Berita

Rektor UIN Alauddin Bangga dan Iri Dikalahkan Mahasiswanya Dapat 2 Beasiswa Stanford dan Harvard University

Alif Laili Munazila 11 Mei 2023 | 09:28:40

zonamahasiswa.id - Momen wisuda di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar pada 9 Mei 2023 kemarin berbeda dengan pelaksanaan wisuda biasanya. Sang rektor yang hari itu memberikan sambutan di podium pun memanggil salah satu wisudawan hari itu yang ternyata berhasil membuatnya bangga sekaligus iri.

Baca juga: Mahasiswa ini Bimbingan Skripsi dan Diajar Dian Sastro, Respon Netizen: Vibesnya Dosen Kritis!

Iri Dikalahkan Mahasiswanya

Perayaan wisuda di UIN Alauddin Makassar pada hari Selasa, 9 Mei 2023 kemarin berlangsung tak seperti wisuda biasanya. Wisuda kali itu dipenuhi dengan tepuk tangan wisudawan yang hadir karena adanya satu sosok berprestasi yang bahkan membuat sang rektor iri.

Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof Hamdan Juhannis, memanggil satu mahasiswa yang diwisuda hari itu untuk naik ke atas podium wisuda. Ia adalah Edysul Isdar, mahasiswa dari Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi tahun 2019.

Juhannis tak begitu saja memanggil Edysul untuk naik ke atas podium. Di sela-sela pidato sambutannya itu, Juhannis ingin memperkenalkan secara luas sosok Edysul yang dikatakannya sebagai best model untuk seluruh mahasiswa kampus pimpinannya itu.

Juhanis mengaku bangga namun sekaligus iri dengan pencapaian Edysul. Setelah memanggil Edysul untuk naik ke podium dan berdiri di sampingnya, Juhannis mengatakan jika Edysul sudah mendapatkan tawaran beasiswa dari 2 universitas terbaik di dunia.

2 universitas terbaik dunia yang memberikan beasiswa pada Edysul itu adalah Harvard University dan Stanford University. Edysul berhasil meraih beasiswa dari 2 universitas top dunia itu melalui Knight-Hennessy Scholars.

Juhannis begitu bangga bisa memperkenalkan Edysul secara lantang karena universitas yang menerimanya adalah universitas terbaik di dunia. Stanford University diketahui berada di peringkat ketiga universitas terbaik dunia, sedangkan Harvard University ada di peringkat kedua universitas terbaik dunia.

Rektor UIN Alauddin ini meskipun bangga, namun ia juga mengungkapkan keiriannya pada sang mahasiswa. Ia mengaku jika dirinya memang berkuliah di luar negeri dulunya, namun capaiannya itu ternyata tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Edysul.

"Saya sendiri meskipun saya sudah menjadi guru besar, sekolah S2 dan S3 di luar negeri, saya masih memimpikan untuk menjadi seperti Edysul," aku Juhannis sambil terus menepuk pundak Edysul dengan bangganya.

Juhannis menceritakan jika dulunya ia menyelesaikan studi S2-nya di McGill University, Quebec, Kanada. Universitas itu jadi salahs atu universitas terbaik di Kanada. Kemudian untuk S3, Juhannis menempuh pendidikannya di The Australian National University, Australia.

"Tapi saya tak bisa meraih mimpi saya untuk bisa belajar di Harvard atau Stanford University. Edysul akan membuktikan itu dan dia adalah wakil UIN Alauddin Makassar," terang Juhannis. Juhannis lantas meneruskan jika Edysul ini layak untuk jadi contoh dan teladan terbaik bagi para wisudawan yang hadir hari itu.

Juhannis semakin bangga dengan pencapaian Edysul karena mahasiswanya ini berasal dari satu daerah dengannya. "Dan dia orang Bone," ucap Juhannis yang disambut dengan gelak tawa seluruh undangan wisuda hari itu.

Ternyata Bukan Mahasiswa Biasa

Datangnya 2 beasiswa universitas bergengsi dunia pada Edysul itu bukan tanpa alasan. Edysul ternyata bukanlah mahasiswa biasa atau bahkan mahasiswa 'kupu-kupu'.

Banyak prestasi internasional yang sudah ditorehkan Edysul, terutama di bidang kejuaran sains tingkat internasional. Edysul pernah menyabet medali perunggu dalam event Bangkok International Intellectual Property, Invention, Innovation and Technology Exposition (IPITEX) dan Thailand Inventor's Day.

Edysul berhasil mengharumkan nama Indonesia dalam ajang tersebut pada tahun 2023 silam. Tak hanya pada kejuaraan itu, Edysul masih memiliki prestasi internasional lainnya.

Di tahun sebelumnya yakni 2022 silam, Edysul berhasil menyabet medali perunggu dalam event Kompetisi Inovasi Penemuan Internasional yang diselenggarakan di Kanada. Kompetisi itu dikenal dengan sebutan iCAN 2022.

Untuk mengikuti kompetisi tersebut, Edysul dibimbing langsung oleh Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA) dan akhirnya berhasil menyingkirkan 650 peserta dari 79 negara dari seluruh dunia.

Meski berhasil menyabet medali perunggu di ajang tersebut, nyatanya Edysul sempat insecure dengan kemampuannya. "Awalnya saya sempat insecure juga sebab tim lain punya inovasi luar biasa dan bahasa inggrisnya lebih bagus," akunya saat itu.

Rektor UIN Alauddin Bangga dan Iri Dikalahkan Mahasiswanya Dapat 2 Beasiswa Stanford dan Harvard University

Itulah ulasan mengenai momen rektor UIN Alauddin Makassar yang bangga sekaligus iri dengan mahasiswanya yang berhasil mendapatkan 2 beasiswa dari Stanford University dan Harvard University.

Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.

Baca juga: Bikin Insecure! Inilah Mahasiswi S3 ITB Termuda di Usia 21 Tahun, Nggak Kebayang Jadi Anak Tetangganya

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150