Opini

Mahasiswa yang Kuliah di Kampus Swasta Tidak Seharusnya Minder dengan Mahasiswa dari Kampus Negeri

Tiffany Maulany Putri 16 Januari 2021 | 18:52:11

zonamahasiswa.id – Munculnya stigma di kalangan masyarakat yang beranggapan bahwa mahasiswa kampus swasta akan kalah saing di dunia kerja karena banyak perusahaan yang mencari lulusan dari kampus negeri. Atau stigma bahwa kampus swasta cuma untuk orang-orang yang kaya. Dan stigma yang paling bikin sakit hati adalah “mahasiswa swasta cuma buangan, karena nggak lolos seleksi negeri”.

“Ya Tuhan, beri aku kesabaran” ucap salah satu mahasiswa kampus swasta yang menerima itu semua. Bahkan dijelek-jelekkan oleh teman yang masuk kampus negeri pun menjadi makanan sehari-hari dalam pergaulannya.

Baca Juga: Jika Diberi Dua Pilihan: Lulus Tepat Waktu vs Lulus di Waktu yang Tepat, Pilih yang Mana?

Perkara Sebutan Anak Buangan

Ilustrasi orang yang terabaikan (Foto: Halodoc)

Berbicara tentang seleksi masuk, bagi siswa yang baru saja lulus SMA, tentu saja yang mereka incar adalah perguruan tinggi negeri. Tingkat persaingan yang tinggi seakan-akan menjadi medan perang dari berbagai lulusan menengah atas. Bahkan tidak hanya dari satu daerah, tapi satu nusantara Indonesia juga ikut bersaing berebut menjadi mahasiswa perguruan tinggi.

Namun, namanya persaingan, pasti ada yang menang dan ada yang gugur. Berapa kali pun mencoba masuk seleksi, bahkan sampai seleksi paling akhir tidak juga mendapatkan kursi di PTN. Siapa sampai sini yang relate dengan kisahnya?

Akhirnya, daripada menganggur, ada yang memilih perguruan tinggi swasta (PTS) untuk berkuliah. Setelah patah hati ditolak PTN, hidupnya sudah aman, damai tentram, dan menjalani kuliah dengan aman-aman saja. Kehidupannya baik-baik saja sebelum negara api (a.k.a tetangga) mengetahui bahwa anak dari tetangga samping rumahnya ternyata kuliah di kampus swasta.

“Lho anaknya masuk ke swasta ya bu? Anak saya sih kampus negeri yang paling top di kota ini. Seleksi masuk kemarin nggak ada yang lolos? Swasta kan tempatnya anak-anak yang nggak lolos emang, anak buangan jadinya”.

Tetangga jahanam ini seakan-akan membuka luka lama yang masih perlahan-lahan sembuh. Ia kembali merasakan bagaimana satu per satu seleksi perguruan tinggi tersebut menolaknya. Hidupnya kembali tidak tenang dan merasa minder sebagai mahasiswa kampus swasta.

Guys, let me tell you, kalian tidak harus merasakan hal ini. Kalian akan tahu sebabnya melalui ulasan ini. Baca sampai habis.

Biaya yang Dikeluarkan Sepadan dengan

Ilustrasi tagihan UKT (Foto: Kudupinter)

Sesuai dengan judulnya, kali ini Mimin mau membahas tentang mahasiswa kampus swasta yang tidak seharusnya minder dengan kampus negeri. Mengapa demikian? Karena pertama, dari segi biaya. Istilah kasarnya kalian membuang uang dan mendapatkan fasilitas yang sepadan, baik dari segi pelayanan, kualitas literatur, fasilitas kamar mandi, sampai parkiran yang luas pun terpenuhi.

Meskipun tidak semua kampus swasta merasakan hal ini, namun Mimin sering sekali menemukan kampus swasta yang luasnya bahkan cukup untuk jadi heli pad (kampus siapa nih?). Dari segi materi dalam beberapa fakultas pun sudah berakreditas A dan diakui oleh beberapa lembaga penilaian. Hal tersebut merupakan sebuah prestasi dan kebanggaan juga untuk mahasiswa di kampus swasta.

