zonamahasiswa.id – Bagi sebagian besar mahasiswa, lulus dengan predikat Cumlaude adalah sebuah keharusan. Mereka akan berjuang mati-matian untuk bisa menyandang predikat tersebut saat kelulusan, seperti sebuah kebanggaan tersendiri menurutnya.
Lalu, bagi sebagian mahasiswa yang tidak mengejar predikat Cumlaude, mereka justru biasa-biasa saja. Datang kuliah, mengerjakan tugas, ujian, skripsi, dan lulus. Tetapi, jangan meremehkan mereka siapa tahu saja meskipun tidak menyandang predikat Cumlaude, justru memiliki skill yang tinggi sebagai bekal di masa depan.
Baca Juga: Kuliah Itu Tidak Penting Ujung-ujungnya Nganggur, Lebih Baik Langsung Kerja
Lulus Kuliah Harus Cumlaude
Ketika memasuki dunia perkuliahan kita pasti mendengar istilah-istilah baru, salah satunya adalah Cumlaude. Predikat kelulusan Cumlaude menjadi gelar yang digadang-gadang hanya mahasiswa ‘Dewa’-lah yang mampu menyandangnya nanti.
Mahasiswa mana yang tidak ingin mendapatkan predikat Cumlaude? Untuk mendapatkannya saja butuh effort yang tidak main-main. Kuliah pagi pulang pagi, lupa makan dan minum akibat terlalu rajin mengerjakan tugas, di kelas selalu menjadi mahasiswa yang paling aktif agar banyak dosen yang meliriknya, menjadi profesor untuk teman-temannya yang lain, dan lain sebagainya.
Predikat Cumlaude diberikan kepada mahasiswa yang lulus dengan IPK 3,40 sampai dengan IPK 3,59. Mimin jadi teringat ada teman yang mengagung-agungkan IPK yang tinggi agar bisa Cumlaude nantinya. Ia pernah berkata bahwa akan berjuang keras untuk mempertahankan IPK-nya supaya tidak berada di bawah 3,50 dan akan melakukan apa pun supaya bisa Cumlaude.
Padahal saat itu kami masih maba alias mahasiswa baru dan dia sudah berpikiran sejauh itu. Menurut Mimin terlalu jauh malah, karena kondisinya waktu itu juga sedang dalam masa ospek kampus. Kelihatannya, ambisius dan bersemangat beda tipis di sini.
Jika kuliah hanya ingin mendapatkan predikat Cumlaude, apa untungnya? Dari awal saja prinsip kuliahnya sudah terlihat salah. Jangan hanya mengejar predikat tersebut, kuliah itu tidak harus tentang Cumlaude, kok. Memangnya mahasiswa yang tidak mendapatkan predikat Cumlaude tidak bisa lulus dengan baik?
Predikat Cumlaude Itu Pasaran
Keuntungan predikat Cumlaude yang pertama adalah formasi pekerjaan labih beragam, jadi bisa lebih mudah memilih hanya dengan mengandalkan Cumlaude. Kedua, formasi khusus untuk yang ingin CPNS, karena yang memiliki predikat tersebut biasanya lebih cepat lolos seleksi.
Ketiga, kesempatan diterima kerja lebih besar, karena Cumlaude layaknya golden ticket, bagi yang ingin melamar kerja di perusahaan. Keempat, lebih mudah saat apply beasiswa S2. Kelima, banjir pujian di mana-mana, dan itu sudah pasti.
Menurut Mimin keuntungan Cumlaude memang banyak sih, tapi kembali lagi ke pribadi masing-masing. Ada tipe mahasiswa yang sangat mengejar Cumalude dan ambisius. Kemudian, ada juga yang biasa-biasa saja menikmati kehidupan perkuliahan yang penting nilai aman lah.
Jika kita amati, predikat Cumlaude itu memang pasaran. Berdasarkan data yang diperoleh dari salah satu universitas yang ternama di Indonesia, pihaknya mencatat bahwa ada 562 lulusan yang berhasil memperoleh predikat Cumlaude atau mencapai hampir separuh lebih dari jumlah wisudawan. Rata-rata yang mendapat Cumlaude memang sarjana (S1).
