Inspirational Story

Kisah Moorissa Tjokro, Wanita Indonesia di Balik Kecanggihan Mobil Tesla

Zahrah Thaybah M 26 Januari 2021 | 11:13:33

zonamahasiswa.id – Moorissa Tjokro (26) merupakan satu-satunya WNI sekaligus salah satu dari enam Autopilot Software Engineer perempuan yang bekerja untuk perusahaan Tesla, di California. Moorissa mengakui bahwa masih jarang perempuan yang menekuni profesi ini.

Baru-baru ini, perusahaan mobil Tesla di Amerika Serikat meluncurkan fitur kecerdasan buatan Full-Self-Driving versi beta, yang saat ini sudah tersedia secara terbatas bagi para pengguna mobilnya dan ia tergabung untuk mengerjakan proyek peluncuran fitur tersebut.

Baca Juga: Anak Muda Inspiratif! Baru 21 Tahun Sudah Jadi Mahasiswi S3 ITB, Inilah Kisah Maya Nabila

Sering Menoreh Prestasi dan Dinobatkan Menjadi Lulusan Termuda

Gambar Moorissa Tjokro bersama keluarganya di hari kelulusan (Foto: harianaceh.co.id)

Moorissa sudah menetap di Amerika sejak tahun 2011, tepatnya saat berusia 16 tahun. Ia juga mendapat beasiswa Wilson and Shannon Technology untuk kuliah di Seattle Central College. Namun, saat itu tidak bisa langsung kuliah di institusi besar atau universitas di Amerika, karena persyaratan umur minimal 18 tahun.

Tahun 2012, Moorissa meraih gelar Associate Degree atau D3 di bidang sains, lalu melanjutkan kuliah S1 jurusan Teknik Industri dan Statistik, di Georgia Institute of Technology di Atlanta.

Moorissa menyabet berbagai prestasi, seperti President’s Undergraduate Research Award dan nominasi Helen Grenga untuk insinyur perempuan terbaik di Georgia Tech. Lalu, menjadi lulusan termuda karena saat usia 19 tahun lulus dengan predikat Summa Cum Laude.

Setelah lulus S1, ia bekerja selama dua tahun di MarkeTeam, perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasaran dan periklanan di Atlanta. Kemudian, tahun 2016 Moorissa melanjutkan pendidikan S2 jurusan Data Science di Columbia University, di New York.

Perempuan yang hobi melukis ini kembali menoreh prestasi, seperti juara 1 ajang Columbia Annual Data Science Hackathon dan juara 1 ajang Columbia Impact Hackathon.

Salah Satu Perempuan Berprestasi di Bidang STEM

Gambar Moorissa Tjokro semasa kuliah (Foto: Akurat.co)

Kecintaannya akan matematika dan aljabar mendorongnya untuk terjun lebih dalam ke dunia STEM, sebuah bidang yang masih jarang ditkuni perempuan. Ia juga beruntung bahwa keluarga mendukung keinginannya untuk terjun ke dunia sains, yang melihat prestasi gemilangnya pada bidang tersebut.

“Tapi sebenarnya yang bikin aku benar-benar tertarik untuk ke dunia ini adalah ayahku, karena aku benar-benar, (beranjak dewasa melihat Ayah sebagai inspirasi terbesar dalam hidupku). Dia seorang insinyur elektrik dan entrepreneur, aku bisa ngeliat kalau teknik-teknik insinyur, itu benar-benar fun, penuh tantangan, dan itu aku suka,” ujar Moorissa.

Mengingat masih jarang perempuan yang terjun ke dunia STEM, Moorissa melihat kurangnya panutan perempuan dalam dunia STEM sebagai tantangan terbesar. Hal ini menyebabkan kurangnya motivasi terhadap perempuan untuk mencapai posisi eksekutif, khususnya di dunia teknologi dan otomotif.

Meskipun sudah bekerja di perusahaan otomotif terbesar di dunia, Moorissa memiliki cita-cita membangun yayasan yang bertujuan untuk memberantas kemiskinan Indonesia.

