zonamahasiswa.id - Festival Cakrawala atau Feskala adalah salah satu event musik bergengsi yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Malang (UM). Namun, Feskala UM 2022 kemarin menjadi kontroversi lantaran uang acara tersebut senilai Rp 200 juta digondol pergi oleh orang-orang tak bertanggung jawab hingga akhirnya viral di media sosial.
Baca juga: Baru 5 Bulan Belajar, Mahasiswa Politeknik Pelayaran Tewas Diduga Dianiaya Senior
Kronologi Kejadian
Feskala yang diselenggarakan BEM UM diselenggarakan pada tanggal 13 sampai 14 November 2022 yang berlokasi di Graha Cakrawala UM. Acara musik paling dinanti di UM itu dicetuskan oleh Bidang Pembangunan Sumber Daya Manusia Badan Eksekutif Mahasiswa UM (PSDM BEM UM).
Konser musik tersebut berhasil mengundang 5 pemusik tanah air. Salah satunya grup pemusik yang berhasil diundang adalah band kenamaan asal ibukota Jakarta, HIVI!.
Konser musik bergengsi di UM itu diantisipasi oleh seluruh pihak kampus dan diharapkan sukses digelar. Tapi nyatanya, konser musik tersebut menimbulkan banyak kontroversi dari awal hingga acara itu selesai digelar.
Kabar adanya kontroversi dalam Feskala UM itu mulai terdengar sejak 28 Januari 2023. Berselang kurang lebih 2 bulan dari tanggal pelaksanaan konser musik tersebut.
Salah seorang panitia relawan Feskala UM mengaku jika dirinya trauma setelah kontroversi rumit yang membelit eventnya itu. Dari pengakuannya, acara Feskala ini sudah janggal sejak awal perencanaannya. Ia menyebutkan jika penjualan tiket hingga siapa bintang tamu yang akan diundang benar-benar tak sesuai gambaran.
Feskala UM ini melibatkan 181 panitia dari kalangan mahasiswa, dengan rincian 81 panitia dari BEM UM sedangkan 100 panitia lainnya dari mahasiswa non BEM UM. Di awal, setiap panitia dimintai iuran uang sebesar Rp 100.000 untuk acara tersebut dengan fasilitas kaos dan lanyard kepanitiaan.
Ternyata, penjualan tiket konser Feskala tersebut tak bisa memenuhi angka yang sudah ditargetkan panitia hingga berimbas ke pembayaran pada vendor terkait. Akhirnya, setiap panitia Feskala kala itu sempat diminta untuk menjual 20 tiket saat H-2 Feskala.
Namun setelah berusaha maksimal, relawan yang memberikan kesaksiannya ini tetap tak mampu menjual 20 tiket seperti permintaan panitia. Hingga akhirnya pada hari Minggu (5/2) sore lalu, pihak BEM UM mengeluarkan keputusan untuk menambah jumlah iuran yang harus dibayarkan oleh setiap panitia seperti informasi yang sudah ramai beredar di media sosial.
Dalam gambar tangkapan pesan singkat di hape yang sudah viral di media sosial, terlihat rincian iuran wajib yang harus dibayarkan setiap panitia berdasarkan hasil keputusan bersama forum kepanitiaan BEM UM. Dalam gambar tersebut, panitia relawan diminta untuk membayar iuran lagi sebesar Rp 750.000 per orang.
Sebelumnya, pembagian iuran panitia Feskala itu lebih tinggi dari pada tangkapan pesan singkat tersebut. Panitia relawan awalnya dimintai iuran sebesar Rp 1.250.000 per orangnya namun akhirnya turun menjadi Rp 750.000 per orang.
Sedangkan anggota BEM lainnya ditagih iuran sebesar Rp 1.250.000 per orang. Ketua BEM dimintai iuran dengan angka yang lebih fantastis lagi yakni Rp 6.000.000.
Menteri PSDM BEM UM juga dimintai iuran dengan jumlah yang sama seperti Ketua BEM. Sedang ketua pelaksana Feskala yang memecahkan rekor, ia diminta untuk membayar iuran sebesar Rp 15.000.000.
