Opini

Menyoal Isu Pergantian Menteri Nadiem Makarim dengan Prof Jimly, Bagaimana Wajah Pendidikan Indonesia Kedepan?

Ahmad Zainuri 16 April 2021 | 09:29:58

zonamahasiswa.id - Wacana reshuffle kabinet Indonesia Maju semakin berhembus kencang, termasuk juga dalam internal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) hal itu bisa dirasakan dengan banyaknya media pemberitaan yang mengisukan akan ada reshuffle dalam tubuh Kemendikbud.

Entah ini angin segar atau bagaimana, hal ini tentu menjadi perbincangan dikalangan mahasiswa dan juga pemerhati pendidikan Indonesia. Bagaimana tidak Mas Nadiem yang memiliki latar belakang pengusaha sebelumnya kini menjadi Kemendikbud dan Pak Jimly yang sebelumnya sebagai praktisi hukum. Dimana keduanya memang punya latar belakang pendidikan yang bagus, namun memiliki peran yang berbeda dalam dunia nyata.

Selain itu, kita sadari bersama bahwa pendidikan di Indonesia sampai detik ini bukanlah kategori aman-aman saja. Dimana banyak hal yang harus kita perbaiki, mulai dari sistem pendidikan, pola pengajaran dan cita-cita pendidikan yang belum terealisasikan dengan baik di tengah-tengah masyarakat.

Dari permasalahan tersebut dan ditambah dengan isu pergantian pemimpin di tubuh Kemendikbud, kita seharusnya bertanya. Bagaimana wajah pendidikan kita nanti di masa depan?

Baca Juga: Agar Aman Jangan Tulis Nama Pacar di Kata Pengantar, Tapi Tulislah Nama Pacar di Daftar Pustaka

Sosok Nadiem Makarim

Bapak Nadiem Makarim (Foto: Dream)

Sosok Bapak Nadiem Makarim memang familiar di lingkungan para pemuda milenial. Apalagi dengan sosok pengusaha dan juga pengetahuan dalam dunia akademik yang luas, tentunya menjadi bagian utama yang akan selalu dilihat oleh pemuda.

Banyak pemuda milenial saat ini suka sekali dengan mengejar impiannya, mulai dari impian pendidikan tinggi hingga dengan impian menjadi seorang pengusaha. Katakanlah, Pak Nadiem adalah orang yang tepat untuk mereka idolakan sebagai sosok publik figur yang memiliki keduanya.

Selain kepiawaian dalam berbisnis dengan dibuktikan suksesnya Go-Jek. Pak Nadiem juga memiliki track record pendidikan yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Selain itu, banyaknya program yang muncul dari kebijakan Kemendikbud saat ini menjadi salah satu tanda bahwa pendidikan saat ini penuh dengan nuansa yang menyenangkan.

Mulai dari program merdeka belajar, bantuan kuota internet pendidikan, hingga dengan program beasiswa selalu menjadi trending topic di era Bapak Nadiem Makarim. Hal ini menandakan pendidikan kita sudah mulai milenial meskipun belum bisa melahirkan wajah pendidikan yang baik.

Program Kemendikbud ini menjadi salah satu pijakan yang sangat menarik menurut Mimin. Lantaran bisa memperkuat citra seorang Nadiem Makarim dan juga citra dari seorang pengusaha. Hal itu bisa dilihat juga dari kemampuan beliau dalam menyeimbangkan keduanya, dimana menurut Mimin sangat sulit sekali menyeimbangkan duni realita (pekerjaan) dengan dunia bangku pelajaran.

Dalam dunia pelajaran kita diajarkan tentang sebuah teori, akan tetapi dalam dunia pekerjaan kita dilatih bermental realistis dan kuat dalam menghadapi persoalan. Lantas, bagaimana ketika kedua hal tersebut disatukan dan diseimbangkan. Mimin rasa 'keren', karena belum tentu orang lain bisa seperti itu.

