Zona Mahasiswa - Tren bendera Jolly Roger dari anime One Piece telah menyebar dari Indonesia ke berbagai negara, termasuk Nepal dan Prancis, menjadi simbol protes terhadap ketidakadilan dan korupsi.

Baca juga: Sarjana Asal Lamongan Jadi Korban Mutilasi di Mojokerto, Potongan Tubuh Korban Berjumlah Ratusan, Kepala Masih Disimpan di Belakang Lemari

Makna di Balik Jolly Roger

Fenomena ini bermula di Indonesia, di mana bendera Jolly Roger diangkat oleh para demonstran sebagai respons atas isu-isu sosial dan politik, seperti kematian pengemudi ojek online Affan Kurniawan yang dilindas kendaraan Brimob. Bagi banyak anak muda, lambang tengkorak dengan topi jerami yang ikonis ini mewakili semangat pemberontakan dan perjuangan untuk kebebasan, yang sangat relevan dengan alur cerita One Piece.

Menyebar ke Seluruh Dunia

• Nepal: Demonstran di Kathmandu mengadopsi bendera Jolly Roger selama protes antikorupsi dan sensor. Salah satu demonstran, Rohan Rai, mengatakan mereka terinspirasi oleh gerakan di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa bendera tersebut melambangkan kebebasan, kesetiaan, dan perlawanan terhadap ketidakadilan, yang mencerminkan semangat rakyat Nepal.
• Filipina: Bendera ini juga terlihat dalam lomba lari antikorupsi di Universitas Filipina Diliman, Quezon City. Foto-foto acara tersebut menjadi viral di forum daring dan media sosial, menunjukkan bagaimana simbol budaya populer dapat dengan cepat menyebar dan diadopsi dalam konteks politik.
• Prancis: Pada 10 September, bendera Jolly Roger berkibar dalam unjuk rasa menentang kebijakan Presiden Emmanuel Macron. Beberapa demonstran bahkan mengenakan topi jerami, yang merupakan topi khas karakter utama One Piece, Luffy.

Budaya Populer sebagai Ekspresi Kolektif

Natale Pang, seorang akademisi dari Universitas Nasional Singapura, menjelaskan bahwa fenomena ini adalah perpaduan antara budaya populer dan politik. Meskipun bendera bajak laut secara historis digunakan untuk mengintimidasi, One Piece berhasil mengubah maknanya menjadi simbol persahabatan, kebebasan, dan pengejaran mimpi.

Simbol-simbol seperti Jolly Roger efektif untuk ekspresi kolektif dan mobilisasi massa karena mampu menyaring ide-ide rumit menjadi visual yang sederhana dan mencolok. Hal ini memungkinkan orang-orang dari berbagai latar belakang untuk bersatu berdasarkan makna dan nilai-nilai bersama yang mereka yakini diwakili oleh simbol tersebut. Fenomena ini menunjukkan bahwa budaya populer tidak hanya dibentuk oleh isu-isu politik, tetapi juga berperan dalam membentuk cara orang berpartisipasi dalam dunia politik.

Baca juga: Remaja di Koltim Gorok Bocah Perempuan saat Berangkat Ngaji hingga Tewas Gegara Dendam Diejek