Dalam pesan tersebut, pihak panitia yang mengirimkan pesan itu menyampaikan jika seluruh orang yang disebutkan itu harus membayar iuran minimal 50% terakhir tanggal 9 Februari 2023 ini.
Pesan itu juga menyebutkan jika para panitia sudah membayar lunas iuran yang ditentukan, maka mereka akan terbebas dari segala tanggungan permasalahan Feskala tersebut. Dijanjikan, mereka akan mendapatkan surat bermaterai tanda sudah membayar kewajibannya.
Namun bagi mereka yang belum membayar iuran yang sudah ditentukan, pihak panitia mengancam akan memberikan keterangan buruk di Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) bagi setiap panitia.
Panitia Feskala Dikejar-kejar Pihak Vendor
Awal mula polemik konser Feskala UM itu terjadi karena ketua pelaksana keukeuh ingin mengundang bintang tamu yang ternyata tak sesuai dengan minat calon penonton. Hal itu akhirnya berimbas pada 5000 tiket yang tak habis terjual.
Karena tiket yang tak terjual habis itu, keuangan kepanitian akhirnya ikut terimbas hingga kepada vendor-vendor terkait. Diketahui panitia pelaksana dikejar-kejar oleh pihak vendor sejak bulan November 2022 lalu.
Beberapa anggota panitia sebenarnya sudah menyarankan kepada ketua pelaksana untuk mengganti bintang tamu yang lebih sesuai dengan minat calon penonton. Namun ternyata saran anggota panitia tidak diindahkan.
Ketua pelaksana Feskala itu tetap keukeuh dan mengatakan jika dirinya akan bertanggung jawab penuh jika terjadi sesuatu di acaranya nanti. Dan benar saja, konser musik itu gagal total hingga menyebabkan panitia merugi hingga ratusan juta.
Pihak vendor acara tersebut pun banyak yang belum menerima uang sewa dari pekerjaannya hingga sudah hampir 3 bulan acara selesai dilaksanakan.
Karena pihak vendor sudah tak sabar lagi dengan janji panitia Feskala ini, akhirnya beredar sebuah video klarifikasi yang menceritakan kontroversi Feskala ini dari perspektif vendor.
Video yang diunggah akun Tiktok @rindiani1238 itu menuliskan banyak cerita mulai dari awal Feskala hingga akhir. Awalnya, pihaknya menandatangai MoU dengan BEM UM untuk menyelenggarakan Feskala dengan tenggat waktu pelunasan pembayaran H-1.
Nyatanya, uang pembayaran belum juga dibayarkan hingga Feskala berlangsung pada 13-14 November 2022 kemarin. Pihak vendor akhirnya tak mau melangsungkan acara karena pembayaran yang mangkir dari perjanjian.
Pihak BEM UM lantas memohon kepada vendor dan akhirnya disepakati ulang jika pembayaran akan dilunasi dalam jangka waktu 3 x 24 jam. Kesepakatan ulang itu tertulis dalam surat bermaterai yang ditanda tangani pihak vendor dan ketua pelaksana Feskala.
Namun, kesepakatan ulang itu kembali tak dipenuhi panitia Feskala. Akun Tiktok menuliskan jika ketua pelaksana dan beberapa pihak yang bertanggung jawab malah kabur meninggalkan tanggung jawabnya kepada pihak vendor.
Akhirnya, pihak vendor tak tahan lagi dan terpaksa memviralkan kasus ini ke media sosial hingga ramai dikomentari masyarakat.
Merugi Hingga 200 Juta, Konser Feskala BEM UM Penuh Kontroversi Sampai Dikejar Vendor
Itulah ulasan mengenai kasus konser musik Festival Cakrawala (Feskala) yang diselenggarakan BEM UM yang penuh kontroversi lantaran tak bisa membayar kewajibannya kepada para vendor karena mengalami rugi sampai Rp 200 juta.
Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.
Baca juga: Tagih Janji, Sri Mulyani Minta 413 Alumni Beasiswa LPDP Balik Ke Indonesia
Komentar
0