Dari persoalan itu dapat kita lihat bagaimana Bapak Nadiem Makarim berkiprah dalam dunia pendidikan. Sekalipun memiliki citra yang cukup baik, tetap saja namanya manusia pasti memiliki kekurangan. Dimana, salah satunya menurut Mimin adalah citra program yang di gaungkan Bapak Nadiem terlalu 'over', dalam artian terlalu banyak. Sehingga hal itu tidak bisa berjalan dengan baik khususnya dalam merombak sistem paling inti dari pendidikan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Hal itu bisa dilihat bagaimana kultur pendidikan di dunia pedesaan seperti Mimin yang lahir dari desa terpencil. Banyak hal yang masih belum berubah dengan baik sampai saat ini, hanya citra yang bagus namun secara implementasi masih kurang terasa sampai ke pendidikan di pelosok. Kita lihat saja dari aktifitas dan cara mengajar yang masih saja sama sampai saat ini. Artinya tidak terlalu nampak wajah perubahan yang cukup signifikan dari peran pendidikan yang dibuat oleh Bapak Kemendikbud.

Baca Juga: Dari Pada Mikirin Mantan, Mending Mikirin Skripsi, Benar Tidak?

Masa Depan Pendidikan di Prof. Jimly

Prof Jimly Asshiddiqie (Foto: Rakyatku)

Mimin selalu lulusan sarjana hukum, khususnya Hukum Tata Negara merasa bangga apabila pendidikan memang benar-benar dipegang oleh lulusan hukum. Khususnya Bapak Jimly Asshiddiqie, dimana beliau seorang pakar Hukum Tata Negara yang karya-karyanya sering Mimin cuplik dalam kompetisi debat hukum konstitusi dan oretan-oretan seputar hukum dulu.

Beliau merupakan mantan ketua hakim Mahkamah Konstitusi tahun 2003-2008. Ia merupakan sosok yang juga giat menduduki bangku Trias Politica (sebuah istilah antara lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif) di Indonesia. Hal itu menjadi salah satu bukti bahwa selain akademisi dan praktisi Prof Jimly juga seorang politisi. Hal itu bisa kita lihat dari sepak terjang beliau dalam memangku jabatannya.

Memang Mimin rasa tidak sebegitu kelihatan selain sebagai seorang mantan ketua MK. Namun, bagi kalangan mahasiswa hukum ia merupakan publik figur yang di idolakan mahasiswa. Tapi bagaimana jadinya ketika terjun dalam lingkungan Kemendikbud? Apakah beliau bisa membawa cita-cita pendidikan Indonesia menjadi lebih baik?

Apabila dilihat dari sepak terjang pemikiran beliau dalam dunia hukum. Beliau memang ulet dan pandai dalam menemukan suatu persoalan hukum di Indonesia. Apalagi dalam ranah pendidikan Hukum Tata Negara, beliau selalu menjadi rujukan mahasiswa.

Hal itu bisa beliau lakukan juga dalam menemukan permasalahan yang ada pada pendidikan di Indonesia. Apalagi dalam melakukan problem solving, hal itu bisa menjadi landasan utama untuk mengembangkan dan membudidayakan pendidikan yang lebih baik dan merombak sistem hukum tentang pendidikan yang dirasa kurang baik dan efektif.

Dalam hal ini, tentu bisa dirasakan apabila benar-benar giat untuk menggaungkan pendidikan yang tidak muluk-muluk dan penuh dengan aturan yang aneh. Sehingga bisa memberi keuntungan bagi para guru atau dosen yang masih tertekan dengan aturan yang berlaku. Sehingga peran nyata guru benar-benar terasa di lingkungan sekolah.

Menyoal Isu Pergantian Menteri Nadiem Makarim dengan Prof Jimly, Bagaimana Wajah Pendidikan Indonesia Kedepan?

Dari kedua sosok tersebut memiliki karakter dan sepak terjang yang berbeda. Sehingga perlu kita selalu mengamati bagaimana nantinya Kemendikbud membawa cita-cita pendidikan untuk memajukan kualitas pelayanan pendidikan di Indonesia dengan baik.

Jangan lupa aktifkan notifikasi postingan website Zona Mahasiswa untuk selalu mengetahui info menarik lainnya. Jangan lupa juga berkomentar untuk saling bertukar pikiran demi pendidikan yang lebih baik. Good luck!

Baca Juga: Mencari Masalah Skripsi Tak Semudah Mendapatkan Masalah Hidup

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150