjaan, sedangkan yang sarjana masih pengagguran, itu namanya nasib.

Dari sini kita tidak bisa menyalahkan orang yang berpikiran bahwa meskipun tidak kuliah sudah mendapat pekerjaan yang mapan. Masing-masing orang bebas berpendapat dan mengekspresikan pikirannya. Tapi, mungkin sebaiknya memberikan pengertian jangan memukul rata keadaan dengan latar belakang pendidikan. Karena, bagaimanapun juga pendidikan itu penting untuk memajukan bangsa dan negara. Bagaimana Indonesia bisa maju kalau rakyatnya masih menyepelekan dan mengabaikan pendidikan.

Sekadar sukses saja tidak cukup, posisi yang mapan tidak menjamin kita bisa bersaing dengan negara-negara di dunia. Mari kita berkaca sebentar, saat ini kualitas pendidikan di Indonesia berada di peringkat ke-72 dari 77 negara di dunia.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Programme for International Student Assessment (PISA) yang dirilis pada Selasa (3/12/2020), posisi ini berada jauh di bawah Malaysia dan Brunei Darussalam. Jadi, dengan posisi yang seperti ini hendaknya para komponen pendidikan bahu-membahu untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, dan masyarakat memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan di Indonesia.

Baca Juga: Bangun dan Kuliah Pagi adalah Ujian yang Terberat bagi Seorang Mahasiswa

Kuliah Itu Budaya Lama

Ilustrasi kaum intelektual zaman dulu (Foto: dhtcollections.com)

Deddy Corbuzier sempat membuat geger netizen dengan pernyataan kuliah itu budaya lama. Pernyataan ini disampaikan melalui podcastnya bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Deddy Corbuzier juga mengatakan bahwa milenial bisa mengalami postponing reality karena kuliah.

Postponing reality merupakan suatu kondisi yang menyebabkan seseorang menunda bertemu realitas kehidupan karena mereka tidak tahu harus berbuat apa atau disorientasi tujuan. Sehingga mereka memutuskan kuliah karena tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah masa sekolah.

Begitu pula ketika mereka lulus dari kampus, bisa-bisa tidak memiliki pekerjaan yang tetap (serabutan). Tetapi, kondisi ini bisa lho diatasi dengan cara sering-sering berdiskusi dengan dosen atau konselor khusus pekerjaan, mengikuti BLK (Balai Latihan Kerja) yang difasilitasi oleh pemerintah, dan mengikuti job fair.  

Lalu mengapa kuliah itu dianggap sebagai budaya lama? Karena, zaman dulu orang yang kuliah itu jumlahnya sedikit, berbeda dengan zaman sekarang kuliah seperti hal yang wajib. Jadi ketika kita juga kuliah, apa bedanya dengan zaman dulu?

Zaman dulu, orang yang kuliah lalu mendapatkan gelar terlihat mengagumkan dan sangat dihormati, namun sekarang biasa-biasa saja, nothing special. Materi perkuliahan juga hanya diperoleh di kampus saja melalui buku-buku di perpustakaan. Sedangkan, sekarang dunia sudah modern segala hal bisa diakses hanya melalui smartphone, termasuk materi perkuliahan. Jadi sebenarnya kuliah itu tidak penting.

Walaupun kuliah dianggap budaya lama, tetapi kuliah memiliki banyak manfaat. Pertama, membuka pikiran dan menambah wawasan. Karena di dunia perkuliahan kita menemukan banyak sekali permasalahan dan bagaimana cara untuk mengatasi (problem solving).

Kedua, peluang kerja lebih besar. Sebab, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula kualitas yang dimiliki orang tersebut dan hal itu yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan. Ketiga, bertemu dengan orang-orang inspiratif. Perguruan tinggi diisi dengan kaum-kaum intelektual yang hebat, sehingga memotivasi kita untuk terus maju dan berkembang.

Kuliah Itu Tidak Penting Ujung-ujungnya Nganggur, Lebih Baik Langsung Kerja

Jangan sampai negara Indonesia terjajah hanya karena rakyatnya bodoh, sehingga mudah tertipu. Seperti halnya investor asing yang menguasai pertambangan dan rakyat Indonesia hanya sebagai buruh.

Mari bersama-sama berjuang menuju Indonesia yang lebih baik dan tetap semangat bagi seluruh pelajar dan mahasiswa di Indonesia.

Jangan lupa untuk terus mengikuti update informasi seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan dengan menyalakan notifikasi di website zonamahasiswa.id. Sampai jumpa!

Baca Juga: Mahasiswa yang Hobi Menulis Tidak Menjamin Dirinya Bisa Lancar Mengerjakan Skripsi

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150