Horor

Misteri Lorong Lantai 2 Universitas Ahmad Dahlan

Dinik Afrianingsih 05 November 2021 | 00:45:47

zonamahasiswa.id - Halo, Sobat Zona. Kali ini Sans akan jalan-jalan ke Universitas Ahmad Dahlan nih. Kalian nggak perlu khawatir, Sans masih tetap di Yogyakarta kok. Universitas satu ini merupakan universitas swasta yang berdiri sejak 1960.

Universitas Ahmad Dahlan atau sering disingkat UAD ini berada di Yogyakarta. Termasuk dalam bagian Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Muhammadiyah Yogyakarta.

Walaupun begitu universitas satu ini menyimpan cerita mistis yang menjadi rahasia umum di kalangan mahasiswa. Beberapa mahasiswa pun menceritakan kisah mistis yang ada di UAD.

Wah, kalian pasti penasaran kan? Nah, biar nggak makin penasaran, sebelum itu jangan lupa untuk matikan lampu dan aktifkan mode horornya, agar lebih seru! Selamat membaca.

Malam itu gedung PBSI hanya tinggal beberapa orang saja. Seperti Agus, Toni, dan Diki yang merupakan salah satu mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan yang baru menyelesaikan kelasnya di lantai 2.

"Duh, sampeyan iki jan suwi temen, Ton, jadi kita pulang ya kemaleman gini kan," keluh Agus sambil cemberut.

"Lah piye, kan tugasnya belum selesai, ngerti to Pak Anwar iki senengane nggupuhi, kudu selesai dino iki poya oleh mene," bela Toni yang juga kesal dengan sang dosen.

Sementara itu, Diki hanya menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba ketika hampir sampai ruang dosen, ada bau yang tercium entah dari mana. Pemuda itu mengernyit heran dan mencoba mencari sumber bau tersebut.

"Kalian poya bau sesuatu gitu?" tanya Diki.

Kedua temannya pun mengernyit heran karena tak mencium apa-apa. Sambil berjalan ke arah ruang dosen di pojok lorong, bau itu pun semakin menyengat.

"Waduh, aku kok mbau sesuatu yo? Kayak bau wangi gitu, iki seng mbok maksud Dik?" tanya Agus pada Diki sambil mencari sumber bau tersebut.

"Anjir, ojo menden-medeni aku kalian iki!" seru Toni yang mulai ketakutan.

Hari itu, Jum'at malam, lorong lantai dua tampak sepi dan menyeramkan. Pintu kaca yang menyambung dengan bagian luar lorong memantulkan bayangan ketiga pemuda itu.

Mereka menatap takut sekeliling lorong yang tampak menakutkan itu. Meski Toni tak membau apapun tapi, pria berkacamata itulah yang tampak sangat ketakutan.

"Tenang poya ono apa-apa kok, Ton. Sudah ndang taruh tugas tekan Pak Anwar ndek meja e," ucap Agus.

Sreekk sreekk, suara seretan terdengar memenuhi lorong lantai dua tersebut. Bahkan ketika pemuda itu langsung tampak kaku dan ketakutan.

"Bangsat opo iku?" teriak Toni ketakutan.

"Ojok guyon loh yo, wes bengi, rawan," bisik Diki pada kedua temannya.

Sreekk sreekk, suara seretan kaki itu terdengar semakin dekat dengan mereka. Namun, ketika ditengok tak ada siapapun di sana selain mereka.

"Eh, sumpah baune kok tambah kroso ya? Mambu nggak? tanya Agus yang mulai mencium bau yang sa. "

"Anjir Iyo loh, duh ndang wes Ton taruhen tugasmu. Cek isok ndang mulih"

"Iyo-iyo, tak ndang naruh, tapi tungguen lo yo," ucap Toni memelas.

Kedua temannya pun menganggukkan kepala. Mereka menunggu di depan ruang dosen itu sambil menahan ketakutannya.

"Udah selesai kuliah ya?" Mampus. Sebuah suara yang tiba-tiba memecah keheningan di sana.

Suara yang jelas-jelas terdengar seperti suara seorang wanita yang lembut tapi menakutkan. Seperti serak basah yang dapat mencabut nyawa siapapun bila menjawabnya.

"Udah selesai kuliah ya?" ulang suara itu.

Namun, suara itu terdengar lebih keras dari sebelumnya. Kedua pemuda yang tengan ditanyai itu pun kaku dibuatnya. Tubuh mereka seolah membatu dan sulit untuk digerakkan.

'Ya Allah, tolong hamba-Mu ini, kami belum lulus, bahkan masih jomblo Ya Allah'

Perlahan kedua pemuda itu menolehkan kepala mereka ke sumber suara itu. Seperti robot mereka menggerakkan kepala mereka dengan kaku. Nihil, tak ada siapapun di ujung lorong itu. Mereka menghela nafas lega

"Mencariku?"

Suara itu tepat di belakang mereka. Sosok perempuan berpakaian putih dengan rambut hitam panjangnya. Berdiri sambil mendekatkan wajahnya ke bahu mahasiswa yang teh menahan nafas itu.
Keringat dingin mulai membasahi mereka berdua. Tubuh mereka pun ikut bergetar bersamaan dengan suara serak yang semakin dekat dengan telinga mereka.

Perlahan mereka menoleh dan menatap wajah sosok berkulit pucat dengan mata yang tertutup rambut panjang.

"ARRRGHHHH" teriak keduanya dengan kencang.

Agus dan Diki pun lari terbirit-birit meninggalkan gedung kuliah itu. Bahkan Diki sampai terjatuh sangking takutnya dengan hantu yang ia lihat itu. Sayangnya mereka melupakan seseorang yang masih ada di ruang dosen sendirian. Entah bagaimana nasib Toni yang sekarang tengah sendirian di gedung itu.

Misteri Lorong Lantai 2 Universitas Ahmad Dahlan

Apakah kalian juga pernah mengalami kejadian horor yang serupa di lorong lantai 2 FBSI, Universitas Ahmad Dahlan? Sharing sama Sans dong.

Kira-kira kampus mana lagi nih yang harus Sans kunjungi untuk menceritakan kisah horornya? Atau masih mau kisah horor di UAD? Tulis komentar kalian di bawah ya.

Baca Juga: Mahasiswa Penghuni Bangku Kosong UIN SUKA

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150