Bahkan Mimin juga pernah mendengar cerita dari teman, anggap saja si A. Jadi, A ini memiliki seorang teman satu kelas ketika kuliah bernama X. Menurut A, hari-hari si X hanya diisi dengan bersantai ria, kuliah seperti bukan suatu hal yang penting baginya, dan hidupnya terlihat tidak ada beban. Tapi, yang sangat mengejutkan semua orang adalah ketika prosesi wisuda, X ini termasuk dalam jajaran mahasiswa yang Cumlaude.
Wow, kejadian ini seperti sebuah mukjizat yang diturunkan ke X. Benar-benar tidak ada yang menduga termasuk teman-teman satu kelasnya dan si A sendiri. Karena, X ini memiliki track record, yang ya bisa dibilang lebih cocok menyandang gelar mahasiswa tersantuy daripada Cumlaude.
Baca Juga: Akankah Angkatan 2020 Menciptakan Sejarah Baru, Sebagai Angkatan Paling Kuat?
Lulus dengan Skill yang Tinggi
Lalu, bagaimana dengan nasib mahasiswa yang tidak Cumlaude tetapi memiliki skill yang sangat tinggi, baik soft skill ataupun hard skill? Apakah tidak bisa bersaing dengan penyandang Cumlaude? Jawabannya adalah sangat bisa.
Mahasiswa yang memiliki skill yang tinggi justru lebih dibutuhkan di dunia kerja, sebab banyak perusahaan yang mensyaratkan calon karyawannya memiliki soft skill dan hard skill.
Hard skill yang selama ini kita pelajari sejak bangku sekolah hingga bangku kuliah sebaiknya harus lebih diasah lagi. Karena, semakin bagus hard skill yang kita miliki dan kuasai, semakin banyak perusahaan yang tertarik untuk merekrut. Bisa saja kita menjadi salah satu karyawan yang menjadi andalan perusahaan, kan?
Sementara itu, soft skill juga sangat penting dalam dunia kerja. Ketika, kita memiliki soft skill yang baik memudahkan kita dalam beradaptasi dengan lingkungan, membangun relasi kerja, bertanggung jawab atas segala hal dan lain sebagainya.
Jadi, mahasiswa yang memiliki skill tinggi tidak kalah kerennya dengan Cumlaude. Percuma walaupun Cumlaude tapi skill nol, benar tidak?
Karena ketika sudah memasuki dunia kerja yang dilihat adalah kemampuan seseorang tersebut bukan Cumlaude-nya. Kalian akan mencopot predikat Cumlaude yang selama ini kalian agung-agungkan ketika sudah memasuki dunia kerja yang sebenarnya.
Mau Cumlaude atau tidak, jika tidak dibarengi dengan skill yang bagus juga tidak akan bisa berjalan dengan baik. Dunia kerja itu keras dan persaingannya sangat berat, guys.
Jadi sebisa mungkin meng-handle diri sendiri dengan skill yang dimiliki, baik soft skill ataupun hard skill. Syukur-syukur apabila kalian memiliki keduanya, sudah Cumlaude skillnya tinggi pula.
Pilih Lulus Cumlaude atau Lulus dengan Skill yang Tinggi? Atau Pilih Keduanya?
Sebagai mahasiswa kita tentunya berhak memilih dan memperjuangakan apa ingin kita raih, baik Cumlaude ataupun skill yang tinggi. Asalkan ketika memiliki itu semua tidak membuat kita menjadi sombong dengan kepada orang lain. Semangat dan terus berjuang!
Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti update seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan dengan menyalakan notifikasi website zonamahasiswa.id. Sampai jumpa!
Baca Juga: Membaca Gelagat Investasi Berkedok Kecintaan Puteri Raja Arab Saudi pada Mie Instan
Komentar
0