Elon Musk Ngobrol Bareng Nadiem Makarim hingga Berikan Pesan untuk Mahasiswa: 2 Kebiasaan yang Membuat Sukses

Nisrina Salsabila 16 November 2022 | 10:50:17

zonamahasiswa.id - CEO Tesla, Elon Musk mengungkap mempunyai dua kebiasaan yang membuat dirinya meraih kesuksesan. Hal itu ia sampaikan kepada mahasiswa Indonesia ketika sedang berbincang bersama dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim.

Baca Juga: Aksi Nyeleneh Mahasiswa Naik Sapi Saat Wisuda, Netizen: Raju Teman Upin Ipin Akhirnya Wisuda

Elon Musk Beri Pesan ke Mahasiswa

Elon Musk tak ragu menjelaskan dua kebiasaannya di depan 400 mahasiswa se-Indonesia. Menurutnya, dua kebiasannya tersebut membuatnya bisa berpikir jalan ke depan, out of the box, dan kritis.

Kebiasaan yang pertama adalah banyak membaca. Sementara, kebiasaan CEO Tesla itu yakni menonton fiksi ilmiah. Ia mengungkap kebiasaan tersebut banyak berdampak kepada dirinya untuk mencari kebenaran dalam banyak hal.

"Kebiasaan itu banyak berdampak pada saya untuk mencari kebenaran dalam banyak hal. Dari situ saya menemui bahwa fisika sangat membantu dalam segala hal," jelasnya dalam acara 'Intergenerational Dialogue for Our Emerging Future G20'.

Dalam kesempatan itu, Nadiem Makarim menanyakan soal pendidikan di masa depan kepada Elon Musk. Lantas, menurutnya hal yang perlu diajarkan dalam pendidikan adalah kemampuan untuk berpikir secara kritis.

"Apa yang perlu diajarkan adalah kemampuan berpikir kritis. Harus berani menolak konsep yang tidak baik," tuturnya.

"Kita harus tahu apa yang relevan. Ketika mau menyelesaikan masalah, kita harus tahu apa alat yang harus kita gunakan untuk menyelesaikan masalah dan memahami bagaimana menentukan alat yang membantu proses penyelesaian masalah itu. Pendidikan di masa depan pun harus seperti itu," terangnya.

Di sisi lain, Elon Musk pun memberikan apresiasi tentang cara Kemendikbud Ristek yang mengganti tes berbasis mata pelajaran (Ujian Nasional) dengan tes berbasis kompetensi literasi, numerasi, karakter, dan lingkungan sekolah (Asesmen Nasional).

Dari hal tersebut, ia mengungkap itu bisa menjadi jalan untuk pelajar agar bisa berpikir secara kritis. Ia pun berbagai ide pekerjaan masa depan yang akan banyak diminati.

"Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) dan energi berkelanjutan," timpal Elon.

Terpisah, dalam sesi tersebut juga ada pertanyaan dari mahasiswa yang sedang berkuliah Universitas Negeri Malang (UM) bernama Praisela Symons. Mahasiswa itu menanyakan tentang masalah terbesar dari hidup seorang Elon Musk dan bagaimana cara mengatasinya.

"Coba untuk selalu berasumsi bahwa kita itu salah. Dengan demikian, kita akan selalu berupaya melakukan hal yang benar. Selalu gunakan akal dan hati. Dulu saya hanya menggunakan akal, tapi menggunakan hati juga sama pentingnya," tegasnya.

Pertanyaan lain datang dari seorang mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya bernama Safira Titah, yang menanyakan tentang kebiasaan sehari-hari yang membuatnya sukses.

"Miliki rasa keingintahuan yang besar akan banyak hal di dunia ini. Rasa keingintahuan yang besar adalah karakter yang paling penting untuk dimiliki seseorang," kata Elon.

Sebelumnya, sesi berbincang dengan Elon Musk merupakan kolaborasi antara Tri Hita Karani (THK) Future Knowledge Summit dan Festival Kampus Merdeka (FKM) Kemendikbud Ristek dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), dan lembaga nirlaba Upaya Indonesia Damai (UID).

Kolaborasi itu bertujuan untuk mewujudkan visi nasional dalam mempercepat Indonesia maju dengan sumber daya manusia yang unggul. Dalam hal ini, Nadiem mengatakan pendidikan memiliki peran penting dalam mendorong masa depan yang lebih baik.

"Sistem pendidikan Indonesia saat ini mulai mengarah ke sana dengan kebijakan Merdeka Belajar. Kebijakan kami ini berangkat dari prinsip berkolaborasi untuk berinovasi. Khusus untuk jenjang pendidikan tinggi dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, kami berupaya meruntuhkan sekat-sekat antara perguruan tinggi, industri, dan masyarakat," pungkas Nadiem.