Zona Misteri

Merinding! Penampakan Hantu Muka Rata di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (UB)

Nisrina Salsabila 20 Januari 2022 | 19:13:21

zonamahasiswa.id - Halo, Sobat Zona. Bagaimana kabarnya? Semoga sehat selalu ya. Sans balik lagi nih dengan kisah horor yang bikin kalian penasaran. Nah, kali ini Sans bakal bawa kalian ke Universitas Brawijaya (UB).

Perguruan tinggi negeri ini merupakan salah satu kampus favorit yang berada di Kota Malang. Kampus ini memiliki berbagai kisah dinamika perkuliahan yang sangat menarik. Apalagi tentang cerita horor yang turut menghiasinya, seperti penampakan hantu muka rata di Fakultas Kedokteran.

Nah, biar Sobat Zona nggak penasaran dengan cerita horor penampakan menyeramkan hantu muka rata. Yuk, Sans bakal mulai nih ceritanya. Tapi, sebelum itu nyalakan mode horornya dan jangan lupa matikan lampu supaya lebih seru! Selamat membaca.

Malam itu, Dava sedang termenung sendirian di kampus tercintanya yakni Universitas Brawijaya. Dia menghabiskan waktu hanya sekedar menumpang wifi saja untuk mencari bahan materi skripsi.

Setelah memutuskan berpindah dari gazebo perpukaan, dia pun menuju gazebo Fakultas Kedokteran (FK). Alasannya, karena sinyal wifi di sana lebih bagus daripada di perpustakaan.

Pukul 21.00 WIB, Dava duduk sendirian di bangku pojok gazebo FK. Dia pun bergegas membuka laptopnya, namun pikiran Dava melayang entah ke mana.

Apalagi, dia baru saja mendengar rumor tentang tak sedang yang tersebar dari mulut ke mulut. Yah, apalagi kalau bukan tentang banyaknya cerita horor yang beredar.

Nah, mengingat tentang itu desas desus mengenai mayat yang gentayangan hingga cerita mahasiswa bunuh diri karena depresi tak kunjung wisuda.

Tetapi, di antara sekian banyaknya cerita horor tersebut ternyata ada yang lebih menyeramkan. Mengingat hal itu, Dava tiba-tiba merinding memikirkan kisah seorang mahasiswi yang diperkosa oleh supir angkot lalu membunuhnya dan entah mayat itu dibuang kemana.

"Anj*r kok jadi merinding gini, inget cerita mahasiswi itu. Gara-gara si Reno nih pasti," batinnya.

Dia mengutuk temannya itu, yang sebelumnya menceritakan panjang lebar mahasiswi yang meninggal tersebut. Awalnya seperti ini, mahasiswi itu ingin pulang ke rumah dengan naik angkot tapi dalam perjalanan dia diperkosa oleh supir.

Setelah diperkosa, mahasiswi itu dibunuh dan dibuang mayatnya entah kemana. Naasnya, cerita mahasiswi itu telah beredar dikalangan anak UB. Apalagi mereka banyak yang mengaitkan mahasiswi tersebut dengan hantu muka rata yang ada di Fakultas Kedokteran.

Dava jadi ingat cerita jelasnya tentang mahasiswi itu. Apalagi sekarang dia lagi sendirian di tempat itu. Sempat, dia menoleh celingak-celinguk ke kanan dan kiri memastikan mahasiswa lain ada di sana.

Namun nihil, Dava nggak menemukan satu pun mahasiswa di sana. Dia pun bersikap acuh dan menghiraukan cerita tersebut dengan memutar musik. Sebenarnya, Dava nggak pernah mempercayai satu pun rumor perhantuan itu. Makanya, dia masih tenang-tenang saja meskipun dalam kesunyian.

"Rumor ya cuma rumor," batinnya.

Mendengarkan musik sembari menikmati wifi dan ditemani sebungkus kuaci, rasanya sangat cocok dengan suasana saat ini. Ya meskipun rasanya kulit Dava sedikit menggigil karena kedinginan sebab habis turun hujan.

Dia menoleh tiba-tiba..

"Eh bau apa nih kok nggak enak banget," ucapnya.

Dava mencari-cari asal bau aneh itu, rasanya seperti bau pesing bercampur dengan bau anyir. Awalnya, dia mengira bahwa itu mungkin bau kucing liar yang mungkin saja kan pipis sembarang di sekitar situ.

Menghiraukan hal itu, dia pun kembali asyik dengan ponselnya. Meskipun Dava sangat terganggu dengan bau aneh yang ada di sekitarnya.

