zonamahasiswa.id - Ini sosok mahasiswa S3 yang menjadi pemicu mundurnya 7 guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Hasanuddin (Unhas). Sebelumnya, mahasiswa misterius itu ramai diperbincangkan karena membuat sejumlah guru besar melayangkan surat pengunduran diri.
Baca Juga: Heboh! Guru Besar Unhas Dipaksa Luluskan Mahasiswa S3 yang Tak Pernah Masuk Kuliah
Mahasiswa S3 FEB Unhas
Melansir Detik Sulsel, Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa mengatakan mahasiswa S3 yang dimaksud dalam kasus pengunduran diri guru besar hanya satu orang. Sebelumnya pun, mahasiswa itu terdaftar sebagai mahasiswa program studi S3 Manajemen.
"Yang kita bicarakan ini satu orang (mahasiswa S3). Yang masalahnya terkait dengan itu (pengakuan diintervensi) dua orang (guru besar) dari tujuh," ungkap Jamaluddin (3/11).
Status mahasiswa itu kemudian diungkap bukan lagi mahasiswa Unhas. Jamaluddin menjelaskan bahwa mahasiswa yang bersangkutan telah mengundurkan diri pada tahun lalu.
"Sesungguhnya apa yang terjadi adalah yang bersangkutan tetap tidak lulus. Jadi sebenarnya yang dipersoalkan (intervensi nilai) juga tetap tidak lulus kan. Sehingga yang bersangkutan mundur berhenti jadi mahasiswa," tuturnya.
Meski demikian, ketika ditanya siapa sosok mahasiswa yang dimaksud, Jamaluddin mengaku tak mengetahuinya. Menurutnya, identitas mahasiswa tersebut bukan menjadi masalah utama dalam kasus ini.
"Malah saya tidak sempat dalami (siapa dia). Ini mahasiswa sebenarnya istilahnya pintu masuk untuk berkoar-koar. Bukan itu masalah utamanya. Sehingga saya tidak mau menyinggung masalah mahasiswa ini," terangnya.
Sebelumnya, terdapat tujuh guru besar FEB Unhas yang ramai-ramai mengundurkan diri karena menganggap dekan telah melakukan intervensi. Sejumlah guru besar tersebut mengaku dipaksa untuk meluluskan mahasiswa yang tidak layak mendapatkannya.
Adapun tujuh guru besar yang dimaksud adalah Prof Muhammad Idrus Taba, Prof Siti Haerani, Prof Idayanti Nusyamsi, Prof Cevi Pahlevi, Prof Haris Maupa, Prod Muhammad Asdar, dan Prof Mahlia Muis.
Salah satu guru besar bernama Prof Siti Haerani mengungkap dalam surat pengunduran dirinya ada intervensi dekan dalam pemberian nilai kepada mahasiswa S3 tersebut.
"Adanya intervensi dekan dalam pemberian nilai mahasiswa mata kuliah yang saya ampu pada program S3. Di mana saya diminta untuk meluluskan mahasiswa yang sama sekali tidak memenuhi syarat untuk diluluskan," tulis Haerani dalam surat pengunduran diri.
"Nol kehadiran padahal perkuliahan dilakukan secara online, tidak ada tugas, tidak ikut ujian, tidak ada komunikasi pribadi maupun grup. Untuk menyampaikan alasan ketidakhadirannya pada perkuliahan. Hingga keluarnya nilai di akhir semester, justru yang sibuk mencarikan alasan yang tak masuk akal dan mangada-ada adalah Dekan FEB sendiri," tuturnya.
Bukan hanya itu, Haerani mengaku ia mendapat hukuman setelah adanya intervensi tersebut. Ia menyebut tak dilibarkan dalam kegiatan mengajar, membimbing, dan menguji tanpa alasan akademis dan pertimbangan yang rasional.
"Tanpa alasan akademis dan pertimbangan yang objektif dan rasional, Dekan FEB telah sewenang-wenang 'menghukum saya' secara tidak pantas, tidak adil, dan tidak beretika atas kasus no 1 di atas dengan cara tak melibatkan saya sama sekali pada kegiatan mengajar, membimbing, dan menguji mulai pada semesrer akhir TA 2021-2022 hingga saat ini. Hal ini amat sangat menciderai perasaan saya sebagai dosen, guru besar yang bisa dianggap tidak kompeten oleh mahasiswa dan rekan dosen," jelasnya.
Hal serupa juga diungkap oleh Prof Idayanti Nusyamsi yang mengaku mendapat intervensi dari Dekan FEB untuk meluluskan mahasiswa S3 yang dinilai tak layak mendapatkannya. Ia pun mengaku mendapat ancaman dan hukuman dari Dekan FEB.
"Adanya ancaman Dekan kepada saya pada saat rapat dan adanya hukuman yang telah dilakukan oleh Dekan dengan tidak melibarkan saya pada kegiatan pengajaran selama 2 semester berturut-turut hingga saat ini. Hal tersebut merupakan tindakan sewenang-wenang, tidak mengacu pada peraturan, bertindak tidak adil, mengabaikan kompetensi dan kualifikasi, melakukan perilaku tidak etis penyebaran berita negatif," pungkasnya
Ini Sosok Mahasiswa S3 FEB Unhas yang Jadi Pemicu Mundurnya 7 Guru Besar
Itulah ulasan mengenai sosok mahasiswa S3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin (FEB Unhas) yang dianggap menjadi pemicu mundurnya tujuh guru besar.
Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.
Baca Juga:
Komentar
0