zonamahasiswa.id - Halo, Sobat Zona. Pembelajaran Tatap Muka (PTM) semakin digencarkan oleh pemerintah. Awalnya, pemerintah sudah mencanangkan kebijakan PTM di beberapa sekolah maupun perguruan tinggi.
Namun dibalik percobaan PTM, sedikitnya ada yang berhasil dan ada pula yang tidak. Mengingat, kasus Covid-19 sempat melonjak lalu turun hingga naik kembali seperti saat ini. Maka dari itu, banyak sekolah atau perguruan tinggi memilih untuk melakukan sistem hybrid yakni 50 persen tatap muka dan sisanya daring.
Ada pula yang memilih untuk memberhentikan sementara kebijakan PTM yang sedang berjalan. Lantas, bagaimana kebijakan PTM saat ini yang dirasa semakin meresahkan ketika Indonesia diserang kembali oleh Covid-19?
Baca Juga: Dosen Salah Input Nilai di Website, Mahasiswa: Salahkah Konfirmasi Ulang?
Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka
Sudah diketahui bahwa pemerintah mewajibkan PTM 100 persen pada sekolah maupun perguruan tinggi di wilayah PPKM level 1 sampai 3. Kebijakan ini pun dilaksanakan mulai semester genap pada tahun ajaran 2021/2022.
Kebijakan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri yang berkaitan dengan pembelajaran saat masa Covid-19. Seperti yang diketahui, kebijakan ini telah diteken pada Desember tahun lalu.
Awalnya, PTM menuai respon positif masyarakat. Mengingat, banyak siswa hingga mahasiswa yang menjalani pembelajaran daring selama kurang lebih setahun lamanya.
Pembelajaran pun mulai berjalan seperti biasanya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Namun saat pergantian tahun 2022, terhitung mulai bulan Januari terdapat beberapa sekolah atau kampus yang belum melaksanakan kebijakan hingga memilih untuk menghentikan sementara.
Setidaknya pada bulan tersebut terdapat 90 sekolah yang tutup dan melaksanakan daring demi terhindar dari virus mematikan itu. Beberapa perguruan tinggi yang sudah mengadakan PTM tetap melaksanakan kebijakan tersebut. Tetapi, beberapa lagi masih akan melakukan percobaan pada semester genap mendatang.
Melonjaknya kasus Covid-19 varian baru Omicron, menjadi alasan mengapa banyak sekolah atau kampus yang memilih PTM hanya dilakukan 50 persen. Bahkan ada pula sekolah yang hanya melaksanakan 25 persen saja.
Padahal baru saja melaksanakan enaknya pembelajaran tatap muka, ternyata siswa maupun mahasiswa harus menelan lagi kebahagiannya. Pasalnya, kasus terbaru menunjukkan lonjakan tajam Covid-19.
Banyak siswa, mahasiswa, atau dosen yang terjangkit virus tersebut. Alhasil, banyak pula yang menghentikan sementara PTM saat ini.
Kemudian juga muncul protes dari Presiden Jokowi yang menyinggung tentang PTM di tengah lonjakan Covid-19. Beliau sempat menuturkan bahwa kebijakan PTM tersebut perlu dievaluasi lagi, terlebih di wilayah Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta.
Kebijakan pembelajaran tatap muka yang dirasa makin membuat berbagai pihak resah ini, apakah akan tetap berlanjut atau tidak bergantung pemerintah khususnya Kemendikbud. Meskipun begitu, siswa maupun mahasiswa harap-harap cemas dengan kebijakan PTM tersebut.
Kebijakan PTM Makin Meresahkan, Muncul Pembatasan hingga Diberhentikan Sementara
Itulah ulasan mengenai kebijakan pembelajaran tatap muka alias PTM yang meresahkan, hingga muncul pembatasan dan penghentian sementara.
Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya. Sampai jumpa.
Baca Juga: Ketika Omicron Menyerang, PTM Akan Tetap Berjalan atau Sekadar Omongan?
Komentar
0