Sebentar lagi, jam menunjukkan pukul 23.00 WIB. Dava pun segera bangkit dan mengemasi barangnya yang berserakan di meja gazebo.

Nggak lama kemudian, dia berjalan menuju parkiran. Namun anehnya, bau anyir dan pesing itu seolah-olah mengikuti dirinya. Dava kepo dengan bau tersebut, lantas dia mencoba menemukan sumbernya.

SHIIT!

Dava merutuki dirinya yang mengira bahwa menginjak kencing kucing. Sepatunya basah, dia ingin membersihkan tapi penerangan di sana sangat minim.

"Haduuh nggak keliatan lagi pipisnya kucing nih, dah lah pulang ae," ucapnya.

Dia pun berjalan dengan menutup hidungnya. Disamping itu, Dava merasa ada yang memanggilnya dari arah pohon di samping sana. Seperti suara wanita tapi sangat lirih.

Karena penasaran, dia akhirnya perlahan menuju arah pohon itu yang gelap gulita nggak ada lampunya.

Suara wanita yang tadi terdengar sangat lirih menjadi jelas saat ini. Matanya melotot ketika melihat sosok wanita berambut panjang lengkap dengan pakaian putih yang dikenakan.

Deg deg deg..

Suara jantung Dava berdugup kencang nggak karuan, dia bolak balik menelan ludah sembari langkahnya yang masih mendekat.

Tiba-tiba...

ASTAGFIRULLAH DARAHNYA SIAPA NIH!!!

Teriaknya dengan kencang, saat dia menunduk melihat bercak noda darah yang ada di sepatunya. Dava berusaha membersihkan noda darah itu dengan selembar tisu dari kantong celananya.

Kembali terdengar...

"Mas.. tolong," suaranya sangat lirih namun terdengar jelas.

Seketika Dava teringat dengan rumor hantu yang ada di fakultas itu. Sementara tangannya masih saja mengelap sepatu yang ada bercak darahnya.

Suara itu pun kembali terdengar, sangat pelan. Lantas Dava menoleh ke arah pohon itu dan dia masih melihat sosok wanita mirip kuntilanak itu masih disana. Bahkan baju bewarna putih yang dikenakan wanita itu berkibar meski nggak ada angin.

Kaki Dava terasa sangat berat, dia berusaha lari namun seperti ada yang mencegahnya. Dengan panik, dia melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang dihafalnya. Rasanya nggak mempan, wanita itu masih terus meminta tolong padanya.

Dava pun memberanikan diri untuk mendongak melihat wajah wanita itu. Alangkah terkejutnya dia yang langsung berteriak sekencang-kencangnya.

AAAKKKHHHH

Dia berlari dengan nafas memburu, sampai akhirnya sampai di pos satpam.

"Pak tolong pak!!" teriak Dava.

"Kenapa kamu teriak-teriak?" balas Pak Satpam.

"Ii-iitu pak mukanya rata, di sana" tunjuk Dava di pohon itu.

Pak Satpam yang langsung paham dengan maksud Dava akhirnya diam sejenak. Dia pun menyuruh Dava duduk dan menenangkan diri.

Setelah lima menit berlalu dan kondisi Dava berangsur tenang. Satpam itupun mulai menanyakan apa yang baru saja dilihat Dava.

Lantas, mahasiswa tersebut menceritakan sosok wanita berambut panjang dengan muka rata seperti papan. Anehnya, dengan wajah yang seperti itu, sosok tersebut bisa memanggil Dava dengan jelas.

"Pak tadi di sepatu saya ada darahnya, ini" menunjuk arah kaki Dava.

"Mana? Nggak ada apa-apa," balas Pak Satpam dengan santai.

Seketika Dava diam, mencerna semua kejadian yang baru saja menimpanya. Disisi lain, Pak Satpam menjelaskan memang hantu wanita itu sering menampakkan diri di sana dengan meminta pertolongan. Semenjak kejadian itu, Dava nggak pernah lagi sendirian di kampus saat malam hari.

Mahasiswa lain yang mendengar rumor ini pun, banyak yang nggak berani sendirian di tempat itu. Sebab nggak sedikit pula mahasiswa yang melihat penampakan serupa seperti Dava.

Merinding! Penampakan Hantu Muka Rata di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (UB)

Entah ada yg percaya atau nggak dengan kisah tersebut. Bagaimana menurut Sobat Zona? Pernahkah kalian mengalami kejadian seperti Dava? Kalau ada, yuk sharing sama Sans tentang cerita horor di kampus kalian. Bisa tulis di kolom komentar ya. Sampai jumpa.

Baca Juga: Ngeri! Tangisan Hantu Wanita di Universitas Airlangga (Unair)

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150