Tips

Gak Sama! Ternyata Begini Perbedaan Krusial antara Skripsi dan Jurnal

Muhammad Fatich Nur Fadli 12 November 2025 | 18:10:21

Zona MahasiswaMahasiswa tingkat akhir pasti akrab dengan dua istilah ini: Skripsi dan Jurnal Ilmiah. Banyak yang mengira keduanya sama, padahal fungsinya, strukturnya, dan target pembacanya berbeda total!

Skripsi adalah tugas akhirmu sebagai syarat kelulusan. Jurnal adalah wadah publikasi tempat skripsimu "bertarung" di dunia akademik. Memahami perbedaannya sangat penting, terutama saat kamu disuruh Dosen mengubah Skripsi menjadi artikel jurnal.

Baca juga: Ternyata Gini Penjelasan Isi BAB 2 Kalau Pakai Bahasa Bayi

Yuk, kita bedah perbedaan krusial antara Skripsi dan Jurnal dengan bahasa yang mudah dipahami!

1. Fungsi dan Tujuan: Ujian Kelulusan vs. Kontribusi Ilmu

Aspek

Skripsi

Jurnal Ilmiah

Fungsi Utama

Ujian Kelulusan. Membuktikan bahwa mahasiswa mampu melakukan penelitian mandiri dan menguasai metodologi.

Publikasi dan Komunikasi Ilmu. Menyebarkan temuan baru, metode baru, atau hasil penelitian orisinal kepada komunitas ilmiah global/nasional.

Target Pembaca

Dosen Penguji. Audiensnya sempit: Dosen Pembimbing, Dosen Penguji, dan Tim Penilai Kampus.

Komunitas Ilmiah. Audiensnya luas: Peneliti lain, akademisi, praktisi, dan mahasiswa dari berbagai universitas.

Penciptaan Ilmu (Novelty)

Tingkat Novelty bisa rendah (cukup aplikasi atau replikasi di lokasi berbeda).

Wajib memiliki Novelty yang jelas (kontribusi baru pada body of knowledge).

💡 Takeaway: Skripsi membuktikan kamu layak lulus. Jurnal membuktikan penelitianmu layak diakui.

 

2. Struktur dan Panjang: Komprehensif vs. Ringkas

Ini adalah perbedaan yang paling terasa. Skripsi harus detail dan tebal, sementara Jurnal harus padat dan ringkas.

A. Skripsi (Komprehensif)

  • Panjang: Biasanya 60–100 halaman (termasuk Bab I sampai Bab V).
  • Struktur Wajib: Mengikuti format baku 5 Bab yang sangat detail:
    • Bab I: Pendahuluan (Latar Belakang yang sangat panjang)
    • Bab II: Landasan Teori (Menjelaskan setiap variabel secara tuntas)
    • Bab III: Metodologi (Sangat rinci: populasi, sampel, teknik sampling, definisi operasional)
    • Bab IV: Hasil dan Pembahasan (Menampilkan semua output statistik)
    • Bab V: Penutup
  • Kutipan/Sitasi: Biasanya menggunakan format in-text (Nama, Tahun) dan mencantumkan semua kutipan di daftar pustaka.

B. Jurnal Ilmiah (Ringkas dan Padat)

  • Panjang: Biasanya hanya 8–20 halaman. Harus sangat efisien dan tidak bertele-tele.
  • Struktur Wajib (IMRAD): Mengikuti format standar internasional (disebut IMRAD):
    • Introduction (Gabungan Latar Belakang dan Tinjauan Pustaka)
    • Method (Ringkas, hanya intinya saja)
    • Results (Langsung ke temuan terpenting)
    • And Discussion (Pembahasan yang fokus pada novelty dan implikasi)
  • Kutipan/Sitasi: Biasanya sangat padat. Semua teori dan metodologi harus diringkas dan langsung disitasi. Bagian tinjauan pustaka yang panjang di Skripsi dihilangkan, hanya menyisakan kerangka teoretis inti.

3. Proses Penilaian: Sidang vs. Peer-Review

Aspek

Skripsi

Jurnal Ilmiah

Penilaian Oleh

Dosen Penguji. Penilaian bersifat lisan (sidang) dan tertulis (kualitas dokumen).

Editor dan Reviewer Sejawat (Peer-Review). Penilaian buta (blind review), fokus pada kontribusi ilmu dan orisinalitas metodologi.

Fokus Evaluasi

Penguasaan mahasiswa terhadap materi dan kemampuan mempertahankan argumen.

Keabsahan temuan, orisinalitas, dan style penulisan yang sesuai standar jurnal (SINTA/Scopus).

Hasil Akhir

Lulus/Tidak Lulus (dengan Revisi).

Diterima (Accepted), Ditolak (Rejected), atau Revisi Mayor/Minor.

4. Konversi Skripsi Menjadi Jurnal (The Transformation)

Saat Dosen memintamu mengubah skripsi menjadi artikel jurnal, kamu harus melakukan "Pengepresan" dan "Restrukturisasi".

  1. Potong Latar Belakang: Singkirkan paragraf umum. Langsung fokus pada Research Gap (kesenjangan) dan Novelty.
  2. Rampingkan Bab II: Hapuskan semua definisi teoretis yang terlalu panjang. Sisakan hanya kerangka teoretis inti dan penelitian terdahulu yang paling relevan.
  3. Hapus Output Mentah: Di Bab IV, buang semua screenshot hasil SPSS mentah. Ganti dengan tabel ringkasan hasil yang mudah dibaca dan fokus pada koefisien yang signifikan.
  4. Perdalam Pembahasan: Bab V Skripsi (Penutup) harus digabungkan dan diperdalam di bagian Discussion Jurnal. Fokus pada mengapa hasilmu berbeda/sama dengan penelitian lain dan apa implikasinya bagi ilmu.

Skripsi adalah laporan lengkap dari proses belajarmu. Jurnal adalah presentasi hasil terbaik dari laporan itu. Keduanya penting, tapi Jurnal memiliki standar ketat untuk diakui di komunitas ilmiah!

Baca juga: Ini Alasan Kenapa dari Maba Nilai Kamu Harus Bagus!

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150