Tips

Mahasiswa Wajib Tahu! Begini Kerangka Berpikir yang Benar

Muhammad Fatich Nur Fadli 08 Juni 2024 | 10:03:58

 

Zona Mahasiswa - Kerangka berpikir sering digunakan untuk membantu penulis menyelesaikan karya tulis, baik itu karya tulis kreatif maupun penelitian. Kerangka berpikir adalah landasan pemikiran yang berisi teori, fakta, observasi, dan kajian kepustakaan yang mendasari penulisan sebuah karya tulis.

Baca juga: Mahasiswa Semester Akhir Wajib Tahu! Apa Beda Teori dan Konsep Penelitian di Dalam Skripsi

Artikel ini akan membahas tentang pengertian kerangka berpikir, jenis-jenisnya, dan cara membuat kerangka berpikir tersebut.

Pengertian Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan landasan dalam penelitian yang mencakup integrasi antara teori, observasi, fakta, dan kajian pustaka yang akan dijadikan dasar dalam penulisan karya ilmiah. Oleh karena itu, kerangka berpikir disusun ketika akan menjelaskan konsep-konsep penelitian.

Kerangka berpikir juga bisa dianggap sebagai visualisasi dalam bentuk diagram yang menunjukkan hubungan antar komponen. Dengan demikian, kerangka berpikir dapat dikatakan sebagai alur logis yang mengarahkan penelitian. Namun, kerangka acuan ilmiah juga bisa terdiri dari titik-titik yang sesuai dengan variabel-variabel penelitian.

Dalam kerangka berpikir, variabel-variabel penelitian dapat dijelaskan lebih mendalam dan relevan dengan masalah yang diteliti.

Menurut Polancik, kerangka berpikir adalah diagram yang menggambarkan alur logika dari tema yang akan ditulis dalam penelitian, menunjukkan hubungan antar variabel.

Sementara itu, Suriasoemantri mengatakan bahwa kerangka berpikir adalah penjelasan untuk menyusun semua gejala yang ada dalam suatu penelitian.

Sugiyono berpendapat bahwa kerangka berpikir adalah model konseptual yang digunakan sebagai landasan teori terkait dengan faktor-faktor dalam penelitian. Menurutnya, penelitian membutuhkan kerangka berpikir untuk menjelaskan secara teoritis dan menjelaskan alasan adanya hubungan antara variabel.

Macam-macam Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dibagi menjadi tiga jenis, yaitu kerangka operasional, kerangka konseptual, dan kerangka teoritis.

1. Kerangka Operasional

   Kerangka operasional adalah jenis kerangka berpikir yang digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel yang telah ditentukan dan sesuai dengan topik penelitian. Dengan kerangka operasional, hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya dapat dijelaskan secara rinci. Jenis kerangka ini membantu dalam merinci langkah-langkah operasional yang akan diambil selama penelitian, sehingga mempermudah peneliti dalam mengidentifikasi dan mengukur variabel-variabel yang terkait.

2. Kerangka Konseptual

   Kerangka konseptual adalah jenis kerangka yang berfungsi untuk menjelaskan alur pemikiran antara satu konsep dengan konsep lainnya. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran atau ilustrasi berupa asumsi-asumsi terkait variabel-variabel yang akan dibahas. Kerangka ini membantu peneliti untuk memahami dan menggambarkan bagaimana berbagai konsep saling berhubungan dan bagaimana konsep-konsep tersebut berkontribusi terhadap pemahaman masalah penelitian.

3. Kerangka Teoritis

   Kerangka teoritis adalah jenis kerangka berpikir yang memberikan penegasan terhadap teori yang akan digunakan sebagai landasan dalam penelitian. Selain itu, kerangka ini juga memberikan penjelasan terhadap fenomena yang sedang diteliti. Dengan menggunakan kerangka teoritis, peneliti dapat mengaitkan penelitian mereka dengan teori-teori yang sudah ada, serta menguraikan bagaimana teori tersebut dapat membantu menjelaskan hasil penelitian dan fenomena yang diamati.

Cara Membuat Kerangka Berpikir

Berikut adalah beberapa tahapan yang dapat dijadikan acuan dalam merumuskan kerangka berpikir:

1. Melakukan Identifikasi Variabel

   Langkah pertama dalam merumuskan kerangka berpikir adalah mengidentifikasi setiap variabel yang sudah ada. Variabel-variabel ini dapat dibuat atau ditemukan dalam konteks penelitian. Peneliti harus menentukan variabel mana yang akan digunakan dalam penelitian mereka. Setelah variabel diidentifikasi, variabel tersebut perlu dikelompokkan secara logis, misalnya berdasarkan wilayah, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan lain-lain. Variabel yang telah ditemukan dan diteliti kemudian dapat diterapkan pada judul karya tulis ilmiah.

2. Mencari Keterkaitan Antar Variabel

   Setelah mengidentifikasi dan menentukan variabel, langkah selanjutnya adalah mencari keterkaitan antar variabel. Ini penting karena penelitian biasanya melibatkan beberapa variabel yang saling berkaitan. Oleh karena itu, sebuah penelitian mungkin memerlukan dua atau lebih variabel yang berhubungan. Mencari hubungan antar variabel membantu peneliti dalam menyusun penelitian dan memperoleh hasil yang diharapkan.

3. Mencari Sumber Literatur

   Kerangka berpikir akan lebih kuat jika didukung oleh sumber literatur yang relevan dengan topik penelitian. Peneliti perlu mencari sumber literatur yang bisa dijadikan referensi atau acuan. Sumber literatur ini dapat memperkuat topik pembahasan dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Sumber literatur dapat diperoleh dari berbagai media seperti buku, jurnal ilmiah, artikel daring, wawancara, dan jurnal cetak di perpustakaan.

4. Melakukan Pembahasan Teori

   Setelah mengumpulkan sumber literatur, tahap berikutnya adalah melakukan pembahasan teori. Pada tahap ini, peneliti membuat kerangka berpikir untuk menjelaskan pendapatnya terkait sumber-sumber literatur yang telah dibaca dan dipahami. Pendapat ini harus bersifat logis, jelas, dan teoritis. Langkah ini membuktikan bahwa teori yang digunakan dapat memperkuat topik penelitian, sehingga penelitian dapat dilaksanakan dengan optimal. Pembahasan teori juga menunjukkan bahwa peneliti melakukan penelitian berdasarkan landasan yang kuat, membuat penelitian lebih terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.

5. Menggambarkan dan Menjelaskan Kerangka Berpikir

   Kerangka berpikir tidak hanya berfungsi sebagai visualisasi penelitian, tetapi juga harus dijelaskan agar pembaca memahami dengan mudah. Bagan yang telah dibuat harus menjelaskan proses atau alur penelitian dari awal hingga selesai. Dari bagan tersebut, akan terlihat kerangka berpikir yang menjadi acuan alur penelitian.

Mahasiswa Wajib Tahu! Begini Kerangka Berpikir yang Benar

Dengan memahami dan mengikuti tahapan ini, peneliti dapat menyusun kerangka berpikir yang kuat dan sistematis untuk mendukung karya tulis atau penelitian mereka. Semoga panduan ini bermanfaat bagi peneliti dalam menyusun kerangka berpikir.

Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.

Baca juga: Bener Nggak sih, Kalau Kita Download Jurnal dari Sci Hub Itu Ternyata Ilegal 

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150