Berawal dari Teman yang Mengirimkan Resumenya

Gambar Moorissa Tjokro (Foto: Akurat.co)

Moorissa Tjokro merupakan sosok di balik kecanggihan mobil Tesla. Perempuan ini berprofesi sebagai Autopilot Software Engineer untuk Tesla di San Francisco, California, yang bertugas untuk computer vision atau bagaimana mobil tersebut dapat mendeteksi lingkungan sekitarnya.

"Apa ada mobil di depan kita? Tempat sampah di kanan kita? Dan juga, gimana kita bisa bergerak atau yang namanya control and behavior planning, untuk ke kanan, ke kiri, maneuver in a certain way (manuver dengan cara tertentu.red),” ujar Moorissa Tjokro, saat melakukan wawancara dengan VOA.

Perempuan kelahiran 1994 ini bekerja untuk Tesla sejak Desember 2018 silam. Sebelum menjadi Autopilot Software Engineer, Moorissa adalah seorang Data Scientist, yang juga menangani perangkat lunak mobil.

Awal mula bisa bergabung dengan Tesla karena dua tahun lalu seorang temannya magang di sana dan mengirimkan resumenya kepada tim, lalu pihak Tesla lanjut menghubungi untuk proses interview hingga akhirnya bisa seperti sekarang ini.

Bekerja 60-70 Jam Seminggu hingga Difasilitasi Tesla

Gambar Moorissa Tjokro bersama rekan-rekan kerjanya (Foto: harianaceh.co.id)

Sehari-harinya, ia bertugas untuk mengevaluasi perangkat lunak autopilot, melakukan pengujian terhadap kinerja mobil, dan mencari cara untuk meningkatkan kinerjanya. Sebagai karyawan, Moorissa juga memperoleh mobil Tesla sebagai fasilitas perusahaan yang bisa ia gunakan sehari-hari.

“Kita pengin banget, gimana caranya bisa membuat sistem itu seaman mungkin. Jadi sebelum diluncurkan autopilot software-nya, kita selalu ada very rigorous testing (pengujian yang sangat ketat), yang giat dan menghitung semua risiko-risiko agar komputernya bisa benar-benar aman untuk semuanya,” jelas Moorissa.

Fitur Full-Self-Driving merupakan salah satu proyek terbesar Tesla dan tingkat tertinggi dari sistem autopilot, di mana pengemudi tidak perlu lagi menginjak pedal rem dan gas. Moorissa mengaku bahwa proses penggarapan fitur ini benar-benar susah dan telah memakan jam kerja yang sangat panjang, khususnya untuk tim autopilot yang mencapai 60-70 jam seminggu.

Ia mengaku bahwa selama ini belum pernah berinteraksi dengan sang CEO Elon Musk, namun banyak pekerjaan khusus yang Moorissa serahkan langsung kepadanya.

Baca Juga: Kisah Jan Koum, Pendiri WhatsApp yang Pernah Menjadi Gelandangan

Follow Your Heart

Gambar Moorissa Tjokro (Foto: githubusercontent.com)

Moorissa berpesan bahwa untuk meraih cita-cita dalam bidang apa pun, “follow your heart” atau ikuti kata hati. Walaupun banyak orang yang tidak setuju atau berpikir bahwa keputusan kita bukan yang terbaik, kita harus mengikuti kata hati, sebab tidak mungkin menyesal nantinya. Dan ketika kita tahu apa yang kita suka, sebesar-besarnya tikungan, jalan, atau pegunungan, ada sedikit semangat untuk menekuni bidang tersebut.

Kisah Moorissa Tjokro, Wanita Indonesia di Balik Kecanggihan Mobil Tesla

Sobat Zona, menjadi orang yang sukses dan berhasil memang tidak mudah, banyak sekali rintangan yang terus menghadang. Seperti kata Moorissa Tjokro, harus mengikuti kata hati walaupun banyak yang menentangnya, dengan begitu kita tidak akan menyesalinya.

Semoga ulasan ini bermanfaat untuk Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti update informasi seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan dengan mengaktifkan notifikasi website Zona Mahasiswa. Sampai jumpa!

Baca Juga: Berada di Titik Terendah Kehidupan, Berikut Cerita Sukses Elon Musk Pendiri Tesla

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150