Zona Mahasiswa - Era AI generatif (seperti ChatGPT, Gemini, dll.) memang memudahkan mahasiswa dalam mencari referensi atau menyusun kerangka. Tapi, hati-hati! Dosen pembimbing dan penguji itu sudah 'melek teknologi' dan punya indra keenam untuk mendeteksi tulisan yang original buatan otakmu versus tulisan hasil "Copas AI".
Mengambil seluruh paragraf dari AI lalu menempelnya di skripsi adalah pelanggaran akademik serius yang setara dengan plagiasi!
Baca juga: Nggak Usah Panik! Ini Tips Buat Mahasiswa yang Stuck saat Bikin Judul Skripsi
Ini dia 5 ciri-ciri paling umum yang membuat Dosen langsung tahu bahwa tulisanmu 99% hasil copy-paste dari AI, bukan dari proses berpikir kritis:
1. Bahasa Terlalu Kaku, Formal, dan Mirip Kamus Berjalan
AI dilatih dengan data teks yang sangat formal. Hasilnya, struktur kalimatnya seringkali 'terlalu sempurna' dan tidak menunjukkan gaya penulisan khas mahasiswa.
- Yang Dosen Curigai:
- Kosa Kata Berlebihan: Penggunaan kata-kata yang tidak umum atau terlalu lebay (misalnya: menggunakan eksklusi alih-alih pengecualian, atau menjustifikasi alih-alih membenarkan), yang tidak pernah kamu gunakan dalam komunikasi sehari-hari.
- Struktur Gramatikal Overly Perfect: Kalimat sangat panjang, sempurna secara tata bahasa, minim typo, dan tidak ada 'sentuhan' manusiawi atau kelemahan kecil yang wajar.
- Kenapa Dosen Tahu: Dosen tahu gaya menulismu dari tugas-tugas sebelumnya. Perubahan drastis dari gaya penulisan 'biasa' menjadi 'sangat formal' dalam semalam adalah red flag terbesar.
2. Hilangnya Konteks Lokal dan Detail Spesifik
AI tidak memiliki pengalaman lapangan atau pengetahuan kontekstual lokal yang mendalam, kecuali kamu memberikan prompt yang sangat spesifik.
- Yang Dosen Curigai:
- Tidak Ada Hubungan dengan Lapangan: Tulisan menjelaskan teori A dengan sangat baik, tapi gagal mengaitkannya dengan masalah di Perusahaan X atau Kota Y yang menjadi objek penelitianmu.
- Penggunaan Istilah General: Menggunakan istilah umum yang berlaku secara global, tanpa menggunakan istilah spesifik yang hanya dikenal di Indonesia atau di kampus/perusahaan tempat kamu meneliti.
- Kenapa Dosen Tahu: Dosen penguji adalah ahli di bidangmu. Mereka tahu betul isu dan konteks lokal. Jika Bab 1 (Latar Belakang) terlihat seperti bisa digunakan untuk penelitian di negara manapun, Dosen pasti curiga.
3. Sumber Kutipan (Sitasi) yang Ngaco atau Tidak Ada
Ini adalah kelemahan fatal AI. Meskipun AI bisa menghasilkan tulisan yang bagus, ia seringkali mengarang sumber kutipan atau sitasi.
- Yang Dosen Curigai:
- Sitasi Palsu (Halusinasi AI): Mengutip jurnal dengan nama Penulis dan Tahun yang terlihat meyakinkan, padahal jurnal tersebut tidak pernah ada di database (seperti Google Scholar atau SINTA).
- Kurangnya Sumber Primer: Meskipun AI bisa mencari referensi buku, ia jarang menyertakan sitasi dari Penelitian Terdahulu (Jurnal) yang relevan dan terbaru (SINTA 1-3) yang diwajibkan oleh Dosen.
- Kenapa Dosen Tahu: Dosen akan iseng mengecek 2-3 sumber kutipan asing yang kamu cantumkan. Jika sumber itu fiktif, maka seluruh tulisanmu dianggap tidak valid.
4. Hilangnya Chain of Logic (Benang Merah)
AI bekerja berdasarkan prompt per paragraf. Jika kamu memberikan prompt yang terpisah-pisah, tulisan yang dihasilkan seringkali tidak memiliki keterkaitan logis yang kuat antar-paragraf atau antar-bab.
- Yang Dosen Curigai:
- Paragraf Melompat: Paragraf 1 membahas teori A, tiba-tiba Paragraf 2 membahas studi kasus di lapangan tanpa kalimat transisi yang logis (Chain of Logic).
- Ketidaksesuaian Antar-Bab: Bab II (Teori) menjelaskan teori X, tapi Bab III (Metode) menggunakan pengukuran untuk teori Y. Ini terjadi karena kamu menyusun setiap bab secara terpisah menggunakan prompt AI yang berbeda.
- Kenapa Dosen Tahu: Dosen menguji alur pikirmu. Tulisan yang bagus harus mengalir dari masalah (Bab 1) $\rightarrow$ diuji dengan alat (Bab 3) $\rightarrow$ mendapatkan jawaban (Bab 4). Jika alur ini putus, tulisanmu dianggap tempelan.
5. Jawaban Langsung dari Pertanyaan Dosen (Mirroring)
Jika kamu menggunakan AI untuk menjawab pertanyaan spesifik Dosen, AI seringkali akan mengulang kata kunci yang kamu masukkan ke dalam prompt.
- Yang Dosen Curigai:
- Mengulang Kata Kunci Pertanyaan: Dosen bertanya, "Mengapa penelitianmu tidak menggunakan Analisis SEM?" Jawabanmu langsung dimulai dengan, "Penelitian ini tidak menggunakan Analisis SEM karena..." Ini menunjukkan jawaban instan, bukan hasil refleksi kritis.
- Terlalu Definitif: Jawaban AI seringkali terlalu absolut (pasti dan tidak ada keraguan), tanpa menggunakan bahasa akademik yang menunjukkan sikap hati-hati ("diduga kuat," "diindikasikan bahwa," dll.).
- Kenapa Dosen Tahu: Dosen ingin melihat proses paraphrasing dan penalaranmu. Jawaban yang cepat, terstruktur sempurna, tapi tanpa keraguan akademis, adalah tanda bahwa itu bukan jawaban human being.
Pesan Kritis: Gunakan AI sebagai Asisten, Bukan Penulis Utama
AI adalah alat bantu yang sangat efektif untuk brainstorming, mencari ide kerangka, atau merangkum konsep. Namun, kamu wajib melakukan revisi, parafrase ulang secara manual, dan memasukkan konteks lokal serta sitasi valid ke dalam setiap paragraf.
Jadikan AI sebagai draft kasar, lalu ubah 90% isinya dengan gaya dan logika berpikir original-mu. Itu satu-satunya cara untuk lolos dari deteksi Dosen!
Baca juga: Mahasiswa Wajib Ngerti! Jangan Ambil Awalan Judul Skripsi Ini Kalau Mau Lolos dalam Satu Bulan…
Komentar
0