Yang kedua adalah meskipun ada biaya pembangunan, namun hal itu tidak memberatkan, alias ada yang bisa dicicil selama beberapa semester. Menurut Mimin, hal ini sangat meringankan bagi mahasiswanya yang terkendala biaya.

Sampai sini apakah kalian masih merasa minder? Oke, Mimin bahas yang lainnya lagi.

Baca Juga: Mana yang Lebih Baik Antara Mahasiswa Organisatoris atau Pengejar Nilai Akademis?

Jarang Ada “Keribetan” Pembayaran UKT

Ilustrasi mahasiswa dan UKT (Foto: Suara Inqilabi)

Seperti yang terjadi belakangan ini, beberapa universitas mengalami “keribetan” dari segi ketentuan pembayaran maupun keputusan pasti dari para petinggi dalam menangani pembayaran UKT. Belum lagi tidak adanya pemotongan biaya UKT, mengingat kondisi perekonomian mahasiswa banyak yang terkendala karena Covid-19. Hal ini lagi lagi jarang Mimin temui di kampus-kampus swasta.

Beberapa universitas swasta bahkan meringankan pembayaran untuk mahasiswa yang sudah di semester akhir, bahkan ada yang memberikan potongan untuk UKT mahasiswanya. Hal tersebut tentu saja menjadikan mahasiswa swasta memiliki keuntungan tersendiri.

Sampai saat ini masih merasa minder dengan mahasiswa lain? Mimin ulas lagi lebih dalam.

Kesempatan untuk Membuktikan Diri Semakin Terpacu

Ilustrasi orang lulus dan membuktikan diri sendiri (Foto: Suara Surabaya)

“Oh, kamu anak kampus X ya? Pantes aja sih, kan uangmu banyak”

“IPK segitu kalau buat anak swasta mah wajar, kan pelajarannya gampang”

“Kampusnya mana sih? Yang nggak terkenal itu kan?”

Wahai Sobat Zona yang mengalami fase ini dalam kehidupan perkuliahannya, inilah saatunya kalian bertekad untuk membuktikan bahwa kalian mampu bersaing dengan mahasiswa kampus negeri. Kalian bisa dengan mudah mengikuti student exchange, mengikuti kompetisi antar mahasiswa, magang sana sini untuk meningkatkan kemampuan kerja kalian, dan jangan sekalipun ragu untuk mengembangkan diri.

Sampai akhirnya kalian akan mengatakan pada mereka yang meremehkan:

“Oh, prestasimu cuma segitu untuk mahasiswa kampus negeri? Seharusnya sih bisa lebih”

Mahasiswa yang Kuliah di Kampus Swasta Tidak Seharusnya Minder dengan Mahasiswa dari Kampus Negeri

Sobat Zona, cuap-cuap Mimin kali ini memang sebagian besar berisi ungkapan pembanding, ungkapan motivasi, dan penguat untuk para mahasiswa yang berkuliah di kampus swasta. Hal ini bukan tanpa alasan.

Mimin juga resah dengan apa yang selalu tertanam pada mahasiswa kampus swasta yang selalu saja masih dianggap remeh dari tahun ke tahun. Semoga dengan adanya ulasan kecil ini, kalian makin bersemangat untuk menggapai impian dan prestasi sesuai dengan passion kalian masing-masing.

Sebelum menutup perjumpaan virtual melalui tulisa ini, izinkan Mimin untuk memgingatkan aktifkan notifikasi postingan website zonamahasiswa.id untuk info lainnya seputar dunia perkuliahan dan mahasiswa. Sampai jumpa.

Baca Juga: Dosenku Beralih Profesi Menjadi Youtuber, Mahasiswa yang Kena Imbas Jadi Subscriber

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150